Kota Palangkaraya, ibu kota Kalimantan Tengah, terendam banjir. Banjir tahunan itu merupakan luapan dari sungai.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS – Banjir dari hulu Sungai Kahayan tiba di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Banjir tahunan itu merendam ratusan rumah di ibu kota Provinsi Kalteng tersebut, warga mulai mengungsi bahkan ada yang dievakuasi.
Banjir sebelumnya melanda beberapa wilayah di Kabupaten Gunung Mas dan Pulang Pisau. Banjir tersebut terjadi lantaran luapan Sungai Kahayan. Sungai sepanjang 658 kilometer itu melintasi setidaknya lima kabupaten, antara lain Kabupaten Murung Raya, Gunung Mas, Pulang Pisau, sebagian wilayah Kapuas, dan Kota Palangkaraya.
Banjir yang terjadi di hulu beberapa waktu lalu di wilayah hulu Minggu (10/3/2024) tiba di Kota Palangkaraya. Sungai Kahayan meluap hingga ke permukiman warga. Dari pantauan Kompas, air luapan Sungai Kahayan mulai membanjiri sejumlah akses jalan dan ratusan rumah di Kelurahan Langkai, Kelurahan Palangka, dan sebagian Kelurahan Bukit Batu.
Rusmidawaty (46), warga Jalan Arut, Kota Palangkaraya, mengungkapkan, air sudah meluap sejak Minggu dini hari. Air meluap meski tak ada hujan turun.
”Sudah tiap tahun begini, kadang bisa dua sampai tiga kali banjir dalam setahun,” ungkap Rusmidawaty.
Rumah Rusmidawaty terendam dengan ketinggian air mencapai 40 sentimeter (cm). Padahal, rumah panggung miliknya sudah dibuat tinggi, hampir satu meter dari tanah. ”Kalau tambah tinggi nanti mengungsi ke rumah keluarga di atas (wilayah yang lebih tinggi),” katanya.
Pada Minggu dini hari, tim dari Kelurahan Langkai dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangkaraya mengevakuasi warga lansia yang terdampak banjir. Lurah Langkai Sri Wanti menjelaskan, pihaknya menerima laporan dari petugas di lapangan terkait banjir dan memohon bantuan perahu untuk mengevakuasi warga lansia karena rumahnya terendam banjir.
”Setelah berkoordinasi, kami menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk evakuasi. Kami melakukan evakuasi karena warga itu dalam keadaan sakit.” ungkap Sri.
Sri menambahkan, saat dievakuasi banjir sudah hampir mencapai satu meter dan memenuhi ruangan rumah warga lansia tersebut. Warga lansia itu kemudian dievakuasi dan dibawa ke tempat pengungsian sementara dan saat ini dalam pemeriksaan tenaga kesehatan dari puskesmas terdekat. ”Kondisinya kedinginan saat kami evakuasi,” ujarnya.
Sudah tiap tahun begini, kadang bisa dua sampai tiga kali banjir dalam setahun.
Saat ini, lanjut Sri, pihaknya sedang menyiapkan posko pengungsian untuk warga Langkai yang terdampak banjir. Posko itu nanti akan dilengkapi dengan dapur umum juga petugas kesehatan untuk memeriksa para pengungsi banjir.
”Kami biasanya menggunakan ruang kelas SDN 1 Langkai sebagai tempat beristirahat sementara untuk mengungsi,” ungkapnya.
Dari data Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalteng, selain di Kota Palangkaraya, banjir melanda juga di Kabupaten Barito Selatan, Pulang Pisau, Murung Raya, dan Kabupaten Gunung Mas.
Kepala Pelaksana BPBPK Provinsi Kalteng Ahmad Toyib menambahkan, total dari lima kabupaten yang terdampak banjir, terdapat delapan kecamatan dengan total 30 desa dan kelurahan terendam banjir.
Dari data yang sama, kata Toyib, setidaknya 5.968 keluarga dengan total 18.760 orang terdampak banjir setidaknya 19 keluarga mengungsi, dengan total 73 orang. Mereka yang mengungsi menggunakan posko dan fasilitas negara yang disiapkan petugas.
”Yang mengungsi juga ada di Pulang Pisau, di Kecamatan Sebangau Kuala, tepatnya di lima desa. Petugas terus lakukan pemantauan ke sana juga,” ungkap Toyib.