Pusat Pelatihan Paralimpiade Senilai Rp 409 Miliar Dibangun di Karanganyar
Presiden Jokowi meresmikan dimulainya pembangunan Pusat Pelatihan Paralimpiade. Prestasi jadi tujuan.
Oleh
NINA SUSILO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pusat Pelatihan Paralimpiade senilai Rp 409 miliar mulai dibangun di Karanganyar, Jawa Tengah, dan diharapkan rampung tahun ini. Fasilitas tersebut diharapkan dapat meningkatkan prestasi atlet-atlet paralimpiade Indonesia.
”Gagasan ini sebetulnya sudah lama. Dan, alhamdulillah bisa kita eksekusi pada tahun ini dan insya Allah akan selesai tahun ini,” kata Presiden Joko Widodo saat memberikan sambutan pada peresmian pembangunan Pusat Pelatihan Paralimpiade atau Paralympic Training Center di Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah, Jumat (8/3/2024).
Hadir pada peletakan batu pertama Pusat Pelatihan Paralimpiade ini, antara lain, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo, dan Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Agus Subiyanto.
Selain itu juga Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana, Penjabat Bupati Karanganyar Timotius Suryadi, Ketua Umum National Paralympic Committee (NPC) Indonesia Senny Marbun, dan Staf Khusus Presiden Angkie Yudistia.
Pusat pelatihan ini dibangun di atas lahan seluas 80.000 meter persegi dengan anggaran Rp 409 miliar. Fasilitas ini akan dilengkapi gedung olahraga, asrama dengan dua menara berlantai lima dan berkapasitas 188 kamar, serta berbagai fasilitas olahraga, seperti kolam renang dan lapangan atletik.
Kepala Negara pun memerinci beberapa detail di fasilitas tersebut. ”Di GOR-nya akan dilengkapi dengan kolam renang utama, kolam recovery, ada yang untuk boccia, untuk menembak, untuk tenis meja, untuk badminton dan ruang multifungsi. Ada lapangan sepak bola, lintasan atletik 400 meter, 8 lintasan lari 100 meter, ada lintasan lompat jauh, untuk tolak peluru, dan loncat tinggi, komplet semuanya,” tutur Presiden Jokowi.
Sarana olahraga ini dibangun dengan standar internasional bagi para atlet penyandang disabilitas. Lokasinya pun di Karanganyar, dekat Gunung Lawu, dan berhawa sejuk. Hal ini dinilai ideal untuk berlatih.
Oleh karena itu, Presiden berharap pusat pelatihan ini dapat membantu atlet paralimpiade Indonesia mencapai prestasi yang lebih tinggi. ”Saya harap training center untuk atlet-atlet paralimpiade ini nantinya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk berlatih, memotivasi, dan akan kita semuanya giat berlatih mencetak prestasi yang lebih baik,” ujarnya.
Pembangunan pusat latihan ini sudah dijanjikan sejak sebelum ASEAN Para Games 2023. Saat meninjau persiapan para atlet yang akan bertanding, awal Mei 2023, Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo kala itu sempat menjanjikan pembangunan pusat latihan dimulai tiga bulan kemudian atau sekitar Agustus 2023. Akhirnya, pembangunan baru dimulai Maret 2024 ini.
Ikon monumental
Sebelumnya, dalam kunjungan kerja di Karanganyar, Presiden Jokowi juga menunaikan shalat jumat di Masjid Agung Madaniyah. Kepala Negara sekaligus meresmikan masjid tersebut.
Bupati Karanganyar periode 2013-2023 yang juga menjabat sebagai Ketua Takmir Masjid Madaniyah, Juliyatmono, menyampaikan rasa syukur atas kehadiran Presiden Jokowi yang berkenan shalat jumat sekaligus meresmikan masjid tersebut.
Masjid Agung Madaniyah didesain dengan inspirasi dari Masjid Nabawi di Madinah. Masjid dibangun dari tahun 2019 hingga 2021 dengan anggaran sebesar Rp 101 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Karanganyar. ”(Pembiayaan) dari APBD murni sehingga ini milik rakyat Karanganyar,” kata Juliyatmono.
Juliyatmono pun berharap keberadaan Masjid Agung Madaniyah tidak hanya menjadi pusat ibadah yang makmur, tetapi juga ikon monumental di Karanganyar.