Banjir di Kabupaten Sintang melumpuhkan aktivitas warga. Ketinggian banjir mencapai hingga dua meter.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Banjir melanda daerah hulu Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, 6-7 Maret 2024, menyebabkan aktivitas warga lumpuh dan kegiatan belajar-mengajar di sekolah diliburkan. Warga membutuhkan bantuan pangan dan tenda.
Banjir dipicu hujan lebat sepanjang Rabu (6/3/2024) di Kecamatan Serawai dan Kecamatan Ambalau di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Ketinggian banjir mencapai hingga 2 meter.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalbar, banjir merendam lima desa pada dua kecamatan. Sebanyak 410 keluarga atau 1.640 jiwa dan 410 rumah terdampak banjir (Kompas.id, 7/3/2024).
Camat Serawai A Nopeka Kusnadi menuturkan, banjir yang masih menggenangi Kecamatan Serawai hingga Kamis (7/3/2024) berdampak meluas. Aktivitas warga lumpuh karena akses terganggu. Kegiatan belajar-mengajar dihentikan sementara dan aktivitas di kawasan Pasar Serawai juga terganggu.
”Sekolah-sekolah ada yang diliburkan, yaitu dua SD dan ada TK di Nanga Serawai, ibu kota Kecamatan Serawai,” ujar Nopeka.
Beberapa akses jalan di ibu kota Kecamatan Serawai juga masih belum bisa dilintasi hingga Kamis siang. Jalan yang tergenang banjir menghubungkan antara pusat kota Kecamatan Serawai dan dua desa akibat meluapnya sejumlah sungai, antara lain Sungai Serawai, Sungai Gilang, dan Sungai Ambalau.
Dari laporan anggota staf Kecamatan Serawai di lapangan, ada delapan desa di Serawai yang terdampak banjir cukup parah. Kemudian yang terdampak sedang, delapan desa. Kondisi air masih bertahan. Ada 14 fasilitas umum terdampak.
Anggota staf di lapangan membagikan makanan kepada masyarakat. Makanan disumbangkan oleh para dermawan di wilayah itu. Korban banjir masih membutuhkan bantuan makanan dan minuman serta tenda.
Sejauh ini, sebagian warga menumpang di rumah kerabat. Sementara yang bertahan di rumah berpindah ke di lantai dua.
”Mudah-mudahan tidak hujan lagi. Kalau tidak hujan, biasanya sore sudah surut,” ujar Nopeka.
Kepala SMA Negeri 01 Serawai Plaun Suka menuturkan, pada Kamis pagi siswa dipulangkan karena air sudah masuk ke dalam kelas. Selain itu, siswa ada yang tidak bisa berangkat ke sekolah karena akses dari rumah siswa menuju ke sekolah tergenang banjir.
”Guru juga ada yang izin tidak bisa masuk karena rumah mereka tergenang banjir,” ujar Plaun.
Sementara itu, banjir di Kecamatan Ambalau dilaporkan sudah surut. Menurut Pastor Paroki St Maria Tanpa Noda Ambalau, Markus Soje, pada Kamis siang, banjir di Nanga Kemangai, ibu kota Kecamatan Ambalau, sudah surut. Kecamatan Ambalau terletak di hulu Kecamatan Serawai.
Kepala BPBD Kabupaten Sintang Abdul Syufiadi menuturkan, BPBD Kabupaten Sintang telah mendapat informasi dari warga terkait tersebut. Banjir disebutnya akibat curah hujan tinggi.
Abdul sudah memerintahkan jajarannya untuk berkoordinasi dengan pihak kecamatan untuk memantau perkembangan banjir. Menurut Abdul, ketika di hulu banjir, di hilir biasanya ikut terdampak. Di Kota Sintang yang merupakan ibu kota Kabupaten Sintang mulai terjadi kenaikan debit air meski belum signifikan.
BPBD juga sudah siap mengantisipasi jika sewaktu-waktu ada kiriman air dari wilayah hulu. Oleh sebab itu, status tanggap darurat bencana banjir, puting beliung, dan tanah longsor diperpanjang sampai 30 hari ke depan tepatnya hingga 30 Maret.