Lebaran, 16.000 Lebih Tiket Kereta Relasi Malang Sudah Terjual
Jumlah tiket kereta api jarak jauh untuk masa angkutan Lebaran 1445 H dari dan ke Malang terpesan 16.046 lembar.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Kurang dari sepekan jelang Ramadhan, jumlah tiket kereta api jarak jauh untuk masa angkutan Lebaran 1445 H dari dan ke Malang, Jawa Timur, telah terpesan 16.046 lembar. H-5 hingga H-3 Lebaran menjadi puncak tertinggi arus mudik dari Malang.
Kereta api masih menjadi pilihan utama warga yang ingin pulang kampung saat hari raya. Kementerian Perhubungan memprediksi jumlah pemudik pada Lebaran kali ini lebih banyak dari tahun lalu.
Hasil survei sementara Korps Lalu Lintas Polri, jumlah pemudik tahun ini diproyeksi mencapai 200 juta orang. Jumlah ini naik 6 persen dibandingkan tahun 2023 yang sebanyak 187 juta orang.
Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional (Daop) 8 Surabaya Luqman Arif, Selasa (5/3/2024), mengatakan, hingga 4 Maret jumlah tiket yang sudah terpesan untuk arus mudik mencapai 10.653 lembar dan tiket arus balik 6.593 lembar.
”Saat ini tiket yang dijual adalah perjalanan kereta reguler. Total ada 45 kereta regular jarak jauh dengan jumlah tempat duduk di Daop 8 sebanyak 26.250 buah, termasuk 4.840 buah kursi dari Malang setiap harinya,” ujarnya.
Untuk arus mudik, keberangkatan penumpang tertinggi dari Malang terjadi pada 5-7 April. Untuk waktu tersebut ada 5.102 tiket yang sudah terpesan. Sebaliknya, untuk arus balik, dari 6.593 tiket yang terpesan, sebagian besar calon penumpang pesan untuk keberangkatan pada 13-15 April dengan total 3.599 tiket.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, sejumlah kota yang menjadi tujuan masyarakat, antara lain, Jember dan Banyuwangi dengan Kereta Tawangalun, Jakarta (KA Jayabaya dan Matarmaja), serta Bandung (KA Malabar).
KAI, kata Luqman, memberlakukan pemesanan tiket Lebaran mulai H-45 keberangkatan atau 15 Februari lalu. Guna menghindari proses pemesanan yang padat pada aplikasi Access by KAI, telah diterapkan sistem antrean pada aplikasi yang dimaksud.
Disinggung soal rencana penambahan kereta, menurut Luqman, hingga kini belum ada keputusan terkait jumlah kereta tambahan yang akan dioperasikan untuk membantu kelancaran angkutan Lebaran. Pada masa Lebaran 2023, berdasarkan catatan Kompas, KAI Daop 8 menyediakan delapan kereta tambahan, tiga di antaranya melayani rute ke Malang. ”Rencana operasi (Lebaran 2024) belum diputuskan,” ucapnya.
Dihubungi secara terpisah, Djoko Setijowarno dari Masyarakat Transportasi Indonesia menilai, kereta api tetap menjadi moda transportasi pilihan masyarakat untuk mudik Lebaran. Apalagi, saat ini kondisinya jauh lebih baik dibandingkan beberapa tahun lalu yang masih pandemi.
”Saat ini masyarakat yang ingin menggunakan kereta cukup tinggi animonya. Apalagi, saat Lebaran animo pengguna kereta lebih tinggi dibanding moda transportasi lainnya. Pasalnya, layanan kereta makin membaik meski kecelakaan pernah terjadi. Masyarakat masih menggunakan kereta karena kenyamanan dan ketepatan waktu,” ujarnya.
Pada kesempatan ini, Djoko juga menyinggung soal mudik gratis yang jadi bagian dari angkutan Lebaran. Langkah itu semestinya tidak hanya diberikan kepada masyarakat mampu, tetapi juga kepada warga prasejahtera lantaran mereka juga membutuhkan pulang kampung sekali dalam setahun.
Masyarakat masih menggunakan kereta karena kenyamanan dan ketepatan waktu.
Sejauh ini mudik gratis tidak hanya dilakukan oleh pemerintah pusat, tetapi juga oleh pemerintah daerah, seperti Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah dengan tujuan ke kota-kota lokal. Sementara di Jawa, banyak daerah yang telah menyelenggarakan.
Meski demikian, yang menarik, kata Djoko, apa yang dilakukan di Palembang, Sumatera Selatan, bisa dicontoh daerah lain. Mereka tidak hanya melayani mudik gratis ke kota lokal, tetapi juga antarpulau. Ini penting karena sebentar lagi ada Ibu Kota Nusantara sehingga banyak orang dari luar pulau terlibat di sana dan ingin mudik saat Lebaran.
”Untuk pendaftaran, seharusnya mudik gratis yang dilakukan oleh pusat dilakukan di satu tempat saja secara online di Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Sebab, pengalaman tahun-tahun lalu banyak ditemukan bus-bus yang kosong karena masyarakat mendaftar lebih dari satu titik,” ucapnya.