Kalsel Siapkan Pasar Murah Menjelang Ramadhan dan Lebaran
Pasar murah disiapkan untuk menjamin ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga bahan pokok di Kalimantan Selatan.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Kenaikan harga pangan di awal tahun ini berpotensi berlanjut hingga memasuki bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menyiapkan pasar murah di 13 kabupaten/kota untuk menjamin ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga.
Kepala Dinas Perdagangan Kalsel Sulkan menyebutkan, harga sejumlah bahan kebutuhan pokok telah naik sebelum bulan puasa karena tingginya permintaan. Kondisi yang demikian terutama terjadi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Hulu Sungai Utara.
Pada akhir Februari lalu, operasi pasar selama tiga hari digelar di dua kabupaten tersebut. Dalam operasi pasar dijual berbagai bahan pokok, antara lain beras, gula pasir, minyak goreng, tepung terigu, telur ayam, daging sapi, daging ayam ras, ikan segar, bawang merah, cabai rawit, cabai merah keriting, dan elpiji 3 kilogram.
”Menjelang Ramadhan dan hari raya Lebaran, kami juga menyiapkan kegiatan pasar murah, yang nanti akan digelar di semua kabupaten/kota. Kami menggelarnya satu kali di setiap kabupaten/kota. Jadi, akan ada 13 titik pasar murah di Kalsel,” katanya di Banjarmasin, Senin (4/3/2024).
Menurut Sulkan, kegiatan pasar murah dibedakan dari kegiatan operasi pasar. Pasar murah digelar untuk menekan lonjakan harga bahan pokok akibat tingginya permintaan masyarakat pada bulan puasa dan Lebaran, sedangkan operasi pasar digelar dalam upaya pengendalian inflasi di kabupaten/kota pemantauan indeks harga konsumen.
Dalam kegiatan pasar murah, harga jualnya tidak disubsidi pemerintah daerah seperti halnya dalam operasi pasar. Meskipun demikian, warga tetap akan mendapatkan harga yang lebih terjangkau karena harga jualnya adalah harga distributor. Selisih harganya rata-rata Rp 2.000 per satuan.
”Pasar murah ini diharapkan bisa membantu masyarakat memenuhi kebutuhannya di bulan puasa dan hari raya. Dengan harga distributor, maka masyarakat tetap akan mendapatkan bahan pokok dengan harga relatif lebih rendah dari harga di pasar,” katanya.
Sulkan memastikan ketersediaan pasokan bahan pokok di Kalsel mencukupi untuk kebutuhan masyarakat pada bulan puasa dan Lebaran. ”Berdasarkan laporan dan pemantauan harian, stoknya sangat cukup dan harganya juga masih relatif terkendali meskipun ada kenaikan,” ujarnya.
Pantauan harga bahan pokok terkini di aplikasi Dedikasi Baiman milik Pemerintah Kota Banjarmasin menunjukkan sejumlah komoditas di Pasar Sentra Antasari mengalami kenaikan harga pada Senin (4/3/2024). Sebagai contoh, harga beras premium kemasan 5 kilogram naik Rp 2.000 menjadi Rp 87.000 per zak, bawang merah naik Rp 2.000 menjadi Rp 30.000 per kg, cabai rawit naik Rp 5.000 menjadi Rp 90.000 per kg, dan daging ayam naik Rp 8.000 menjadi Rp 35.000 per kg.
Kepala Bidang Penguatan dan Pengembangan Perdagangan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Banjarmasin Faisal Akly mengatakan, pihaknya sudah menggelar pasar murah di kelurahan-kelurahan sejak beberapa waktu lalu. Kegiatan ini menjadi salah satu upaya pemerintah kota untuk mengimbangi lonjakan harga bahan pokok, terutama beras, di pasar.
”Pasar murah akan terus digelar hingga memasuki bulan puasa dan Lebaran. Kegiatan ini memang disiapkan untuk menjangkau 52 kelurahan yang ada di Kota Banjarmasin,” katanya.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor dalam Rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Kalsel di Banjarmasin, Jumat (1/3/2024), mengingatkan, tantangan dalam pengendalian inflasi bukan hanya lonjakan harga pangan saat ini, melainkan juga lonjakan harga menjelang bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri.
”Saya mengimbau agar pelaksanaan pasar murah, khususnya di bulan Ramadhan, dapat diintensifkan untuk menjaga ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga. Jangan sampai masyarakat Kalsel kesulitan memenuhi kebutuhan pokoknya, terutama menjelang Ramadhan dan Idul Fitri,” katanya.
Dalam kegiatan pasar murah, harga jualnya tidak disubsidi pemerintah daerah seperti halnya dalam operasi pasar.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalsel Wahyu Pratomo mengatakan, hari-hari ini dan ke depan, masyarakat Indonesia dihadapkan pada permasalahan harga pangan, termasuk beras. Dengan memperhatikan tantangan itu, diperlukan upaya lebih kuat dalam pengendalian inflasi. Inflasi Kalsel pada 2024 diharapkan terkendali dan berada dalam rentang sasaran target 2,5 plus minus 1 persen.
”Sejumlah BUMD (badan usaha milik daerah) di level kabupaten/kota yang telah berjalan perlu terus dioptimalkan. Ke depan, kami melihat peran strategis BUMD pangan dalam pengendalian inflasi, terutama untuk menekan sisi distribusi,” ujarnya.