Di Luar Perkiraan, Harga Cabai Penyumbang Terbesar Inflasi di Sumbar
Pangan murah akan digelar di 19 kabupaten/kota Sumbar untuk menekan harga komoditas pemicu inflasi.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Kenaikan harga cabai merah penyumbang terbesar inflasi di Sumatera Barat pada Februari 2024. Tim Pengendalian Inflasi Daerah atau TPID Sumbar segera menggelar pangan murah di 19 kabupaten/kota mulai 7 Maret.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Februari 2024, inflasi Sumbar mencapai 3,32 persen secara tahun ke tahun (yoy) dan 1,17 persen secara bulan ke bulan (mtm). Inflasi Sumbar lebih tinggi dibanding inflasi nasional sebesar 2,75 persen yoy dan 0,37 persen mtm.
”Terus terang ini di luar ekspektasi kami. Tadinya, kami masih memperkirakan maksimum (inflasi) hanya 3 persen, tetapi ternyata lebih tinggi dari 3 persen. Meskipun demikian, masih dalam rentang sasaran inflasi BI, yaitu 1,50 persen-3,50 persen,” kata Endang Kurnia Saputra, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumbar, Senin (4/3).
Inflasi Sumbar secara tahun ke tahun paling besar dipicu pengeluaran dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 6,84 persen. Komoditas yang dominan menyumbang inflasi adalah cabai merah 0,69 persen, beras 0,34 persen, daging ayam ras 0,18 persen, sigaret kretek mesin 0,17 persen, cabai rawit 0,13 persen, dan lainnya.
Menurut Endang, untuk mengendalikan inflasi ini, TPID Sumbar akan menggelar pangan murah. Kegiatan ini dilaksanakan dinas perdagangan dan dinas ketahanan pangan secara serentak di 19 kabupaten/kota di Sumbar mulai 7 Maret 2024.
”Komoditas yang digelar, antara lain, beras, telur ayam, daging ayam, cabai merah, dan minyak goreng. Satu saja harapannya (terhadap gelar pangan murah ini) agar harga dapat dikendalikan,” ujar Endang.
Endang melanjutkan, berdasarkan data dari berbagai sumber yang dihimpun BI, kenaikan harga pangan yang memicu inflasi ini memang disebabkan kurangnya suplai dan menurunnya panen.
”Namun, jangan khawatir, insya Allah pasca-Lebaran terjadi puncak panen padi. Data dari Kementerian Pertanian, bakal ada 4,92 juta ton beras (pada April 2024),” katanya.
Masih tinggi
Pantauan di Pasar Raya Padang, harga sejumlah komoditas pangan masih tinggi. Harga beras kualitas terbaik Rp 17.000-Rp 17.500 per kilogram dan menengah Rp 15.000-Rp 16.500 per kilogram. Harga itu naik Rp 500-Rp 2.000 per kg dibandingkan dengan bulan lalu.
Harga cabai merah berkisar Rp 68.000-Rp 70.000 per kg. Harganya memang turun dibanding empat hari lalu yang mencapai Rp 76.000-80.000 per kg. Namun, harga itu masih tergolong tinggi dan belum stabil.
”Harga cabai mulai naik sekitar Februari setelah pemilu (14 Februari). Sebelumnya Rp 60.000-65.000 per kg. Setelah pemilu, harganya naik. Kami menjual paling tinggi Rp 76.000 per kg, sedangkan pedagang lain sampai Rp 80.000 per kg,” kata Anto (62), pedagang di Pasar Raya Padang.
Menurut Anto, harga tersebut bisa saja naik kembali karena pasokan menjelang Ramadhan ini susah diprediksi. Penurunan harga beberapa hari ini karena adanya pasokan cabai dari Pulau Jawa.
”Bisa jadi sekarang turun, besok naik lagi, kondisinya belum stabil,” ujarnya.
Selain beras dan cabai, harga telur di Pasar Raya Padang juga melonjak. Ayub (54), pedagang, mengatakan, harga telur ayam naik menjadi Rp 54.000 per rak. Padahal, sepekan lalu harganya masih Rp 48.000 per rak. Satu rak setara 30 butir.
”Permintaan telur sedang naik. Harganya tergantung daya beli. Kalau daya beli kuat, masih bisa naik harganya,” kata Ayub.