Menjelang Ramadhan, Operasi Pasar Beras Dijanjikan Bakal Gencar di Surabaya Raya
Harga beras di Surabaya Raya berpotensi masih akan naik mendekati bulan puasa.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Operasi pasar beras di Surabaya Raya, meliputi Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, akan lebih diintensifkan menjelang Ramadhan. Tujuannya, menjamin ketersediaan barang sehingga mudah diperoleh di masyarakat. Harapannya, langkah itu dapat mencegah fluktuasi harga tinggi pemicu inflasi pangan.
Pemimpin Cabang Bulog Subdivisi Regional Surabaya Utara Sugeng Hardono mengatakan, saat ini stok cadangan beras pemerintah di gudang Buduran, Sidoarjo, mencapai 30.000 ton. Stok beras itu cukup memenuhi kebutuhan operasi pasar atau stabilisasi harga di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik.
”Stok di gudang saat ini lebih dari 30.000 ton beras. Stok itu akan bertambah seiring masuknya beras dari mitra, termasuk gapoktan (gabungan kelompok tani). Terlebih, awal Maret 2024 diprediksi sejumlah daerah mulai panen,” ujar Sugeng, Selasa (27/2/2024).
Sugeng meminta masyarakat tidak perlu khawatir, apalagi sampai memborong beras besar-besaran. Bulog berupaya menjamin ketersediaan beras dengan menjaga kelancaran pasokan ke pedagang pasar, ritel modern, serta toko-toko mitra, seperti Rumah Pangan Kita (RPK).
Bahkan, Bulog berencana menambah volume penjualan beras melalui beragam rantai penjualan tersebut agar lebih mudah diakses masyarakat. Selain itu, kebijakan penambahan volume penjualan beras dan intensifikasi operasi pasar menjadi salah satu strategi menjaga stabilitas harga beras di pasaran.
Sugeng menambahkan, untuk stabilisasi harga, pihaknya bekerja sama dengan pemerintah kota Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik. Kerja sama itu bisa melalui dinas perindustrian dan perdagangan dalam kegiatan operasi pasar, pasar murah, atau bazar Ramadhan.
Selain itu, kerja sama dilakukan dengan dinas pertanian dan pangan dalam kegiatan Gerakan Pangan Murah. Menurut Sugeng, rata-rata permintaan beras dari masing-masing pemda mencapai 200-300 ton sebulan.
Adapun sasaran kegiatan stabilisasi harga adalah konsumen langsung, yakni rumah tangga. Pemasaran beras Bulog kualitas medium tersebut dilakukan di pasar-pasar milik pemda dan pedagang pengecer, termasuk RPK. Saat ini terdapat sekitar 1.000 RPK mitra Bulog di Surabaya Raya.
Beras Bulog kualitas medium atau yang dikenal dengan beras Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP) dijual Rp 51.500 per kemasan 5 kg. Adapun beras premium dijual mulai Rp 69.000 per kemasan 5 kg. Beras kualitas medium dan premium produksi Bulog saat ini juga sudah dipasarkan di ritel modern.
Sementara itu, harga beras di sejumlah pasar tradisional di Sidoarjo rata-rata mencapai Rp 15.750 per kg atau Rp 78.750 per kemasan 5 kg. Adapun beras kualitas medium rata-rata dijual Rp 11.875 per kg atau Rp 59.375 per kemasan 5 kg.
Harga beras premium di Pasar Larangan Sidoarjo, misalnya, mencapai Rp 16.000 per kg atau di atas rata-rata harga beras di daerah tetangga Surabaya ini. Namun, untuk beras medium harganya Rp 10.900 per kg atau lebih rendah dari harga rata-rata. Hal itu terjadi karena peminat beras premium lebih tinggi dibandingkan beras medium.
”Harga beras ini diprediksi masih akan naik karena permintaan tinggi mendekati bulan puasa,” kata Rochati (55), salah satu pedagang beras di Pasar Larangan
Terkait fluktuasi harga beras menjelang bulan puasa, Tim Satgas Pangan dari Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jatim akan memantau secara rutin ke pasar tradisional, ritel modern, gudang bulog, dan distributor.
”Saya mengimbau kepada masyarakat, beli secukupnya, tidak usah panik, tidak usah berlebihan. Stok bulog cukup banyak, jadi tidak perlu khawatir. Sampai Lebaran nanti tersedia,” ucap Kepala Bidang Humas Polda Jatim Komisaris Besar Dirmanto.
Kepala Subdirektorat Industri Perdagangan dan Produksi di Ditreskrimsus Polda Jatim Ajun Komisaris Besar Oki Ahadian Purwono mengatakan, seluruh personel Satgas Pangan Jatim telah mengawasi peredaran beras dalam dua minggu terakhir. Hasilnya, beras SPHP tersedia di pasar dan ritel modern sesuai harga eceran tertinggi.
”Sampai saat ini, khusus beras SPHP bulog, belum ada pelanggaran. Tetapi, tetap kami akan awasi, dari distribusi sampai proses penjualan ke konsumen,” tegas Oki.
Satgas Pangan Jatim akan terus bersinergi dengan instansi terkait, seperti Bulog, dinas pertanian, serta disperindag provinsi dan kabupaten, untuk mengawasi distribusi beras SPHP guna mencegah penyimpangan atau penyelewengan.