logo Kompas.id
NusantaraBahasa ”Walikan” Malang, dari ...
Iklan

Bahasa ”Walikan” Malang, dari Alat Perjuangan hingga Masuk Dunia Intelektual

Berawal dari sandi untuk mengelabui penjajah, bahasa ”walikan” di Malang terus berkembang menjadi bahasa pergaulan.

Oleh
DEFRI WERDIONO
· 7 menit baca
Sebuah spanduk berbunyi ”Tamales Oket/Selamat Datang–Uklam Tahes 111–Merajut Kenangan, Merajut Seduluran” tertambat di pintu gerbang SMAN 1 Malang pada Kamis (22/2/2024) lalu.
KOMPAS/DEFRI WERDIONO

Sebuah spanduk berbunyi ”Tamales Oket/Selamat Datang–Uklam Tahes 111–Merajut Kenangan, Merajut Seduluran” tertambat di pintu gerbang SMAN 1 Malang pada Kamis (22/2/2024) lalu.

Warga Malang di Jawa Timur memiliki bahasa pergaulan yang khas dengan membalik susunan huruf pada suatu kata. Bahasa gaul yang lazim disebut sebagai boso walikan itu berkembang sejak era perjuangan kemerdekaan, dan hingga kini diusulkan menjadi warisan budaya tak benda dunia.

Sebuah spanduk berbunyi ”Tamales Oket/Selamat Datang–Uklam Tahes 111–Merajut Kenangan, Merajut Seduluran” tertambat di pintu gerbang SMAN 1 Malang yang berada di pusat kota Malang dalam beberapa hari terakhir.

Editor:
CHRISTOPERUS WAHYU HARYO PRIYO
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000