Waspadai Bencana, Hujan Sedang-Lebat Masih Mengintai DIY
Potensi hujan sedang hingga lebat masih mengintai DIY pada 27-29 Februari. Hujan dapat disertai petir dan angin kencang.
Oleh
MOHAMAD FINAL DAENG
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Hujan berintensitas sedang hingga lebat diprediksi masih melanda sebagian besar wilayah DI Yogyakarta selama tiga hari ke depan. Kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi perlu ditingkatkan.
Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Yogyakarta Warjono, Senin (26/2/2024), menjelaskan, berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer terkini, pihaknya mengidentifikasi adanya sirkulasi siklonik di sekitar perairan utara Australia. Fenomena itu membentuk pola belokan dan perlambatan angin di sebagian besar Pulau Jawa, termasuk wilayah DIY.
Selain itu, suhu muka laut di perairan Jawa terpantau 29-31 derajat celsius atau hangat. Hal ini menambah potensi penguapan air ke atmosfer. Kelembapan udara pun berkisar 60-95 persen atau cukup basah sehingga menyebabkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah DIY.
”Hal itu dapat memicu bencana hidrometeorologi berupa pohon tumbang atau patah, banjir, juga tanah longsor,” ujar Warjono.
Warjono mengungkapkan, potensi hujan sedang hingga lebat masih mengintai DIY selama 27-29 Februari atau tiga hari ke depan. Hujan dapat disertai petir dan angin kencang. Kondisi itu terutama berpeluang terjadi di Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, bagian utara Kabupaten Kulon Progo, dan bagian utara Kabupaten Gunungkidul.
Kebanyakan motor yang jatuh karena melawan arus air di tanjakan. Lebih dari 10 motor yang jatuh karena derasnya air.
Sehari sebelumnya, Minggu (25/2/2024), hujan lebat pada siang hingga sore menimbulkan sejumlah bencana di Sleman. Salah satunya adalah limpasan air deras di Jalan Candi Gebang, Kelurahan Condongcatur, Kecamatan Depok.
Dari beberapa video yang diunggah warga di media sosial, air banjir tampak mengalir deras pada badan jalan yang menurun di daerah padat bangunan tersebut. Sejumlah pengendara motor pun kesulitan menerobos, sebagian bahkan terjatuh dan terseret akibat kencangnya arus air.
Julian (31), penjaga toko sembako di tepi jalan itu, Senin, mengatakan, saat kejadian, air memang mengalir deras di badan jalan. ”Kebanyakan motor yang jatuh karena melawan arus air di tanjakan. Lebih 10 motor yang jatuh karena derasnya air,” ucapnya.
Menurut Julian, selama dua tahun bekerja di daerah itu, kejadian seperti ini baru pertama kali terjadi. Diduga ada saluran drainase yang tersumbat sehingga air melimpas ke badan jalan.
Selain banjir, berdasarkan laporan Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, tercatat sejumlah kejadian pohon tumbang dan atap rumah yang rusak akibat angin kencang di Kecamatan Ngemplak. Selain itu, ada pula longsor di Kecamatan Depok.
Kepala Pelaksana BPBD Sleman Makwan menyatakan, terkait potensi hujan sedang-lebat disertai angin kencang, pihaknya melakukan sejumlah antisipasi. Ini, di antaranya, melakukan pemangkasan pohon yang terlalu rindang agar tak tumbang saat terjadi angin kencang.
Selain itu, masyarakat juga diimbau memperkuat atap rumah, terutama yang terbuat dari seng, galvalum, atau asbes. Ada pula upaya membersihkan saluran drainase dari sampah demi memperlancar jalannya air. Petugas tim reaksi cepat penanggulangan bencana pun disiagakan 24 jam bersama sukarelawan.