Panas di Dapil ”Neraka” Jabar I, Pertarungan Pesohor dan Petahana
Jabar 1 masih menjadi dapil ”neraka”. Pesohor dan petahana bersaing merebut suara warga kota.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
Daerah Pemilihan Jawa Barat I masih menjadi tempat panas. Tujuh kursi diperebutkan 123 calon legislatif.
Meliputi Kota Bandung dengan 1.872.381 pemilih dan Kota Cimahi sebesar 416.734 pemilih, petahana dan pesohor bersaing di sini. Sejauh ini, sejumlah nama baru berhasil unjuk gigi.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Hingga Senin (26/2/2024), Atalia Praratya Kamil dari Partai Golkar menjadi yang terdepan di pemilihan legislatif pertamanya. Istri mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ini meraih 86.242 suara.
Debut penyanyi Melly Goeslaw dari Partai Gerindra juga merdu. Dia artis dengan suara tertinggi di Jabar 1, meraup 27.444 suara.
Atalia dan Melly sejauh ini unggul dari petahana sekaligus pesohor lainnya. Nurul Arifin dari Partai Golkar, misalnya, baru mengumpulkan 23.502 suara. Ada juga Muhammad Farhan dari Partai Nasdem (20.105) hingga politisi PDI-Perjuangan Junico Siahaan (19.943). Namun, ketiganya masih berpeluang maju lagi ke Senayan.
Nasib berbeda dialami Giring Ganesha dari PSI. Eks vokalis band ini sebenarnya meraih suara cukup banyak, yakni 15.392 suara. Hanya saja, jalannya mungkin tidak mulus.
PSI baru meraih 2,69 persen suara. Jumlahnya jauh dari ambang batas perolehan suara di DPR RI, yakni 4 persen. Hal ini kurang lebih serupa dengan yang ia alami di Pemilu 2019.
Di antara persaingan para nama baru dan pesohor, Ledia Hanifa, politisi PKS tetap perkasa. Dia mampu menjaga dukungan dengan meraih suara tertinggi kedua di Jabar 1. Sejauh ini, Ledia mendapatkan 49.232 suara.
Saya pernah bertemu langsung Melly saat tampil bersama para pengamen di salah satu taman Kota Bandung. Pertemuan itu sangat berkesan bagi saya. (Yuni Sumiati)
Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat KPU Jabar Hedi Ardhia mengatakan, Jabar I merupakan satu dari 11 dapil dengan persaingan ketat. Sejumlah caleg punya profil kuat dan berpotensi meraih suara besar.
Ia memaparkan, perhitungan suara di Dapil I hingga Senin (26/2/2024) baru mencapai 5.043 TPS atau 56,13 persen dari total 8.984 TPS. Rekapitulasi suara di tingkat kecamatan untuk Kota Bandung dan Kota Cimahi belum tuntas. Persaingan perolehan suara masih terbuka lebar.
”Hingga Senin, rekapitulasi suara di tingkat kecamatan yang tuntas antara lain Banjar, Depok, dan Indramayu,” papar Hedi.
Modal berharga
Pengamat politik dari Universitas Katolik Parahyangan Pius Sugeng Prasetyo menilai, popularitas menjadi modal berharga bagi para caleg. Modal ini sering kali dimiliki caleg berlatar belakang dunia hiburan. Selain itu, kedekatan dengan pemimpin lokal di daerah tersebut juga berpengaruh.
Modal ini sangat strategis di saat mayoritas pemilih kini kerap mengesampingkan kompetensi di bidang tertentu. Apalagi, perkara pernah bertemu langsung atau tidak dengan caleg bukan lagi yang utama bagi pemilih.
”Caleg publik figur unggul karena lama dikenal masyarakat,” ucap Pius. Keunggulan itu, bahkan dipegang sebelum pemilu dimulai.
Yuni Sumiati (48), guru TK di Kota Bandung, mengaku, hanya mengenal beberapa caleg di Dapil Jabar I. Atalia dan Melly Goeslaw, misalnya, sudah sering ia dengar namanya sebelum pencoblosan.
”Saya pernah bertemu langsung Melly saat tampil bersama para pengamen di salah satu taman Kota Bandung. Pertemuan itu sangat berkesan bagi saya,” ungkap Yuni.
Selain dibantu tim pemenangan atau punya trik khusus, pesohor sudah selangkah lebih maju saat berkontestasi. Peluang menangnya bahkan semakin besar apabila petahana minim prestasi dan jarang kelihatan bersama rakyat.