Anak Meninggal Dunia, Orangtua Wakili Terima Ijazah Wisuda
Wisuda dua lulusan UB diwakili orangtua dan sahabat menuai haru para hadirin. Keduanya meninggal dunia karena sakit.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS — Suasana haru mengiringi prosesi Wisuda Universitas Brawijaya (UB) Periode XI di Gedung Samantha Krida, Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu (24/2/2024). Dua wisudawan yang telah meninggal dunia karena sakit itu diwakili oleh keluarga dan sahabat yang hadir untuk menerima ijazah.
Wafatnya kedua wisudawan dan kehadiran keluarga di tengah prosesi wisuda itu mengundang haru hadirin. Kedua wisudawan bernama Muhammad Rizki Rafiandhika dari Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, dan Prayoga Avrian Wardana dari Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Rafi meninggal dunia tiga pekan lalu, 4 Februari 2023, karena penyakit autoimun. ”Sejak kecil tidak pernah sakit parah, kejadiannya begitu cepat. Empat hari dirawat di rumah sakit, lalu pulang dan berobat jalan, tetapi beberapa hari kemudian mengeluh sakit lagi hingga masuk ICU dan meninggal dunia,” cerita sang ibu, Nunik Sri Andayani. Ia hadir bersama suaminya, Hadi Roseno. Keduanya menerima ijazah Rafi dari Rektor UB Widodo.
Nunik menceritakan anaknya memiliki banyak teman, bahkan mendirikan kafe bersama teman-teman kuliah. Karena sambil bekerja, kuliahnya sempat molor. ”Setelah selesai sidang skripsi, dia bilang, maaf ya ma, tugasku sudah selesai,” kenangnya.
Rafi diterima sebagai mahasiswa Agribisnis Fakultas Pertanian UB angkatan 2014 melalui jalur tanpa tes atau Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri.
Nunik juga menyampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing skripsi Rafi, Rachman Hartono, karena telah membimbing Rafi hingga skripsinya tuntas. Bahkan, ia terus menjalin komunikasi dengan keluarga saat Rafi sakit.
Kakak Rafi, Nizar Rizki Firstyadhika, yang juga turut hadir dalam wisuda ini menuturkan, almarhum merupakan sosok bertanggung jawab, penyayang, dan perhatian dengan keluarga.
”Meskipun anak terakhir, dia tidak pernah manja, justru sangat dewasa dalam menyikapi segalanya. Bahkan, di saat-saat terakhir hidupnya, dia tidak pernah mengeluh kesakitan dan merepotkan kami semua,” ungkap Nizar.
Adapun pengambilan ijazah Prayoga Avrian Wardana diwakili oleh sahabatnya, Wignaya Saraswati, karena orangtua almarhum berhalangan hadir karena gangguan kesehatan.
Prayoga menempuh kuliah pada 2015. Ia berasal dari Banyuwangi. Yoga meninggal dunia pada 29 April 2023 karena sakit radang paru-paru. Semasa kuliah ia juga pernah dirawat karena asam lambung.
Wignaya mengenang rekannya merupakan sosok ceria dalam keseharian. Ia selalu menebar energi positif bagi orang-orang di sekitarnya, gigih, dan penuh semangat untuk meraih cita-cita. Ia juga dikenal sebagai mahasiswa yang sangat menyayangi keluarga dan orang-orang terdekat.
”Kami teman satu angkatan dan bersahabat dekat mulai proses skripsi hingga kelulusan,” kata Wignaya.