Banjir Hanyutkan Rumah hingga Rusak Lahan Pertanian di Sumbawa
Banjir di Kabupaten Sumbawa mengakibatkan dua rumah hanyut dan puluhan hektar sawah rusak.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
SUMBAWA BESAR, KOMPAS — Banjir melanda empat desa di dua kecamatan di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Tidak ada korban jiwa, tetapi bencana alam tersebut menghanyutkan dan merendam rumah warga, merusak jembatan, hingga lahan pertanian.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumbawa Muhammad Nurhidayat dalam keterangan resmi, Kamis (22/2/2024), mengatakan, banjir melanda Desa Kalabeso, Desa Labuhan Burung, dan Desa Jurumapin di Kecamatan Buer serta Desa Marente di Kecamatan Alas.
Menurut Nurhidayat, banjir di kedua wilayah tersebut terjadi pada Rabu (21/2/2024), sekitar pukul 17.00 Wita. Bencana itu dipicu hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi sejak Rabu siang di wilayah hulu dan mengakibatkan sungai meluap.
BPBD Sumbawa mencatat, dua rumah di Desa Jurumapin hanyut terbawa banjir. Sementara sebanyak 170 keluarga atau 648 jiwa terdampak di Kecamatan Buer.
Selain itu, banjir di Buer juga mengakibatkan jembatan penghubung antara Desa Kalabeso dan Labuhan Burung terputus. Begitu juga jembatan penghubung Dusun Marente Loka dan Dusun Beru Marente di Kecamatan Alas.
Nurhidayat menambahkan, banjir juga merusak areal pertanian milik warga sehingga berpotensi gagal panen. Di Kecamatan Buer, areal pertanian yang terdampak banjir mencapai 27 hektar. Sementara di Kecamatan Alas sebanyak 10 hektar.
Sejumlah tanggul di desa-desa terdampak banjir tersebut juga rusak. Seperti tanggul penahan tebing sepanjang 60 meter dan tinggi 4 meter di jembatan penghubung antara Kalabeso dan Labuhan Burung. Demikian juga dengan tanggul di Desa Jurumapin sepanjang 100 meter dan tinggi 3,5 meter.
”Banjir sudah surut. Saat ini fokus pembersihan rumah-rumah warga yang terdampak banjir. Distribusi bantuan makanan dan selimut juga sudah kami lakukan. Warga yang rumahnya hanyut sementara mengungsi ke rumah keluarga,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbawa Rusdianto yang dihubungi secara terpisah.
Terkait dengan kejadian tersebut, kata Rusdianto, Bupati Sumbawa Mahmud Abdullah telah mengeluarkan surat keputusan terkait perpanjangan kedua status Tanggap Darurat bencana banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung di wilayah tersebut. Sebelumnya status tersebut ditetapkan menyusul banjir dan longsor pada minggu terakhir Januari 2024.
Menurut Nurhidayat, BPBD Sumbawa mencatat sejumlah kebutuhan mendesak pascabencana alam tersebut. Selain penyaluran logistik pangan bagi warga terdampak, juga perbaikan fasilitas yang rusak seperti jembatan, beronjong di sekitar jembatan, dan tanggul.
Banjir di Buer mengakibatkan jembatan penghubung antara Desa Kalabeso dan Labuhan Burung terputus. Begitu juga jembatan penghubung Dusun Marente Loka dan Dusun Beru Marente di Kecamatan Alas.
Potensi hujan lebat
Terkait dengan kondisi cuaca, prakirawan Stasiun Meteorologi, Zainuddin Abdul Madjid Anggi Dewita, mengatakan, cuaca umumnya diperkirakan cerah berawan hingga hujan lebat pada periode 22-24 Februari 2024.
Menurut Anggi, hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadi di Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Timur, Lombok Tengah, Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu, Bima, dan Kota Bima. Wilayah tersebut, termasuk Mataram, juga berpotensi dilanda kondisi serupa pada periode 25-28 Februari 2024.