Puluhan Petugas Pemilu di Jateng Meninggal, Ratusan Lainnya Sakit
Mayoritas petugas pemilu yang meninggal dan sakit memiliki penyakit penyerta.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Puluhan orang di sejumlah daerah di Jawa Tengah meninggal seusai bertugas dalam Pemilihan Umum 2024. Ratusan petugas pemilu dilaporkan menderita sakit. Mayoritas petugas yang meninggal dan sakit disebut menderita penyakit penyerta.
Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum Jateng, hingga Senin (19/2/2024), sebanyak 33 petugas pemilu meninggal. Dari jumlah itu, 13 orang merupakan anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), 10 orang Panitia Pemungutan Suara (PPS), dan 10 orang lainnya anggota satuan perlindungan masyarakat (linmas).
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
”Petugas yang sakit ada 538 orang. Rinciannya, 412 anggota KPPS, 58 angota PPS, 63 anggota linmas, dan 5 anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK),” kata Kepala Divisi Sumber Daya Manusia dan Penelitian Pengembangan KPU Jateng Mey Nurlela, Selasa (20/2/2024).
Dihubungi terpisah, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Jateng Elhamangto Zuhdan mengatakan, mayoritas petugas pemilu yang meninggal dan sakit memiliki penyakit penyerta. Penyakit penyerta yang diderita, misalnya tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.
”Untuk bertugas dalam pemilu dibutuhkan kondisi tubuh yang fit. Mulai dari persiapan, pelaksaan pemungutan suara, hingga rekapitulasi itu prosesnya menguras pikiran dan tenaga,” ujar Elhamangto.
Berbagai upaya pencegahan telah diupayakan dinas kesehatan untuk memastikan orang-orang yang bertugas dalam pemilu dalam kondisi fit. Hal itu, salah satunya, dilakukan melalui penapisan kesehatan. Dari ratusan petugas yang mengikuti penapisan kesehatan, empat persen memiliki penyakit penyerta.
Pemeriksaan kesehatan ini untuk mengantisipasi gangguan kesehatan.
Elhamangto menuturkan, biaya pengobatan para petugas pemilu yang sakit ditanggung Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Hal itu karena sudah adanya kerja sama antara BPJS Kesehatan, Kementerian Kesehatan, dan KPU untuk urusan kesehatan petugas pemilu.
Selama pelaksanaan pemungutan suara hingga penghitungan suara, pemeriksaan kesehatan kepada para petugas pemilu juga dilakukan oleh personel Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Kepolisian Daerah Jateng.
Menurut Kepala Bidang Humas Polda Jateng Komisaris Besar Stefanus Satake Bayu Setianto, pemeriksaan kesehatan yang dilakukan anggota biddokkes kepada para petugas pemilu di seluruh wilayah di Jateng merupakan bagian dari upaya menjaga agar pemilu berjalan lancar.
”Pemeriksaan kesehatan ini untuk mengantisipasi gangguan kesehatan mengingat intensitas kegiatan petugas pemilu yang cukup tinggi. Oleh karena itu, kejadian petugas pemilu sakit dapat diminimalkan,” ucap Satake.
Selain memeriksa kondisi fisik para petugas pemilu, polisi juga membagikan vitamin dan obat-obatan bagi petugas pemilu yang mengeluhkan gangguan kesehatan.
Di luar itu, sejumlah ambulans dari Biddokkes juga disiagakan di sejumlah titik untuk memudahkan transportasi petugas pemilu yang sakit menuju fasilitas layanan kesehatan terdekat.
Kondusif
Penjabat Gubernur Jateng Nana Sudjana menilai penyelenggaraan Pemilu 2024 di wilayahnya berjalan kondusif.
Kendati demikian, Nana meminta seluruh aparatur sipil negara di wilayahnya untuk terus memantau dan mewaspadai perkembangan kondisi politik, sosial, dan ekonomi pasca-tahapan pemungutan dan penghitungan suara.
”Masih ada dampak-dampak pemilu yang harus kami waspadai. Jangan sampai masyarakat resah,” kata Nana dalam apel pagi di halaman Kantor Gubernur Jateng, Senin (19/2/2024).
Nana juga meminta jajarannya untuk turut mengawal pelaksanaan pemungutan suara susulan di sepuluh desa di Kecamatan Karanganyar, Demak, Sabtu (24/2/2024) mendatang. Dalam proses tersebut, sebanyak 27.669 pemilih akan menggunakan hak suaranya. Sebelumnya, KPU Demak memutuskan untuk menunda pemungutan suara di wilayah itu karena bencana banjir.