Harga Beras di Kupang Rp 17.000 Per Kilogram, Warga Terpaksa Beli Beras Kotor
Ada campuran kutu, kerikil, serta beraroma tidak sedap. Sebelum dimasak, beras kotor itu dicuci hingga empat kali.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Harga beras di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, terus meroket hingga mencapai Rp 17.000 per kilogram pada Minggu (18/2/2024). Harga diperkirakan masih terus naik beberapa hari ke depan lantaran pasokan di pedagang menipis. Warga yang kurang mampu terpaksa membeli beras kotor yang berkutu dan berbau tidak sedap.
Berdasarkan pemantauan Kompas di Pasar Oesapa, Kota Kupang, pada Minggu, harga beras bervariasi, mulai dari Rp 14.000 per kg. Beras dengan harga paling murah ini tampak kotor. Ada campuran kutu, kerikil, dan barbau tidak sedap. Biji beras pun mudah hancur. Beras tidak layak dikonsumsi manusia.
”Kami tidak punya uang yang cukup, jadi kami terpaksa harus beli beras kotor seperti ini. Nanti, kalau mau masak, kami harus cuci sampai 4 kali. Biar ada rasa, sekali-sekali kami masak nasi kuning,” kata Juli (40), ibu rumah tangga yang ditemui di Pasar Oesapa.
Buruh serabutan itu membeli 5 kg beras. Sesuai hitungannya, beras itu akan habis dikonsumsi keluarga paling lama hingga empat hari ke depan. Di rumahnya terdapat empat orang. ”Jadi, makan harus irit. Pagi-pagi, kami masak bubur biar banyak,” ucapnya.
Kenaikan harga beras ini memukul ekonomi masyarakat yang sudah telanjur bergantung pada beras. Pada saat bersamaan, daya beli masyarakat juga sangat lemah akibat minimnya lapangan pekerjaan, rendahnya upah, inflasi, serta tingginya angka kemiskinan. ”Kalau harga masih terus naik, kami tidak tahu mau makan apa,” ujarnya.
Beras medium yang dijual di pasar sudah mencapai Rp 17.000 per kg. Harga beras dengan kualitas tersebut pada Januari lalu sekitar Rp 14.000 per kg. Harga pun terus meroket dalam dua minggu terakhir. Diperkirakan tren ini masih terus berlanjut.
Mansyur (24), pedagang beras, mengatakan, stok beras di gudang terus menipis. Beberapa hari ke depan, harga beras diperkirakan naik mencapai Rp 20.000 per kg. ”Yang kita khawatirkan adalah jangan sampai pasokan dari luar terhenti,” katanya.
Menurut dia, dalam satu pekan terakhir permintaan terhadap beras cukup tinggi. Ada warga yang memborong beras hingga 100 kg untuk stok di rumah. Di masyarakat kini berkembang isu mengenai krisis beras mendorong orang-orang berduit mulai memborong beras.
Beras yang dijual di Kota Kupang dan semua wilayah di NTT kebanyakan disuplai dari Pulau Jawa dan Sulawesi. NTT belum swasembada beras. Kondisi lahan pertanian dan iklim di sebagian besar wilayah NTT tidak cocok untuk pengembangan padi. Sebab, padi membutuhkan banyak air. NTT lebih cocok pertanian lahan kering.
Kalau harga masih terus naik, kami tidak tahu mau makan apa.
Menurut data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT, konsumsi beras di daerah mencapai 117,189 kg per kapita per tahun. Angka tersebut berada di atas rata-rata nasional. Di sisi lain, produksi beras setempat pada tahun 2022, misalnya, hanya 430.948,5 ton, jauh di bawah konsumsi yang mencapai 642.367,53 ton.
Penjabat Gubernur NTT Ayodhia GL Kalake, seperti tertulis dalam siaran pers dari Humas Pemprov NTT, mengatakan, pasar murah yang digelar Pemprov NTT pada Sabtu (17/2/2024) merupakan bagian dari upaya pengendalian inflasi bahan pokok. Pasar murah yang menjual beras itu ditujukan bagi masyarakat kurang mampu.
Pasar murah di Kantor Gubernur NTT menyediakan 100 kupon dengan nilai Rp 100.000. ”Kami harapkan kegiatan ini dapat memberikan bantuan sekaligus menjaga daya beli serta memberi dampak positif bagi masyarakat,” katanya.
Secara keseluruhan, pasar murah digelar di 10 kelurahan dengan target 1.000 keluarga penerima manfaat. Sebagai penyedia beras, Perum Bulog dilibatkan dalam pasar murah tersebut.