Banjir kembali melanda wilayah Kalteng. Kali ini empat desa di Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur, terendam.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·2 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Banjir merendam wilayah Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, dengan ketinggian 1,5 meter. Warga yang terdampak mengungsi ke rumah-rumah kerabat mereka.
Kalimantan Tengah dilanda banjir sejak Desember 2023 hingga akhir Januari. Saat itu banjir melanda hingga enam kabupaten, yaitu Kabupaten Murung Raya, Barito Utara, Barito Selatan, Kapuas, Kotawaringin Barat, dan sebagian wilayah Kota Palangkaraya. Memasuki Februari 2024, banjir di lokasi-lokasi itu surut.
Kini, banjir kembali melanda Kalteng, tepatnya di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur. Hujan selama dua malam tanpa henti membuat Sungai Mentaya meluap dan membanjiri setidaknya empat desa di Kecamatan Cempaga Hulu.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur (BPBD Kotim) Multazam menjelaskan, banjir melanda empat desa di Cempaga Hulu, yakni Desa Pelataran, Sudan, Pantai Harapan, dan Desa Sungai Ubar.
”Kami sudah turunkan tim ke lokasi untuk membantu warga dan melakukan pendataan,” kata Multazam saat dihubungi dari Palangkaraya, Minggu (18/2/2024).
Multazam menjelaskan, hujan yang mengguyur sejak Jumat (16/2/2024) hingga Sabtu (17/2/2024) membuat Sungai Mentaya meluap. Pada Minggu siang, banjir perlahan surut, tetapi beberapa rumah masih terendam banjir.
”Kami kirim Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kotim untuk membantu sejumlah warga mengevakuasi barang-barang menggunakan perahu karet sekaligus mengecek ke lokasi-lokasi terdampak banjir,” kata Multazam.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalteng, banjir berdampak terhadap 19 rumah dengan total 15 keluarga. Sebagian besar keluarga yang rumahnya terendam banjir mengungsi ke rumah kerabat mereka.
Kami imbau masyarakat tetap waspada terhadap dampak dari tingginya curah hujan.
Kepala Pelaksana BPBPK Provinsi Kalteng Ahmad Toyib menjelaskan, banjir masih menghantui Kalteng. Sejak Januari, dari enam wilayah yang terdampak banjir, lima wilayah menetapkan status tanggap darurat. Provinsi Kalteng pun demikian.
Kini, status darurat itu sudah selesai dan tidak diperpanjang lantaran banjir sudah surut. Menurut Toyib, hanya Kota Palangkaraya yang masih menetapkan status siaga darurat banjir yang akan berakhir hingga April nanti.
”Kotim belum menetapkan status siaga darurat. Palangkaraya banjirnya sudah tidak ada, tapi statusnya sampai April nanti karena antisipasi perkiraan BMKG yang menyebut hujan masih sampai April,” kata Toyib.
Sebelumnya, Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Tjilik Riwut Kota Palangkaraya Agung Sudiono menjelaskan, hujan dengan intensitas tinggi masih akan melanda sejumlah wilayah Kalteng hingga akhir Februari. Curah hujan tinggi berkisar 300-500 milimeter per hari.
”Kami imbau masyarakat tetap mewaspadai dampak dari tingginya curah hujan,” katanya.