Penghitungan Suara di Makassar Terkendala Kekurangan Formulir Model C Hasil
Kekurangan formulir model C hasil pemilu membuat sebagian petugas KPPS masih menghitung hingga sehari usai pencoblosan.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Proses rekapitulasi penghitungan suara pemilu di Makassar terkendala kekurangan formulir model C hasil pemilu. Tak hanya lembar formulir yang kurang, sebagian juga tertukar.
Berdasarkan pantauan Kompas di sejumlah tempat pemungutan suara (TPS), hingga Kamis (15/2/2024) sore, masih banyak petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang belum menyelesaikan rekapitulasi. Sebagian menunggu kiriman formulir model C yang masih digandakan dan dicetak ulang oleh pihak KPU Makassar. Formulir model C adalah formulir KPU yang berfungsi untuk mencatat berita acara pemungutan dan penghitungan suara di TPS saat pemilu.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Sebagai contoh, ada TPS yang formulir C hasil DPRD provinsi tak ada halaman 1-12. Ada pula yang hilang di halaman 11-20. Selain itu, ditemukan formulir C hasil untuk DPRD provinsi yang sebagian tercampur dengan formulir untuk DPRD kota dan sebaliknya. Kasus formulir tertukar antardapil juga banyak.
Kekurangan formulir ini membuat petugas KPPS berinisiatif menulis hasil rekapitulasi di kertas HVS sembari menunggu datangnya sisa kekurangan formulir.
”Dengan kesepakatan bersama saksi-saksi, hasilnya kami tulis dulu di kertas biasa. Nanti dipindahkan. Daripada terlalu lama menunggu,” kata Annisa Firdausi, salah satu ketiga KPPS di Kelurahan Mappala.
Muh Abdi Goncing, anggota KPU Kota Makassar, menyatakan tengah berusaha mengatasi kekurangan formulir C hasil ini.
”Kami sudah mencetak ulang dan mulai mendistribusikan ke TPS yang kekurangan. Kami berusaha agar selambatnya besok, semua logistik dari TPS sudah ada di gudang PPK agar rekapitulasi di tingkat kecamatan bisa segera dilakukan,” katanya.
Abdi belum tahu di mana pangkal persoalan sehingga banyak formulir C hasil yang tak lengkap diterima petugas KPPS. Selain tak lengkap, ada pula yang tertukar.
”Kami tak mau saling menyalahkan dulu terkait soal ini. Kami fokus mencari solusi agar persoalan ini bisa segera teratasi dan penghitungan bisa tetap sesuai jadwal atau tak terlampau molor,” katanya.
Di Makassar, berbagai persoalan terjadi sejak distribusi logistik. Di Kecamatan Kepulauan Sangkarrang, logistik yang sudah dikirimkan menggunakan kapal terpaksa dikembalikan karena tak tersegel.
Kami tak mau saling menyalahkan dulu terkait soal ini. Kami fokus mencari solusi agar persoalan ini bisa segera teratasi dan penghitungan bisa tetap sesuai jadwal atau tak terlampau molor.
Saat pelaksanaan pencoblosan, sebagian besar TPS terlambat menerima logistik. Ada yang baru menerima pada pukul 09.00 Wita. Tak hanya telat dimulai, kasus logistik tertukar antardapil juga membuat pencoblosan dijeda. Banyak kasus kotak suara tak tersegel.
Kisruh logistik ini membuat petugas KPPS bekerja lebih keras. Sebagian bahkan tak tidur di malam sebelum pencoblosan karena menunggu logistik yang ternyata baru tiba pada pagi hari. Seusai pencoblosan, mereka juga harus begadang melakukan penghitungan karena kekurangan formulir. Hingga Kamis sore, sebagian masih bekerja.