Kembali Terulang, Seorang Warga Tewas Tertabrak "Feeder" Whoosh
Seorang warga tewas akibat tertabrak kereta pegumpan Whoosh. Dalam sebulan, telah terjadi delapan kejadian serupa.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
Pihak kepolisian mengevakuasi jenazah seorang warga yang tertabrak kereta pengumpan Whoosh di area pelintasan Stasiun Cimindi, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (8/2/2024).
BANDUNG, KOMPAS - Seorang warga yang belum diketahui identitasnya tewas tertabrak feeder atau kereta pengumpan kereta cepat Whoosh di pelintasan Stasiun Cimindi, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (8/2/2024). Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 13.00.
”Korban tertabrak kereta pengumpan di Kilometer 149+8/9. Identitas korban yang berusia sekitar 30 tahun ini belum diketahui,” kata Manajer Humas Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung PT Kereta Api Indonesia (Persero) Ayep Hanapi.
Ayep memaparkan, jenazah korban telah dievakuasi pihak kepolisian ke Rumah Sakit Hasan Sadikin. Adapun penyebab kecelakaan masih didalami pihak yang berwenang.
Ia menuturkan, sudah terjadi delapan peristiwa akibat minimnya kesadaran warga saat melewati pelintasan kereta api dari Januari hingga bulan ini. Peristiwa ini mengakibatkan delapan korban tewas.
Adapun peristiwa warga tertabrak kereta api terjadi di Garut dan sejumlah wilayah di Bandung Raya, yakni Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kota Cimahi.
”Pemicu peristiwa ini karena warga yang kurang berhati-hati saat melewati pelintasan kereta api. Para korban adalah tujuh pejalan kaki dan seorang korban pengguna sepeda motor,” kata Ayep.
Ayep pun kembali mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas yang membahayakan di sekitar jalur KA. Aktivitas seperti ini tidak hanya berbahaya, tetapi juga berpotensi melanggar ketentuan undang-undang.
Diketahui sepanjang tahun 2023 terjadi 79 peristiwa yang mengganggu pengoperasian kereta api di wilayah Daop 2 Bandung. Dari jumlah itu, 49 di antaranya adalah peristiwa pejalan kaki dan pengemudi kendaraan bermotor tertabrak karena melintasi rel yang dilewati kereta.
”KAI dengan tegas melarang masyarakat berada di jalur kereta api untuk aktivitas apa pun selain untuk kepentingan operasional kereta api. Kami juga melibatkan komunitas pencinta kereta api untuk memberikan sosialisasi kepada warga,” ujarnya.
Para korban adalah tujuh pejalan kaki dan seorang korban pengguna sepeda motor.
Abdullah Putra Gandhara dari Humas Komunitas Edan Sepur Indonesia Wilayah 2 Bandung mengatakan, pihaknya bersinergi dengan PT KAI, pihak kepolisian, dan pemda setempat untuk menyosialisasikan kepada warga agar tidak melakukan pelanggaran di pelintasan kereta. Sebab, pelanggaran di area pelintasan kereta berakibat sangat fatal hingga menyebabkan korban jiwa.
Abdullah memaparkan, terjadi 50.401 pelanggaran di area pelintasan kereta di Kota Bandung sepanjang 2023. Jumlah ini meningkat 33,7 persen jika dibandingkan dengan tahun 2022, yakni 33.414 pelanggaran.
”Komunitas Edan Sepur Indonesia Wilayah 2 Bandung melaksanakan sosialisasi bagi masyarakat di lima titik pelintasan kereta api di Kota Bandung yang paling rawan terjadi pelanggaran. Kegiatan berlangsung empat kali dalam sebulan dengan jangka waktu sekitar tiga jam,” kata Abdullah.