Santorini, Gelato, dan Gunungkidul
Wisata pantai di Gunungkidul menawarkan pesona alam dan atraksi yang beragam. Wisatawan pun dijamin sulit bosan.
Ombak bergulung deras memukul-mukul sisi tepi laut yang tertutup tebing karang. Di sebelahnya, pasir putih tergelar memanjakan mata. Orkestrasi alam itu kian syahdu kala mentari ikut serta menyumbangkan lembayungnya di langit senja.
Sajian seperti itulah yang dapat dinikmati saat mengunjungi pantai-pantai di Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta. Di lain tempat, bukit-bukit karst mendominasi tepi laut sehingga pemandangan dari ketinggian menjadi atraksi utamanya. Ada pula pantai yang menawarkan keunikan laguna, bahkan air terjun.
Pesona daerah yang berhadapan langsung dengan Samudra Hindia tersebut memang tak terbantahkan lagi. Dari ujung barat hingga ujung timur sejauh puluhan kilometer, hampir tiada pantai yang tak aduhai dengan daya tarik berbeda-beda.
Data Dinas Pariwisata Gunungkidul, total terdapat 104 pantai yang menjadi destinasi wisata di kabupaten tersebut. Itu berarti, wisatawan memiliki banyak pilihan untuk menghabiskan waktu liburannya.
Letak Gunungkidul yang dekat dengan Yogyakarta dan Solo pun menambah kemudahan akses bagi wisatawan. Apalagi, Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) yang menghubungkan pesisir selatan Pulau Jawa telah terbangun melintasi Gunungkidul, memudahkan wisatawan dari arah Yogyakarta.
Saat ini juga tengah dibangun jalan baru yang menghubungkan Prambanan dengan Gunungkidul sehingga wisatawan dari wilayah Solo dan sekitarnya bisa memangkas waktu tempuh. Perjalanan dipastikan kian singkat saat tol Yogyakarta-Solo ruas Kartasura-Purwomartani rampung dibangun tahun ini.
Hal-hal tersebut menjadi keunggulan pariwisata pantai Gunungkidul. Tempat-tempat akomodasi dan amenitas wisata pun menjamur.
Lihat juga: Magnet Pemikat Kaum Pemuja Tamasya di Gunungkidul
Salah satu yang kini menjadi magnet wisatawan adalah Pantai Jungwok di Kecamatan Girisubo. Bentang alam pantai itu melengkung seperti teluk kecil yang di kedua ujungnya menjulang bukit karst dan batu-batu karang besar.
Di salah satu bukit, sebuah kompleks bangunan berkelir putih dan biru mencuri perhatian. Paduan warna yang mencolok itu mengingatkan kita akan sebuah destinasi wisata terkenal dunia, yakni Pulau Santorini di Yunani.
Spot foto
Kompleks bangunan itu adalah sanggraloka bernama Jungwok Blue Ocean (JBO) yang beroperasi sejak Mei 2023. Seperti puluhan investor lain, JBO melirik potensi pariwisata pantai Gunungkidul yang menanjak sejak setidaknya satu dekade terakhir.
”Pernah ada tamu yang foto prewedding di sini terus diunggah ke medsos. Ada temannya yang komentar, ’Wah keren, baru foto prewedding aja udah ke Yunani.’ Sekilas memang tak ada bedanya dengan Santorini di Yunani. He-he-he...,” kata Manajer JBO Aziz Istiqlal, saat ditemui, Rabu (24/1/2024).
Saat perayaan Tahun Baru lalu, pengunjung mencapai 2.000 orang.
Aziz mengungkapkan, saat musim liburan seperti Natal dan Tahun Baru, JBO dikunjungi 500-700 orang per hari. Pada akhir pekan, jumlah pengunjung bisa tembus 1.000 orang per hari. ”Saat perayaan Tahun Baru lalu, pengunjung mencapai 2.000 orang,” ucapnya.
Dengan tarif masuk Rp 30.000-Rp 35.000 per orang, pengunjung dapat menikmati pemandangan laut membiru yang bertemu tebing cadas dari ketinggian. Tentu saja, banyak spot estetik untuk berfoto yang bisa memuaskan hasrat postingan medsos.
JBO pun tengah melengkapi fasilitasnya dengan membangun resor berjumlah 40 kamar di lokasi yang sama. ”Untuk resor ditargetkan Juni tahun ini selesai,” kata Aziz.
Sony (34), wisatawan asal Solo yang bekerja di Singapura, mengagumi perkembangan pariwisata Gunungkidul yang jauh berbeda saat dia mengunjungi daerah ini semasa kecil. ”Kebetulan saya juga pernah ke Santorini, dan ini (JBO) cukup mirip, hanya skalanya lebih kecil,” katanya.
Tidak jauh dari JBO, dipisahkan sebuah bukit, terdapat pantai lain yang tak kalah menggoda, yakni Wediombo. Pantai tersebut berada di teluk dengan hamparan pasir putih dan batu-batu koral besar.
Selain untuk peselancar profesional, karakter ombak di Wediombo juga bisa dinikmati pemula.
Sekeliling pantai juga dipagari oleh perbukitan karst menghijau yang menambah elok suasana. Di salah satu formasi batuan besar itu terselip sebuah kolam alam berupa laguna yang ramai dikunjungi wisatawan.
Situs geologi
Satu lagi keistimewaan Wediombo ialah statusnya sebagai situs geologi (geosite) yang ditetapkan oleh organisasi pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya PBB (UNESCO). Wediombo adalah bagian dari Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) Gunung Sewu.
Wediombo juga menawarkan daya tarik yang dicari pemburu tantangan, yakni ombak. Bagi penggemar selancar, ombak di sana menjadi wahana yang tepat untuk memainkan olahraga ekstrem tersebut.
Sekretaris Wediombo Surf Society (WOSS) Sartono mengatakan, selain untuk peselancar profesional, karakter ombak di Wediombo juga bisa dinikmati pemula. Komunitas peselancar itu pun menyediakan kelas pelatihan untuk wisatawan yang tertarik belajar berselancar.
Sartono mengungkapkan, musim ideal untuk berselancar di Wediombo adalah sepanjang Mei-September. ”Ombak yang paling tinggi, yakni berkisar 3-4 meter, biasanya terjadi pada Juni-Agustus,” tuturnya.
Baca juga: Menerabas Ombak di Selatan Yogyakarta
Bergeser ke kecamatan tetangga Girisubo, yakni Tepus, makin banyak lagi destinasi wisata pantai yang tersaji. Di antaranya, Indrayanti, Sundak, Somandeng, Pok Tunggal, Watunene, Timang, Nglambor, dan Siung. Di sepanjang pantai-pantai itu banyak tersebar hotel, resor, dan tempat makan.
Pemandangan serupa juga tampak di Kecamatan Tanjungsari. Di antara Pantai Mbuluk dan Pantai Mesra, berkembang sejumlah homestay dan resor di sisi bukit yang menghadap laut.
Puas menjelajahi pantai, lapar dan haus menyergap. Gunungkidul pun tak kekurangan tempat untuk menuntaskan kebutuhan tersebut, terutama seafood alias hidangan laut yang banyak tersebar di sejumlah pantai.
Namun, beberapa tahun terakhir, pilihan kuliner kian beragam, termasuk kemunculan kafe-kafe kekinian bergaya metropolis. Salah satu kafe terbaru yang buka pada pertengahan Desember 2023 menawarkan es krim khas Italia, gelato.
Baca juga: Yogyakarta Banjir Berkah Wisatawan di Pengujung Tahun
Ian, Asisten Manajer Kafe Kebun Anggur Drini, mengatakan, gelato yang disajikan di kafe itu merupakan resep asli dari Italia. Gelato yang dingin dan lembut dengan berbagai varian rasa tersebut cocok untuk meredam cuaca panas Gunungkidul.
Sesuai namanya, kafe yang terletak di Jalan Baron-Tepus, Tanjungsari, itu juga memiliki kebun anggur. Pengunjung dapat memetik sendiri bermacam jenis anggur yang dibudidayakan di rumah kaca. Aah, sedap!