Pencapaian Imunisasi Polio Pertama di Jatim Lampui Target
Pencapaian pelaksanaan Sub-Pekan Imunisasi Nasional Polio tahap pertama di Jawa Timur melampui target yang ditetapkan.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pencapaian pelaksanaan Sub-Pekan Imunisasi Nasional Polio tahap pertama di Jawa Timur melampaui target. Namun, kepala daerah di 38 kabupaten dan kota masih terus didorong untuk memperluas sasaran imunisasi.
Data Dinas Kesehatan Jawa Timur menyebutkan, sampai 31 Januari 2024, jumlah anak usia 0-7 tahun yang sudah diimunisasi polio 4.700.636 orang. Jumlah itu melampaui target sasaran imunisasi polio yang ditetapkan Pemerintah Provinsi Jatim sebanyak 4.437.679 anak.
”Capaian Sub-Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Jatim mencapai 105,93 persen dengan jangkauan 4.700.636 anak yang telah diimunisasi,” ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (5/2/2024).
Meski demikian, Khofifah mengatakan, pihaknya tetap meminta semua kepala daerah lebih gencar mendatangi anak-anak. Salah satu tujuannya adalah menjangkau sasaran imunisasi secara lebih luas agar tidak ada anak yang imunisasinya terlewatkan.
Selain itu, menurut dia, Pemprov Jatim juga bakal memantau pelaksanaan imunisasi terus-menerus. Saat putaran pertama, Dinkes Jatim bekerja sama dengan dinkes kabupaten dan kota sampai 31 Januari 2024.
Khofifah menambahkan, upaya mengeliminasi virus polio di Jatim juga ditempuh dengan rapid convenience assessment (RCA) dari hasil sub-PIN putaran pertama. Tes cepat ini diadakan tujuh hari, yakni pada 1-7 Februari 2024.
RCA biasanya dilakukan dengan menggelar wawancara mendalam pada individu secara acak. Hasilnya, asesmen itu menjadi bahan mengetahui sasaran dan kisaran cakupan imunisasi di Jatim. Selain itu, juga bisa menjadi rujukan menyusun kebijakan berikutnya agar lebih tepat sasaran.
Mantan menteri sosial itu menambahkan, saat ini Dinkes Jatim juga mulai bersiap melaksanakan Sub-PIN Polio putaran kedua yang akan dilaksanakan pada 19-25 Februari 2024. Imunisasi polio sangat penting untuk membangun kekebalan komunal terhadap serangan virus polio.
Oleh karena itu pula, Khofifah meminta masyarakat ikut tanggap menghadapi kemungkinan serangan polio pada anak-anak. Menyelamatkan anak dari serangan polio merupakan bagian dari upaya sumber daya manusia yang sehat, unggul, dan berprestasi.
”Ini tugas kita semua. Kami dari pemerintah menyediakan fasilitas dan monitoring. Tapi, monitoring terbaik dapat dilakukan mulai dari para orangtua,” ucap Khofifah.
Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama ini meminta agar orangtua memberikan perhatian ekstra kepada anak. Orangtua diharapkan rutin memeriksakan buah hati ke layanan kesehatan dan melakukan imunisasi.
Jatim telah menetapkan kejadian luar biasa pada kasus polio menyusul angka kejadiannya yang signifikan. Imunisasi secara serentak di 38 kabupaten dan kota digencarkan guna menekan sebaran virus penyebab lumpuh layuh tersebut. Selain itu, para orangtua juga diminta proaktif agar upaya membangun kekebalan kolektif menjadi lebih efektif.
Berdasarkan data Dinkes Jatim sampai 17 Januari 2024, kasus polio mencapai 11 anak. Dari jumlah itu, sembilan tidak bergejala klinis, bahkan kondisinya sudah sehat. Sementara dua lainnya bergejala klinis sehingga memerlukan penanganan intensif.
Dua anak tersebut berasal dari Sampang dan Pamekasan. Penanganan dan pendampingan terhadap anak yang bergejala klinis tersebut sudah diberikan melalui puskesmas setempat.
Kepala Dinkes Jatim Erwin Astha Triyono menambahkan, kondisi dua pasien acute flaccid paralysis (AFP) di Madura yang terkena polio sudah membaik. Namun, kondisi pasien masih terus dipantau ketat layanan kesehatan terdekat.