Banjir di Wilayah Hulu Kalteng Mulai Surut, Waspadai Potensi Bencana di Hilir
Banjir di wilayah hulu Kalteng perlahan surut. Namun, masih ada potensi banjir di area hilir.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Banjir di wilayah hulu Kalimantan Tengah perlahan surut. Dari lima kabupaten yang sebelumnya terdampak, kini hanya dua kabupaten yang masih dilanda banjir. Namun, banjir masih berpotensi terjadi di daerah hilir hingga muara sungai.
Lima kabupaten di Kalteng yang sebelumnya dilanda banjir adalah Barito Utara, Barito Selatan, Murung Raya, Kotawaringin Barat, dan Kapuas. Namun, saat ini, hanya dua kabupaten yang masih mengalami banjir, yakni Barito Selatan dan Kapuas.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalteng Ahmad Toyib mengungkapkan, banjir di wilayah hulu, seperti Murung Raya dan Barito Utara, sudah surut total. Adapun wilayah Barito Selatan masih terdampak banjir, tetapi kondisinya tidak seburuk pekan lalu.
Toyib menyebut, berdasar laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Barito Selatan, banjir di kabupaten itu melanda 60 desa di lima kecamatan. ”Namun, dari pantauan lapangan, banjir perlahan surut,” ucapnya, Rabu (31/1/2024), di Palangkaraya.
Sebelumnya, banjir melanda semua kecamatan di Barito Selatan, yakni enam kecamatan dengan total 78 desa. Toyib menjelaskan, banjir di Barito Selatan merupakan limpahan banjir dari wilayah Barito Utara dan Murung Raya yang merupakan kawasan hulu Sungai Barito. Sungai itu bermuara di Kalimantan Selatan.
”Potensi banjir meluas lagi itu tergantung dari curah hujan. Jika masih tinggi intensitasnya, air sungai bisa meluap kembali,” kata Toyib.
Toyib menambahkan, berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim hujan bakal terjadi sampai Februari. ”Namun, kami berharap intensitasnya bisa normal sehingga sungai-sungai tidak meluap,” katanya.
Sementara itu, di Kapuas, banjir melanda 26 desa di lima kecamatan, yakni Kecamatan Mantangai, Pasak Talawang, Kapuas Tengah, Timpah, dan Kecamatan Dadahup. Lima kecamatan itu termasuk wilayah hulu Sungai Kapuas.
Penjabat Bupati Kapuas Erlin Hardi menjelaskan, pihaknya telah meninjau dan memberikan bantuan secara langsung kepada warga terdampak banjir. Dia menyebut, warga yang terdampak banjir tidak mengungsi ke posko yang disiapkan. Mereka bertahan di rumah karena banjir perlahan surut.
”Saya harapkan juga tim dari BPBD mengantisipasi kemungkinan terjadi banjir di daerah hilir akibat banjir kiriman daerah hulu. Agar dipersiapkan bantuan berupa sembako ataupun sarana dan prasarana yang perlu dilengkapi,” tuturnya.
Potensi banjir meluas lagi itu tergantung dari curah hujan. Jika masih tinggi intensitasnya, air sungai bisa meluap kembali.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kapuas Panahatan Sinaga menjelaskan, banjir terjadi karena hujan dengan intensitas yang tinggi pada awal tahun ini. Dia menyebut, banjir saat ini masih melanda wilayah hulu dan ke depan berpotensi terjadi di wilayah hilir.
Panahatan menambahkan, curah hujan yang tinggi menyebabkan air sungai meluap sehingga terjadi banjir dengan ketinggian 90-190 cm. ”Kemarin dan hari ini curah hujan intensitasnya mulai berkurang, kami harap berangsur normal sehingga sungai tidak meluap lagi,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Tjilik Riwut Agung Sudiono menjelaskan, curah hujan di Kalteng pada Januari ini masuk kategori tinggi, yakni 300 milimeter sampai 500 milimeter. Hujan dengan intensitas tinggi itu berpotensi melanda seluruh kabupaten dan kota di Kalteng.
”Puncak musim hujan yang terjadi di Kalteng dibarengi dengan dengan petir atau kilat dan angin kencang. Oleh karena itu, kepada masyarakat untuk tetap waspada dampak yang ditimbulkan, seperti banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang,” katanya.