Bus Pariwisata Tabrak Truk di Gresik, Lima Penumpang Tewas
Sopir diduga mengantuk sehingga bus yang dikemudikan menabrak truk dari arah berlawanan di Gresik.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Kecelakaan fatal bus pariwisata kembali terjadi di Jawa Timur. Lima orang meninggal akibat tabrakan antara bus pariwisata Tividi dan truk tronton di Jalan Raya Bungah, Gresik, Jawa Timur, Sabtu (27/1/2024) pukul 22.00.
Informasi dari Kepolisian Resor Gresik saat dihubungi, Minggu (28/1/2024), menyatakan, para penumpang bus ialah warga Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, yang berziarah ke Makam Sunan Bonang. Kecelakaan terjadi dalam perjalanan pulang dari Tuban.
”Empat orang tewas di lokasi kecelakaan, sedangkan satu orang meninggal dalam penanganan di rumah sakit,” kata Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Gresik Ajun Komisaris Derie Fraseca.
Korban meninggal ialah Auliyah Mahfiroh Rahmadani (17), Utanta Ihza Mahendra (17), Norman Alif Agustyayah (28), Anik (55) dari Desa Karangjati, dan Kasmini (68) dari Desa Wedoro. Kecelakaan juga mengakibatkan belasan orang terluka, termasuk sopir bus Masrukin (55) dari Desa Keboharan, Krian, Sidoarjo, yang luka berat, dan sopir truk Adi (50) dari Desa Tambakromo, Malo, Bojonegoro.
Menurut Derie, dari olah tempat kejadian perkara, kecelakaan fatal itu dipicu kondisi sopir bus yang lelah dan terserang kantuk. Sopir diduga tidak berkonsentrasi saat mengemudi sehingga tiba-tiba bus oleng dan pindah lajur saat melaju dari utara ke selatan. Saat bersamaan, dari arah berlawanan, ada truk sehingga tabrakan tidak terhindari.
Tabrakan mengakibatkan truk terdorong mundur dan berhenti karena pohon besar. Bagian depan bus rusak parah. Korban meninggal dan luka serius merupakan penumpang yang duduk di barisan depan. Tabrakan keras yang menandakan bus melaju kencang mengakibatkan sebagian penumpang di kursi barisan depan terlempar. Sebagian terjepit, termasuk sopir bus yang luka berat dan dikabarkan kritis.
”Bus mengambil haluan terlalu ke kanan, melanggar marka, dan menabrak truk dari arah berlawanan,” kata Derie. Kecelakaan terjadi saat malam ketika penumpang yang berjumlah 58 orang itu tertidur.
Kejadian itu mirip dengan kecelakaan bus pariwisata yang mengangkut sivitas SMA Negeri 1 Sidoarjo di Jalan Tol Ngawi-Kertosono pada Kamis (18/1/2024) pukul 21.00. Kecelakaan mengakibatkan seorang guru dan seorang siswa meninggal. Kedua kecelakaan itu terjadi saat bus dalam perjalanan pulang pada malam hari. Penumpang tertidur sehingga tidak bisa memastikan keselamatan diri akibat kecelakaan. Perbedaannya, kecelakaan di Jalan Tol Ngawi-Kertosono terjadi akibat bus menabrak truk yang oleng karena pecah ban.
Selain karena faktor kelalaian sopir, kelaikan bus bisa ditelisik apakah memenuhi standar keselamatan dan keamanan.
Secara terpisah, Djoko Setijowarno dari Masyarakat Transportasi Indonesia mengingatkan agar penyidikan kasus kecelakaan fatal tersebut dapat berjalan dengan terbuka dan tuntas. Meski sopir menjadi korban, kecelakaan itu akibat kelalaian manusia. Seharusnya sopir yang kelelahan tidak memaksakan diri mengemudi, apalagi mengambil risiko mempertaruhkan nyawa banyak penumpang demi sekadar melanjutkan perjalanan.
Selain karena faktor kelalaian sopir, kelaikan bus bisa ditelisik apakah memenuhi standar keselamatan dan keamanan. Jika tidak, patut diperkarakan karena pelayanan usaha menyangkut keselamatan masyarakat pengguna.