Terus Bergerak, Pulau Terapung di Danau Kerinci Hendak Dihancurkan Warga
Pergerakan pulau terapung di Danau Kerinci berpotensi menyumbat pintu air dan bisa memperparah kondisi banjir.
Oleh
YOLA SASTRA
·5 menit baca
KERINCI, KOMPAS — Tanah rawa atau pulau terapung seluas 1 hektar lebih di Danau Kerinci, Jambi, terus bergerak sesuai arah angin sejak banjir melanda. Warga berencana menghancurkannya karena merusak pondok perangkap ikan dan berpotensi menghambat pintu keluar air danau yang berisiko membuat banjir semakin parah.
Pulau terapung yang oleh warga lokal disebut kumpa (tanah rawa terapung), Jumat (19/1/2024), berada di perairan Desa Seleman, Kecamatan Danau Kerinci, Kabupaten Kerinci. Lokasinya sekitar 300 meter dari tepian terdekat atau 400 meter dari obyek wisata Pantai Ratu Sigindo Kuning, Seleman.
”Sudah dua hari kumpa ini masuk ke perairan Seleman. Ia terus bergerak mengikuti arah angin. Kemarin posisinya di wilayah Koto Tengah Seleman,” kata Arafi (48), warga Desa Seleman, Jumat.
Bentuk pulau terapung tersebut memanjang. Bagian atasnya ditumbuhi tanaman rawa, antara lain rumput, pandan berduri, rumput banto, pepohonan kecil, dan semak belukar. Daratan bagian pinggirnya bergoyang ketika ditekan dengan dayung sampan.
Tanah rawa itu telah menabrak beberapa pesat atau pondok perangkap ikan nelayan di Danau Kerinci. Di beberapa sisinya tersangkut seng, bambu, kayu, dan tali dari alat tangkap ikan yang sudah hancur tersebut.
Menurut Arafi, kumpa itu dulunya berasal dari Desa Pulau Tengah, Kecamatan Keliling Danau. Tanah rawa ini kemudian hanyut dan menetap di Desa Tanjung Batu di kecamatan yang sama dua tahun lalu.
Saat banjir besar terjadi di Kerinci sejak awal tahun ini, kata Arafi, kumpa itu kembali hanyut dan melewati perairan di sejumlah desa, antara lain dari Keluru, Koto Tengah Seleman, hingga Seleman. ”Kumpa memang banyak di Danau Kerinci, tetapi ini yang terbesar selama ini,” ujarnya.
Akan dihancurkan
Kepala Desa Sleman Kusnadi mengatakan, keberadaan pulau terapung yang terus bergerak ini meresahkan masyarakat sekitar. Sudah banyak pondok perangkap ikannelayan yang rusak ditabraknya.
Selain itu, pulau terapung berpotensi pula bergerak ke pintu air danau dan menyumbatnya. Posisi kumpa sekarang sekitar 3 kilometer dari pintu air. Jika tersumbat, elevasi air danau akan meningkat dan banjir yang mulai menyusut akan naik kembali. Sekarang, obyek wisata Pantai Ratu Sigindo Kuning masih terendam sekitar 1,5 meter.
”Menurut hasil rapat dengan warga dari desa-desa sekitar tadi malam, pulau terapung ini akan dihancurkan Sabtu besok. Rencananya dihancurkan pakai alat manual, parang panjang. Dipotong-potong, lalu dihanyutkan kembali,” ujar Kusnadi.
Kusnadi menambahkan, langkah itu dilakukan warga karena belum ada kepastian dari pemerintah kabupaten, sedangkan situasinya mendesak. ”Kami juga sangat mengharapkan untuk pemkab ikut membantu menyelesaikan masalah kumpa ini,” ujarnya.
Secara terpisah, Penjabat Bupati Kerinci Asraf mengatakan, ia bersama Dandim dan sebagian anggota forkopimda lainnya sudah mengunjungi pulau terapung itu, Rabu (17/1/2024). ”Keputusan final pulau itu mau diapakan belum ada,” katanya. Terkait rencana warga, ia akan mengonfirmasi kepada camat dan kepala desa.
Fenomena ini terjadi ketika volume Danau Kerinci naik minimal setengah sampai 2 meter.
Menurut Asraf, ia sudah berkomunikasi dengan sejumlah ahli danau dan lingkungan terkait pulau terapung ini. Akan ada pembahasan lebih lanjut. Pemkab mengharapkan pulau terapung itu tetap di tengah dan bisa dimanfaatkan, misalnya untuk tempat bertelur ikan.
Fenomena wajar
Dosen Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Akmaluddin, menjelaskan, fenomena unik pulau terapung di Danau Kerinci adalah wajar. Danau yang sekarang adalah bagian dari sisa Danau Kerinci Purba. Maka, di pinggirannya banyak terdapat tanah rawa.
Tanah rawa, kata Akmaluddin, biasanya dicirikan dengan tanah yang biasanya mengambang. Ketika air Danau Kerinci meluap, tanah rawa di pinggiran danau beserta akar tanaman ikut terangkat dan mudah hanyut. ”Fenomena ini terjadi ketika volume Danau Kerinci naik minimal setengah sampai 2 meter,” ujarnya.
Pria asal Kerinci ini tidak sepakat jika pulau terapung itu dihancurkan. Sebab, fenomena videonya yang viral di media sosial ini bisa menjadi obyek menarik bagi warga untuk pariwisata ataupun edukasi. Walakin, kumpa tersebut memang harus segera ditangani supaya tidak menyumbat pintu air. Caranya, bisa dengan menambatkannya dengan jangkar di tengah atau pinggir danau.
”Obyek itu bisa untuk edukasi bahwa tanah sekeliling danau ini rawa. Diberi papan informasi dan pengetahuan bahwa fenomena ini bisa terjadi kapan saja dan selanjutnya mungkin saja tanah lain di sekeliling danau itu akan hanyut sehingga bisa diantisipasi,” ujarnya.
Masih tergenang
Terkait kondisi banjir, secara umum banjir di Kerinci berangsur surut. Penjabat Bupati Kerinci Asraf mengatakan, banjir di kawasan hulu hampir tuntas. ”Sekarang tinggal di seputaran Danau Kerinci saja,” ujarnya.
Meskipun surut, Asraf mengakui, masih banyak rumah terendam dan aktivitas warga belum pulih. ”Makanya, kami masih memperpanjang (masa tanggap darurat bencana) sampai tanggal 28 Januari 2024,” katanya.
Adapun di Kota Sungai Penuh, yang sudah memasuki masa transisi atau pemulihan, banjir juga mengalami penyurutan. Namun, di titik-titik permukiman yang rendah dan dekat aliran sungai, genangan air masih dalam, misalnya di Kecamatan Hamparan Rawang dan Kecamatan Tanah Kampung.
Di Desa Tanjung dan Tanjung Muda, Kecamatan Hamparan Rawang, misalnya, masih ada rumah-rumah warga di bantaran Sungai/Batang Merao yang terendam 1-2 meter. Posisi rumah mereka lebih rendah sekitar 2 meter dari muka air sungai.
Warga yang rumahnya terendam memilih mengungsi di pinggir jalan yang berada di antara rumah dan bantaran sungai. Mereka mendirikan tenda-tenda atau pondok darurat. Di deretan yang sama, juga ada tenda-tenda sebagai tempat kandang sapi.
”Sudah dua pekan lebih kami tidak ada penghasilan. Sekarang makan menunggu bantuan saja,” kata Melani Juniastika (25), warga Desa Tanjung Muda, yang bertahan di rumah bersama 14 anggota keluarganya.