Waspadai Palung Pantai Selatan Jawa, Wisatawan Dilarang Berenang dan Mandi di Laut
Basarnas Cilacap peringatkan wisatawan untuk tidak berenang ataupun mandi di laut pantai selatan Jawa karena berbahaya.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
CILACAP, KOMPAS — Kecelakaan laut terus terjadi di perairan selatan Jawa. Kantor Pencarian dan Pertolongan Cilacap melarang wisatawan mandi, apalagi berenang di laut demi menghindari musibah kecelakaan.
”Di pantai selatan itu sudah jelas memang tidak boleh berenang dan mandi di laut. Oleh karena itu, di setiap pintu masuk ke pantai sudah ada peringatan besar dilarang berenang,” kata Kepala Subseksi Operasi dan Siaga Basarnas Cilacap Prio Prayudha Utama di Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (17/1/2024).
Prio mengatakan, pengunjung bisa bermain pasir di sekitar pantai dengan memperhatikan batas-batas aman. Pihaknya bersama instansi terkait menyosialisasikan bahaya mandi dan berenang di laut.
Karakter laut pantai selatan yang berpalung sangat rawan mengancam keselamatan warga. ”Kalau palung, begitu ombak masuk ke pantai, dia turunnya (kembalinya) tidak hanya narik ke atas (permukaan), tapi juga narik menyedot ke bawah (permukaan),” katanya. Kondisi itu berisiko orang tersangkut di karang-karang itu tinggi meskipun orang itu bisa berenang,” kata Prio.
Berdasarkan pengalaman saat pencarian orang-orang hilang tergulung ombak, lanjut Prio, dibutuhkan waktu 3-9 hari untuk menemukannya. ”Di pantai selatan, intensitas ketemu-nya tidak tinggi. Itu karena gelombang tinggi dan palung laut. Kalau orang tersangkut di palung, sudah tidak bisa keluar. Makanya, banyak korban yang tidak ketemu,” ujarnya.
Berdasarkan data Basarnas Cilacap, sepanjang 2023 tercatat 63 operasi SAR. Jumlah itu turun dibandingkan dengan 2022 dengan 66 kejadian, tetapi masih lebih tinggi dibandingkan dengan 2021 sebanyak 55 kejadian.
Dari 63 kejadian pada 2023, tercatat ada 48 kejadian kondisi membahayakan manusia. Itu termasuk wisatawan tenggelam di laut. Dari 48 kejadian itu, ada 39 orang yang meninggal dunia, 15 orang hilang, dan 15 orang selamat.
Pada 2022, terdapat 45 kejadian kondisi membahayakan manusia dengan jumlah korban meninggal dunia 39 orang, 5 orang hilang, dan 6 orang selamat. Sementara itu, pada 2021, ada 38 kejadian kondisi membahayakan manusia dengan jumlah korban meninggal dunia 31 orang, 10 orang hilang, dan 1 orang selamat.
Kejadian terbaru pada 31 Desember 2023 di Pantai Jetis, Cilacap, tiga wisatawan yang terdiri dari ayah dan dua anaknya tenggelam dan meninggal terseret ombak.
Selain kondisi pantai membahayakan manusia, Basarnas Cilacap juga mencatat ada 10 kecelakaan kapal pada 2023. Korban meninggal 14 orang, hilang 1 orang, dan selamat 18 orang. Kemudian, pada 2022 ada 12 kecelakaan kapal dengan korban meninggal dunia 7 orang, hilang 3 orang, dan selamat 19 orang. Pada 2021 ada 14 kecelakaan kapal dengan jumlah korban meninggal dunia 9 orang, hilang 7 orang, dan selamat 42 orang.
Kepala Kantor Basarnas Cilacap Adah Sudarsa menyampaikan, pihaknya sudah sering membagikan jaket pelampung kepada nelayan dan berkoordinasi dengan polres dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat dalam menggelar sosialisasi keselamatan bagi nelayan, tetapi tidak banyak nelayan yang mengindahkan imbauan itu. ”Sosialisasi kepada nelayan untuk memakai life jacket sudah sering digelar, tapi kadang mereka menganggap pakai life jacket itu merepotkan,” ujar Adah.
Sebelumnya, dosen Biologi Laut Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Romanus Edy Prabowo, mengatakan, karakteristik arus laut pada pantai berombak yang landai biasanya terdapat rip currents atau arus retas, juga disebut arus balik yang cukup berbahaya bagi orang (Kompas.id, 29 April 2023).