Ganjar Ajak Kader dan Relawan Berjuang Lawan Intimidasi
Ganjar berpesan agar mengoptimalkan waktu yang tersisa, tidak gentar pada intimidasi dan terus berjuang tanpa lelah.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Calon presiden Ganjar Pranowo mengajak seluruh kader partai dan relawan mengoptimalkan waktu yang tersisa sebulan menuju Pemilihan Presiden 2024. Dia berpesan agar mengoptimalkan waktu yang tersisa, tidak gentar pada intimidasi, dan terus berjuang tanpa lelah sampai meraih kemenangan.
Surabaya kembali kedatangan calon presiden dan calon wakil presiden yang berlaga dalam Pilpres 2024, Sabtu (13/1/2024). Kali ini capres dengan nomor urut 3 Ganjar Pranowo yang menyapa warga Surabaya, mulai dari mengunjungi pasar tradisional hingga berjumpa kader partai pengusung dan relawan di Gedung Internatio.
Dalam pertemuan dengan kader partai dan relawan, Ganjar mengatakan, Surabaya merupakan kota penting di Indonesia karena menjadi lokasi pertempuran 10 November 1945 untuk mempertahankan Kemerdekaan RI. Oleh karena itulah, dia mengajak seluruh kader dan relawan meneriakkan kemenangan Ganjar-Mahfud sekeras-kerasnya.
Pada acara yang dihadiri kader Partai PDI-P, PPP, dan Hanura itu, Ganjar mengingatkan waktu yang tersisa menuju pemilihan presiden tinggal 30 hari. Oleh karena itu, dia mengajak seluruh pihak menyiapkan langkah-langkah yang jauh lebih strategis.
Menurut dia, kekuatan TKN Ganjar-Mahfud yang berbeda dengan yang lain adalah selalu bergerak bersama dengan rakyat. Kekuatan itulah yang harus terus dikerahkan tanpa henti untuk menggetarkan wilayah lain.
“Orang bijak mengatakan kepada saya, jangan pernah berhenti ketika lelah. Berhentilah ketika sampai. Maka kita akan berhenti pada kemenangan itu,” ujar Ganjar.
Pasangan cawapres Mahfud MD itu menambahkan pihaknya telah berkeliling seluruh Indonesia untuk mengetahui, mendengarkan, dan melihat situasi yang terjadi secara langsung. Menurutnya, sudah ada laporan terkait intimidasi.
Namun, Ganjar meminta agar para kader dan relawan tidak takut menghadapi intimidasi atau ancaman yang dapat menghadang upaya untuk memenangkan pasangan nomor urut 3 ini pada Pilpres 2024. TPN sudah menyiapkan tim khusus yang akan mengurus hal tersebut termasuk mendampingi kader atau relawan yang mengalami ancaman.
Mantan Gubernur Jawa Tengah ini mengatakan bagi PDI-P, ancaman atau intimidasi merupakan hal biasa. Bahkan ancaman yang paling keras pernah diterima saat peristiwa 27 Juli 1996 yang dikenal sebagai peristiwa Kudatuli. Saat itu, PDI-P ”dihajar” habis-habisan tetapi tetap melawan tanpa henti.
“Bu Mega ((Megawati) selalu mengingatkan agar perlawanan dilakukan secara konstitusional, maka kita orang yang taat aturan,” kata Ganjar.
Mantan anggota DPR itu menambahkan naik turunnya situasi demokrasi dan pasang surut partai politik ini tercatat dengan baik dalam Sejarah. Oleh karena itulah perlunya belajar pada sejarah. Seperti pesan Bung Karno yang sangat terkenal, yakni jasmerah, artinya jangan sekali-kali meninggalkan sejarah.
Ganjar menilai banyak calon presiden dan wakil presiden datang ke Surabaya karena kota terbesar kedua ini selalu menggetarkan wilayah lain. Dua kali pilpres sebelumnya, Surabaya memenangkan calon presiden yang diusung oleh PDI-P tidak pernah melupakan etika berpolitik yang santun.
Insya Allah dengan kebersamaan kita, semangat kita, militansi kita, Ganjar Pranowo menang satu putaran
Ketua Tim Kampanye Nasional Jawa Timur Agus Setiadji mengatakan, relawan Surabaya merupakan yang terbanyak setelah Jakarta. Selain itu, relawan di ”Kota Pahlawan” ini memiliki daya juang tinggi untuk memenangkan pasangan calon presiden dan wakil presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Gedung ini adalah gedung paling bersejarah di Indonesia setelah Hotel Oranje. Sebab di gedung inilah Jenderal Malaby tewas ditangan para pejuang yang tengah berupaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dari gedung ini pula, saat ini, TKN Ganjar-Mahfud Jatim berupaya mempertahankan demokrasi Indonesia.
“Insya Allah dengan kebersamaan kita, semangat kita, militansi kita, Ganjar Pranowo menang satu putaran,” ujar Agus Setiadji.