Status Gunung Lewotobi Laki-laki Naik ke Level Awas
Kenaikan status gunung menggemparkan warga. Mereka yang tinggal di radius 4 kilometer berlari meninggalkan desa.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·2 menit baca
LARANTUKA, KOMPAS — Status aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, naik dari Level III atau Siaga ke Level IV atau Awas pada Selasa (9/1/2024) pukul 23.00 Wita. Jarak aman dari puncak gunung diperluas dari 4 kilometer menjadi 5 kilometer.
Ketua Pos Pemantauan Gunung Lewotobi Laki-laki Herman Yosef, yang ditemui pada Rabu (10/1/2023) dini hari, mengatakan, dengan peningkatan status tersebut, radius aman yang diperluas itu berada di sisi barat laut hingga utara. Lontaran lava pijar mengarah ke sana.
”Rekomendasinya, daerah itu harus kosong karena potensi risikonya meningkat,” kata Herman. Untuk sektor yang lain, lanjutnya, radius aman lebih kurang 4 kilometer dari puncak.
Dalam catatan Kompas, peningkatan status aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki dimulai pada 17 Desember 2023 dari Level I atau Normal ke Level II atau Waspada. Pada 1 Januari 2024, status meningkat ke Level III atau Siaga dan kini berlanjut ke level akhir, yakni Awas.
Setelah kenaikan status itu, terjadi erupsi pada 23 Desember 2023 hingga saat ini. Setiap hari terjadi erupsi diikuti hujan abu vulkanik yang mengguyur daerah itu.
Kenaikan status ke level Awas itu menggemparkan warga. Pada Rabu dini hari, mereka yang tinggal dalam radius 4 kilometer, seperti di Desa Hokeng Jaya, Kecamatan Wulanggitang, berlari ke arah Desa Boru. Mereka melakukan evakuasi secara mandiri.
Secara visual tampak lontaran lava pijar dari kawah yang mengarah ke sisi barat laut hingga utara. Di sana terdapat satu permukiman, yakni Desa Dulipali, Kecamatan Ile Bura. Di permukiman itu terdapat 119 keluarga yang sebagian besar sudah mengungsi ke Desa Konga di Kecamatan Titihena.
Elton, warga yang ditemui di jalanan Desa Boru pada Rabu dini hari, menuturkan, masih ada beberapa warga yang tinggal di Desa Dulipali. ”Ada yang lari ke dalam hutan. Ini yang bahaya,” katanya.
Sepanjang Rabu dini hari ini, kendaraan tim pencarian dan penyelamatan (SAR) lalu lalang ke arah Desa Dulipali. Belum ada pernyataan resmi dari tim tanggap darurat terkait kenaikan status ini. Sejumlah pejabat terkait belum bisa dihubungi.