Waspada Banjir Lahar Dingin Gunung Lewotobi Laki-laki
Penambangan pasir di kaki gunung dapat melipatgandakan potensi kerusakan akibat banjir lahar dingin.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
LARANTUKA, KOMPAS — Banjir lahar hujan akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, berpeluang terjadi selama musim hujan kali ini. Banjir tersebut berpotensi merusak karena banyaknya material vulkanis yang menumpuk setiap hari sejak erupsi pada 23 Desember 2023.
Ancaman tersebut diingatkan Iin Kusnadi, Ketua Tim Tanggap Darurat untuk Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki, Selasa (9/1/2023). Terjadinya banjir lahar hujan dalam skala kecil di beberapa titik memberi peringatan potensi ancaman tersebut. Tidak tertutup kemungkinan akan terjadi banjir lebih besar.
Banjir lahar hujan terjadi di Desa Dulipali dan Nawakote di Kecamatan Wulanggitang serta Nobo di Kecamatan Ile Bura. Banjir terjadi seusai hujan dengan intensitas ringan hingga sedang mengguyur daerah itu. ”Yang paling dikhawatirkan jika terjadi hujan lebat, mengingat sekarang wilayah ini memasuki musim hujan,” ucapnya.
Iin mengimbau masyarakat yang tinggal di sekitar jalur sungai atau kali agar menghindar ketika terjadi hujan lebat. Ketebalan material akibat erupsi selama 18 hari terakhir bakal membuat volume material banjir meningkat, berpotensi meluap, dan dapat merusak.
Berdasarkan pantauan, wilayah yang berpotensi terdampak adalah Desa Nobo dan Nurabelen. Di sisi barat desa yang mengarah ke kaki gunung, terdapat banyak anak sungai dan cekungan yang terus digali untuk penambangan pasir. Kondisi ini dapat melipatgandakan potensi kerusakan.
Yang paling dikhawatirkan jika terjadi hujan lebat, mengingat sekarang wilayah ini memasuki musim hujan.
Iin juga melaporkan, erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki masih terus berlangsung sepanjang Selasa. Asap kawah bertekanan sedang hingga kuat teramati berwarna putih dan kelabu. Intensitasnya sedang hingga tebal dengan ketinggian mencapai 1.500 meter di atas puncak. Tinggi puncak gunung 1.584 meter di atas permukaan laut.
Ia menghimbau masyarakat agar tetap menggunakan masker ketika berada di luar ruangan. Saat ini, guyuran abu mengarah ke sisi timur laut hingga timur. Desa-desa yang terdampak adalah Desa Dulipali, Desa Nobo, dan Desa Nurabelen di Kecamatan Ile Bura.
Hingga Selasa ini, jumlah pengungsi akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki telah mencapai 4.681 jiwa. Jumlah ini bertambah dibandingkan dengan pekan lalu yang berkisar 2.000 orang. Peningkatan pengungsi ini salah satunya lantaran termakan kabar bohong yang mengatakan akan terjadi letusan dan tsunami di daerah itu.
Penjabat Bupati Flores Timur Doris Rihi mengatakan, data jumlah pengungsi akan terus diperbarui. Para pengungsi tersebar di pos yang ditetapkan pemerintah serta sebagian lagi mengungsi di rumah penduduk yang merupakan kerabat atau keluarga mereka.
Doris memastikan stok makanan bagi pengungsi terjamin. Selain yang disediakan pemerintah, bantuan dari para donatur juga terus berdatangan, baik ke pos komando utama maupun langsung ke tangan para korban.
Di sisi lain, banyak masyarakat masih bertahan di rumah, seperti di Desa Klatanlo yang berjarak lebih kurang 4,5 kilometer dari puncak gunung. ”Kami tidak khawatir dengan erupsi. Dari dulu kami sudah sering mengalaminya,” kata Herman Hali, tokoh masyarakat Klatanlo.
Selama di rumah, mereka menyiapkan makanan sendiri. Mereka tidak mau menerima bantuan dari pemerintah. Selama guyuran abu vulkanik berlangsung, mereka tetap tinggal di dalam rumah. Mereka juga tidak beraktivitas ke kebun yang mengarah ke puncak gunung.