Sebanyak 146.000 Anak di Sleman Jadi Target Imunisasi Polio
Sebanyak 146.000 anak berusia 0-7 tahun menjadi target imunisasi polio di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Oleh
MOHAMAD FINAL DAENG
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, bersiap menggelar sub-pekan imunisasi nasional polio untuk 146.000 anak berusia 0-7 tahun. Tujuannya guna melindungi anak-anak dari ancaman penularan virus polio tipe 2 yang ditemukan kasusnya di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Wilayah Sleman berbatasan langsung dengan Kecamatan Manisrenggo, Klaten, yang menjadi lokasi temuan kasus polio pada seorang anak beberapa waktu lalu. Karena itu, imunisasi polio digelar di Sleman. Sleman adalah satu-satunya daerah dari lima kabupaten/kota di DIY yang melakukan Sub-Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio ini.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman Cahya Purnama, saat ditemui, Selasa (9/1/2024), mengatakan, pihaknya telah mengumpulkan aparat lintas sektor untuk mendukung pelaksanaan Sub-PIN Polio nanti. Putaran pertama Sub-PIN Polio digelar pada 15-20 Januari 2024 dan putaran kedua pada 19-24 Februari 2024.
Cahya mengatakan, vaksin yang digunakan dalam Sub-PIN nanti adalah nOPV2. Hal ini sesuai dengan virus yang menjangkiti pasien anak dalam kasus di Klaten, yakni virus polio tipe 2.
“Dengan pemberian vaksin ini, anak-anak akan kebal terhadap virus polio tipe 2 itu serta tidak bisa menularkan ke orang lain,“ ujarnya.
Adapun untuk anak-anak di atas usia itu, Cahya mengatakan, sudah terlindungi dari polio. Cakupan imunisasi inactivated poliovirus vaccine (IPV) di Sleman selama ini sudah mencapai 98 persen.
Karena sasarannya anak berusia 0-7 tahun, dia mengungkapkan, pelaksanaan imunisasi digelar di posyandu, taman kanak-kanak, dan sekolah dasar. Ini dilakukan di seluruh wilayah Sleman yang terdiri dari 86 desa yang tersebar di 17 kecamatan.
Seperti diberitakan sebelumnya (Kompas, 5/1/2024), kejadian luar biasa (KLB) polio kembali terjadi seiring munculnya kasus lumpuh layuh akut akibat virus polio di Kabupaten Klaten, Jateng, dan Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur. Virus polio juga ditemukan pada sampel lingkungan di Kabupaten Bangkalan, Jatim.
Untuk itu, pemberian vaksin melalui Sub-PIN Polio dilakukan di Jateng dan Jatim serta Sleman. Hal itu sesuai Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor 1051 Tahun 2023 yang diterbitkan pada 29 Desember 2023.
Ketua Satuan Tugas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia Hartono Gunardi, di Jakarta, Kamis (4/1/2024), mengatakan, Sub-PIN Polio dilakukan untuk merespons KLB yang terjadi saat ini. Meski tidak ditemukan kasus polio, Sleman termasuk sasaran Sub-PIN Polio karena berisiko tinggi pada penularan. Wilayah itu berbatasan dengan Klaten, tempat kasus polio ditemukan.
Dihubungi terpisah, epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Riris Andono Ahmad, mengatakan, langkah pemerintah menggelar imunisasi secara massal sebagai respons terhadap KLB polio sudah tepat. Hal ini karena polio sebenarnya merupakan penyakit yang sudah dalam fase eradikasi sehingga upaya menjaga agar penyakit ini tidak meluas lagi harus lebih besar.
Dia menambahkan, jika melihat kasus di Klaten yang pasiennya diduga terjangkit dari daerah lain, harapannya imunisasi massal bisa mencegah munculnya kasus baru di wilayah tersebut. Apalagi, sejauh ini tidak ditemukan kasus lokal di Klaten dan Sleman.
“Setelah imunisasi, langkah berikutnya kita harus tetap melanjutkan surveilans untuk memantau ada kasus atau tidak,“ kata Riris.