Ribuan Pedagang Borobudur Khawatir Kehilangan Tempat Berdagang
Penataan zona 2 Candi Borobudur dimulai tahun ini. Ribuan pedagang takut merasakan dampak kehilangan area berdagang.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Sekitar 5.000 pedagang di kompleks Candi Borobudur cemas kehilangan area berdagang seusai mendengar adanya rencana penataan Taman Wisata Borobudur, Jawa Tengah. Mereka khawatir tidak bisa berjualan selama proses penataan berlangsung.
Jimi Belinda, salah seorang perwakilan pedagang, mengatakan, berdasarkan informasi yang didapatkan dari PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, kelompok pedagang tidak bisa berjualan dalam kompleks candi per tanggal 15 Januari 2024.
”Jika memang tetap ingin mencari uang, kami disarankan untuk berdagang dengan cara mengasong (menjadi pedagang asongan) di area parkir kendaraan saja,” ujarnya, Senin (8/1/2024).
Penataan sebagian area zona 2 ini menjadi bagian dari rangkaian penataan dan pembangunan kompleks Pasar Seni Kujon yang akan dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Rencana penataan tersebut jelas meresahkan karena ribuan pedagang di Taman Wisata Candi Borobudur adalah mereka yang sudah puluhan tahun menggantungkan mata pencarian dengan cara berdagang di kompleks candi. Sebagian di antara mereka bahkan sudah mewariskan usaha tersebut kepada anak cucu.
Total jumlah pedagang di zona 2 Taman Wisata Candi Borobudur terdata 5.000 orang. Di luar itu masih terdapat sekitar 3.000 pedagang asongan dan pedagang musiman yang datang dan berjualan saat musim ramai liburan.
Ipung, salah seorang perwakilan pedagang, mengatakan, informasi tentang penataan area di zona 2 tersebut diterimanya dari PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko dalam pertemuan yang dilangsungkan pada 21 Desember 2023. Setelah satu kali pertemuan tersebut, kelompok pedagang belum mendapatkan sosialisasi lebih lanjut.
Menyikapi situasi ini, Ipung menuturkan, kelompok pedagang akan kembali menanyakan perihal penataan zona 2 tersebut. ”Jika tidak ada respons dan tidak ada penjelasan apa-apa lagi, kami berencana untuk menggelar aksi protes, turun ke jalan,” ujarnya.
Rencana penataan menjadi masalah yang kesekian kalinya menerpa para pedagang. Sebelumnya, akibat pandemi dan adanya pembatasan pengunjung candi, penghasilan para pedagang yang sebelumnya mencapai Rp 4 juta per bulan kini turun drastis menjadi sekitar Rp 1,5 juta per bulan.
Senin (8/1/2024), ratusan orang, perwakilan dari pedagang di Taman Wisata Candi Borobudur, menggelar mujahadah di sekitar pintu keluar candi. Hal itu dilakukan untuk mendoakan nasib mereka yang terancam kehilangan pekerjaan karena tidak bisa berjualan di kompleks candi.
General Manager Taman Wisata Candi Borobudur Jamaludin Mawardi mengatakan, kecemasan para pedagang tersebut muncul karena kesalahpahaman belaka. PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko memang menggelar pertemuan pada 21 Desember 2023. Dalam pertemuan tersebut, mereka hanya menjelaskan program penataan zona 2 dan pembangunan Pasar Seni Kujon, yang direncanakan mulai dilaksanakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada minggu ketiga Januari 2024.
Proyek apa pun yang dijalankan, Jamaludin mengatakan, pihaknya akan tetap memprioritaskan nasib para pedagang dan memastikan pedagang tetap bisa berdagang.
Total jumlah pedagang pemilik lapak di zona 2 terdata 1.943 pedagang. Namun, jumlah pedagang, terutama di masa ramai liburan, biasanya akan jauh lebih banyak lagi.
Penataan zona 2 Taman Wisata Candi Borobudur adalah bagian tak terpisahkan dari pembangunan Pasar Seni Kujon. Adapun area berdagang di zona 2 tersebut nantinya akan menjadi cultural park, area terbuka tanpa ada bangunan berdiri di dalamnya. Informasi penataan lebih detail nantinya masih menunggu informasi lebih lanjut dari pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.