Aktivitas Dua Gunung Api di Maluku Utara Meningkat, Warga Diimbau Waspada
Aktivitas vulkanik Gunung Api Gamalama di Ternate dan Gunung Dukono di Halmahera, Maluku Utara, sedang meningkat. Masyarakat diimbau tidak berada dalam radius 1,5-3 kilometer di kedua kawasan tersebut.
Oleh
RAYNARD KRISTIAN BONANIO PARDEDE
·3 menit baca
TERNATE, KOMPAS — Aktivitas Gunung Api Gamalama di Kota Ternate, Maluku Utara, meningkat statusnya menjadi waspada. Gunung api ini terakhir kali erupsi pada tahun 2018. Selain Gamalama, aktivitas vulkanik Gunung Dukono di Pulau Halmahera juga meningkat. Oleh karena itu, masyarakat yang berada di sekitar gunung tersebut diminta waspada.
Berdasarkan pemantauan di aplikasi MAGMA Indonesia milik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jumat (5/1/2023) pukul 18.00 WIT, aktivitas gunung api di Maluku Utara meningkat. Pertama, Gunung Gamalama di Kota Ternate kini berstatus Waspada atau Level II. Gunung Dukono di Halmahera Utara juga berstatus Waspada dan masih erupsi.
Gunung Ibu di Halmahera juga berstatus Waspada. Sementara aktivitas dua gunung api lain di Maluku Utara, yakni Gunung Gamkonora dan Gunung Kie Besi, masih normal.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Gamalama Triyanto menjelaskan, sejak pukul 12.00 WIT, Kamis (4/1/2024), setidaknya sudah terjadi 45 kali gempa vulkanik dengan amplitudo 4-46 milimeter di Gunung Gamalama. Normalnya, dalam waktu satu hari, gempa vulkanik hanya tercatat satu atau dua kali saja.
Secara geografis, Gunung Gamalama terletak pada posisi 0 derajat lintang utara dan 127 bujur timur dengan ketinggian 1.715 meter di atas permukaan laut (mdpl). Letusan gunung ini pertama kali tercatat pada tahun 1538 dengan selang waktu erupsi antara 1 hingga 50 tahun.
”Dengan status Waspada ini, potensi bahaya yang terjadi adalah erupsi freatik atau lontaran material dari kawah utama dengan radius 1,5 kilometer. Masyarakat diimbau waspada dan tidak beraktivitas dalam jarak tersebut,” ujarnya dalam keterangannya di Ternate, Maluku Utara, Jumat.
Sejak Januari 2023, situasi kegempaan di gunung ini didominasi oleh gempa vulkanik dalam, gempa tektonik jauh, dan gempa tektonik lokal. Gempa vulkanik dalam umumnya terjadi 2-3 kali per hari. Adapun sejak 1 Desember 2023 hingga 3 Januari 2024 sudah terjadi 34 kali gempa embusan, 57 kali gempa vulkanik dalam, 55 kali gempa tektonik lokal, dan 359 kali gempa tektonik jauh.
Sebagai informasi, Gunung Gamalama terletak tepat di tengah Kota Ternate. Ratusan ribu warga tinggal di sekitar gunung tersebut, mulai dari di dekat lereng hingga ke pesisir pulau. Mengutip data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), terdapat beberapa kawasan rawan bencana di daerah ini, salah satunya di Ternate bagian barat yang sering terlanda awan panas, aliran lava, dan lontaran batu pijar.
Pada tahun 2023, BMKG mencatat terjadi sebanyak 1.787 gempa di Maluku Utara, naik 29 persen, dari angka 1.387 di tahun 2022.
”Bila aktivitas terus meningkat, radius bahaya akan dinaikkan menjadi 3,5 kilometer,” ujarnya.
Selain di Gunung Gamalama, peningkatan aktivitas juga terjadi di Gunung Dukono. Anggota staf Pos Pemantauan Gunung Dukono, Sarjan Roboke, menjelaskan, terjadi 15 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 8-34 milimeter sejak Selasa (2/1/2024). Pada Rabu (3/1/2024), gunung ini melontarkan abu vulkanik setinggi kurang lebih 4.000 meter.
Masyarakat dan wisatawan di sekitar gunung diimbau tidak beraktivitas mendekati Kawah Malupan Warirang atau dalam radius 3 kilometer dari gunung. Letusan abu vulkanik pun masih secara periodik terjadi. Erupsi di Gunung Dukono sudah terjadi sejak Oktober 2023.
”Sebaran abu mengikuti arah angin sehingga area yang berpotensi terkena sebaran abu tidak tetap. Warga diimbau menyediakan masker serta penutup hidung dan mulut untuk menghindari menghirup abu vulkanik,” ujarnya.
Posisinya yang berada dalam jalur cincin api membuat gempa di daerah ini, atau umumnya Kepulauan Maluku, sering terjadi. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas III Ternate, sepanjang tahun 2023 tercatat 1.787 gempa di daerah Maluku Utara. Angka ini naik 29 persen dibandingkan pada tahun 2022 yang tercatat 1.387 gempa.
Bahkan, dari data BMKG tahun 2022, dari total 10.843 gempa secara nasional, hampir 35 persen terjadi di wilayah Maluku.