Universitas Muhammadiyah Purwokerto Bangun Kampus 2 di Sokaraja
Kampus 2 Universitas Muhammadiyah Purwokerto terus dikembangkan. Presiden Joko Widodo meletakkan batu pertama pembangunan kampus ini.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Universitas Muhammadiyah Purwokerto membangun Kampus 2 di Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Presiden Joko Widodo berharap kampus baru itu bisa menjadi sarana pendidikan demi pengembangan sumber daya manusia untuk menyambut bonus demografi.
Presiden Joko Widodo meletakkan batu pertama pembangunan Kampus 2 Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Rabu (3/1/2024). Kompleks kampus senilai Rp 200 miliar itu akan menjadi pusat pendidikan bagi ilmu kesehatan, kedokteran, farmasi, pascasarjana, dan rumah sakit pendidikan UMP.
”Memang, di tahun 2030-an, kita akan mendapatkan bonus demografi. Dalam peradaban sebuah negara, itu hanya sekali akan kita peroleh. Biasanya sebuah negara, kalau mendapatkan bonus demografi, bisa melompatkan negara itu jadi negara maju atau tidak,” kata Presiden.
Presiden mengatakan, diharapkan Indonesia bisa mengambil manfaat dari bonus demografi tersebut dan bisa melompat menjadi negara maju. ”Kuncinya ada di pembangunan sumber daya manusia. Oleh sebab itu, yang namanya future talent, future skill, itu harus diinjeksikan terus. Jangan sampai kita sudah masuk 2030, kita tidak siap, kita tidak menyiapkan diri,” katanya.
Presiden menyebutkan, betapa pentingnya kepemimpinan nasional pada 2024, 2029, dan 2034. Di situlah kunci yang menentukan Indonesia bisa melompat menjadi negara maju atau tidak. Pimpinan nasional, tambah Presiden, harus tahu membawa negara ini ke arah maju dan bagaimana caranya menuju ke sana.
Menurut Presiden, gerbang bonus demografi sudah terlihat di depan mata dan harus disiapkan sebaik mungkin. ”Gerbangnya sudah kelihatan. Tinggal membuka dan mengisinya. Kalau membuka dan mengisinya benar, tepat, itulah negara maju Indonesia yang kita impi-impikan akan bisa kita capai dan Universitas Muhammadiyah, khususnya Universitas Muhammadiyah Purwokerto, bisa menjadi bagian dari itu,” tuturnya.
Presiden mengatakan, yang diperlukan bukan sekadar urusan skill dan talent, melainkan juga karakter.
Biasanya sebuah negara, kalau mendapatkan bonus demografi, bisa melompatkan negara itu menjadi negara maju atau tidak. (Presiden Joko Widodo)
Presiden juga menyampaikan, jika kebutuhan anggaran pembangunan mencapai Rp 200 miliar, pihaknya memerintahkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk membangun kompleks kampus ini.
”Tadi Pak Rektor bisik-bisik, habisnya kurang lebih Rp 200 miliar. Ini sudah dihitung benar-benar Rp 200 miliar atau tidak. Kalau benar Rp 200 miliar, biar dibangun PU. Tapi jangan Rp 200 (miliar), nanti dihitung Pak Menteri PU jadi Rp 400 (miliar), dobel nanti. Kalau Rp 200 miliar, nanti biar dikerjakan Pak Menteri PU,” tutur Presiden.
Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jebul Suroso mengatakan, pembangunan tiga blok bangunan Kampus 2 ini direncanakan selesai dalam waktu empat tahun secara bertahap.
Kampus ini, menurut rencana, memiliki tingkat hingga 14 lantai. Kampus 2 ini digunakan untuk rumpun ilmu kesehatan, kedokteran, farmasi, pascasarjana, dan rumah sakit pendidikan UMP.
Di Kampus 2 ini terdapat area tanah seluas 7 hektar dan yang akan dibangun sekitar 55 persen, sisanya area terbuka umum. ”Saat ini mahasiswa UMP sudah 17.000 sekian. Setiap tahun, kami menerima sekitar 5.000 mahasiswa. Kampus 2 ini kapasitas 3.000 dan selalu bertumbuh,” kata Jebul.