Gunung Lewotobi Laki-laki Terus Erupsi, Ribuan Orang Mengungsi
Gunung Lewotobi Laki-Laki kembali erupsi. Semakin banyak warga yang terpaksa mengungsi demi menjaga keselamatan diri.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
Di tengah guyuran abu vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki, warga melintas jalan di Desa Hokeng Jaya, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Rabu (2/1/2024).
LARANTUKA, KOMPAS — Jumlah pengungsi telah mencapai 2.355 orang akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Status keaktifan gunung api itu pun naik ke level III atau Siaga.
Penjabat Bupati Flores Timur Doris Alexander Rihi mengatakan, para pengungsi diarahkan ke sejumlah lokasi penampungan yang disiapkan pemerintah. Tempat penampungan di antaranya halaman Kantor Camat Wulanggitang dan SMP Negeri Wulanggitang.
Selain itu, banyak juga warga yang memilih tinggal di keluarga dan kerabat.
”Pemerintah siap membantu kesulitan masyarakat. Yang paling utama adalah keselamatan diri dan keluarga,” ujarnya, Rabu (3/1/2024).
Para pengungsi tersebar di Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura yang terletak di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki. Ketinggian puncaknya mencapai 1.584 meter di atas permukaan laut. Gunung tersebut memiliki kembaran Gunung Lewotobi Perempuan.
Doris mengimbau masyarakat yang masih tinggal di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki agar mengungsi ke lokasi yang sudah ditentukan. Selama masa tanggap darurat, lanjut Doris, pemerintah membuka dapur umum.
Tersedia makanan gratis bagi para pengungsi di sana. Termasuk pun bagi pengungsi yang tinggal di rumah kerabat atau keluarga, petugas akan mengantarkan makanan untuk mereka.
Rabu pagi hingga siang masih terjadi gempa vulkanik dangkal, gempa vulkanik dalam, dan gempa vulkanik jauh.
Dalam dua pekan terakhir, gunung tersebut mengalami erupsi. Yang pertama terjadi pada Sabtu (23/12/2023) Pukul 07.14 Wita. Tinggi kolom abu teramati 1.000 hingga 1.500 meter di atas puncak. Permukiman yang terdampak kala itu hanya di Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang.
Erupsi lalu berulang dengan eskalasi lebih besar. Pada Senin (1/1/2024) pagi, status gunung naik dari Level II atau Waspada menjadi Level III atau Siaga. Wilayah permukiman yang terdampak pun semakin luas menjadi lima desa. Kondisi tersebut yang memaksa 2.355 orang mengungsi.
Selain itu, penerbangan dari dan ke Bandar Udara Frans Seda Maumere di Kabupaten Sikka juga ditunda hingga kondisi erupsi mereda. Abu vulkanik dibawa angin ke arah Maumere yang berjarak lebih kurang 70 kilometer dari Gunung Lewotobi Laki-laki.
Anselmus B Lamanepa dari Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki melaporkan, pada Rabu pagi hingga siang masih terjadi gempa vulkanik dangkal, gempa vulkanik dalam, dan gempa vulkanik jauh. Selain itu, asap kawah bertekanan sedang hingga kuat teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dengan ketinggian 700 meter hingga 1.000 meter di atas puncak.
Dalam laporan itu, pihaknya mengimbau masyarakat agar tidak beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari Gunung Lewotobi Laki-laki dan Gunung Lewotobi Perempuan. Kedua gunung kembar yang berdekatan itu sama-sama aktif.
Petrus Muda Kurang, Kepala Desa Klatanlo menuturkan, guyuran abu vulkanik memenuhi permukiman desa mereka. Banyak warga mulai mengalami gangguan pernapasan. ”Sejak erupsi pertama kali, masker berdatangan, tetapi kami kewalahan karena abu banyak sekali. Kami butuh banyak masker,” ucapnya.
Kebutuhan lain yang mendesak adalah selimut dan perlengkapan untuk bayi serta perempuan. Ia berharap dalam satu dua hari ke depan kebutuhan yang mendesak itu sudah bisa terpenuhi.