Prediksi Cuaca Saat Tahun Baru, Waspada Hujan Petir saat Berlibur
BMKG memprediksi hujan akan turun sepekan ke depan, termasuk saat malam tahun baru. Warga yang sedang berlibur diimbau tidak berada di kawasan rawan bencana.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat waspada karena hujan diprediksi akan turun sepekan ke depan, termasuk saat malam tahun baru. Warga yang sedang berlibur diimbau tidak berada di kawasan rawan bencana saat hujan untuk mengantisipasi terjadinya longsor dan banjir.
“Kami menyampaikan peringatan dini potensi curah hujan sedang hingga lebat dan dapat dimungkinkan meningkat menjadi ekstrem pada wilayah tertentu, terutama pada periode 31 Desember 2023 hingga 6 Januari 2024,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat konferensi pers secara daring pada Sabtu (30/12/2023) malam.
Menurut dia, ada beberapa fenomena dinamika atmosfer dapat memicu peningkatan hujan lebat di beberapa wilayah Indonesia, terutama pada awal hingga pertengahan Januari 2024.
Fenomena tersebut adalah adanya aktivitas Monsun Asia atau angin yang bertiup dari Asia, yang saat ini mengalami musim dingin dan diasosiasikan dengan angin baratan.
Selain itu, asilasi gelombang submusiman Madden Jullian Oscillation (MJO) juga mulai aktif dan terdeteksi memasuki kawasan Indonesia. Awan-awan hujan bergerak dari arah barat Indonesia di timur Afrika sepanjang khatulistiwa melintasi Samudra Hindia. Hal ini dapat menambah intensitas hujan di sebagian wilayah Indonesia sepekan mendatang.
Berdasarkan prediksi BMKG, pada periode 31 Desember 2023 hingga 2 Januari 2024, wilayah yang berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat adalah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Lampung, Bangka Belitung, Jambi, dan Sumatera Selatan.
BMKG juga memprediksi hujan akan mengguyur wilayah Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Papua Barat, dan Papua.
Sementara untuk periode 3-6 januari 2024, hujan diprediksi akan semakin meluas ke hampir seluruh wilayah Indonesia. Wilayah yang berpotensi hujan adalah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Lampung, Bangka Belitung, Jambi, Sumatera Selatan, dan Banten.
Selain itu, sebagian wilayah DKI Jakarta bagian selatan yang berbatasan dengan Tangerang juga diprediksi hujan. Selanjutnya adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulsel, Maluku, Maluku Barat, Papua Barat, dan Papua.
Dwikorita menuturkan, hujan diprediksi terjadi pada siang hingga malam hari. Hujan juga dapat disertai angin kencang dan petir sehingga warga diminta tidak berteduh di bawah pohon dan tiang saat hujan.
Waspada saat liburan
Peringatan dini cuaca ini perlu diwaspadai oleh masyarakat yang sedang berlibur. Ia mengimbau masyarakat agar terus waspada dan memonitor informasi cuaca melalui kanal BMKG.
”Kondisi yang harus diwaspadai mengingat besok adalah malam tahun baru dan puncak pergerakan mobilitas masyarakat yang tampaknya berada di wilayah-wilayah yang potensi mengalami hujan sedang hingga lebat,” katanya.
Masyarakat diminta menyiapkan perlengkapan atau perencanaan menyesuaikan prediksi cuaca. Pengendara perlu menghitung perjalanan agar jangan sampai berada di lokasi berbahaya saat terjadi hujan.
Warga yang sedang berlibur diimbau tidak berada di daerah yang rawan longsor atau banjir. Pasalnya, hujan yang turun lebih dari satu jam saja disebut bisa berpotensi menimbulkan longsor, terutama di lahan yang kondisinya sudah rusak atau kritis.
”Lokasi yang rawan longsor berada di kawasan perbukitan pada lereng-lereng gunung, terutama di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sumatera,” katanya.
Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan, ada beberapa hal yang membuat hujan di DKI Jakarta lebih lambat dibandingkan daerah lain di sekitarnya.
Guswanto menyebut, saat ini masih dominan angin timuran, yang bergerak dari Austrasia menuju Asia. Selain itu, angin meridian yang dominan juga membuat pembentukan awan hujan terjadi ke selatan, utara, atau ke barat.
Masih adanya pengaruh fenomena El Nino juga membuat hujan di DKI Jakarta lebih lambat. Pada tahun-tahun sebelumnya, puncak musim hujan di DKI Jakarta selalu terjadi di dasarian III Januari atau dasarian I Februari.