Polda Jawa Timur selidiki ledakan yang terjadi Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Jumat (29/12/2023). Akibat kejadian itu, enam orang menjadi korban, satu orang meninggal, dan lima orang lainnya luka-luka.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·2 menit baca
–
SURABAYA, KOMPAS -Kepolisian Daerah Jawa Timur menyelidiki ledakan yang terjadi di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Jumat (29/12/2023). Akibat kejadian itu, enam orang menjadi korban, satu orang meninggal, dan lima orang lainnya luka-luka. Sejumlah bangunan juga rusak parah.
Korban meninggal bernama Gugus (55), warga Desa Banyuajuh, Kecamatan Kamal. Selain itu, ada dua korban luka berat yang masih dirawat secara intensif di rumah sakit. Adapun tiga korban luka ringan sudah diperbolehkan pulang ke rumah setelah ditangani oleh tim medis.
Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Imam Sugianto mengatakan, berdasarkan hasil penyelidikan sementara, ledakan terjadi di sebuah bengkel yang diduga menjadi tempat pengumpulan barang bekas atau rongsokan. Saat itu, seorang pekerja berupaya menggergaji benda yang diduga sejenis mortir bekas perang zaman penjajahan.
“Ledakan mortir. Pekerja bengkel pada saat menggergaji mortirnya tiba-tiba muncul percikan api, ada asap, disiram. Asapnya masih mengepul, (sehingga) langsung lari. Begitu lari (itulah) meledak,” ujar Imam Sugianto di Surabaya.
Menurut Imam, daya ledak yang disebabkan oleh benda sejenis mortir atau granat tersebut cukup besar. Serpihan mortir itu ditemukan hingga jarak 500 meter dari lokasi kejadian. Diduga kuat, mortir atau granat tersebut merupakan senjata peninggalan pada zaman penjajahan atau perang kemerdekaan yang ditemukan warga kemudian dijual ke tukang rosok.
Berkaca pada peristiwa tersebut, Imam mengimbau kepada masyarakat agar tidak sembarangan mengutak-atik benda sejenis mortir atau granat yang ditemukan meskipun senjata tersebut sudah berusia puluhan tahun. Berdasarkan pengalaman temuan motir sebelumnya, banyak yang masih aktif sehingga berpotensi meledak.
“Saya mengimbau kepada masyarakat kalau ada temuan mortir itu kan bahan peledak. Bisa masih aktif karena kita tidak tahu apakah sudah diledakkan atau belum,” kata Imam.
Hingga saat ini Kepolisian Resor Bangkalan sudah membawa seluruh korban ke rumah sakit, termasuk korban meninggal dunia. Selain itu, polisi telah memeriksa lokasi kejadian dan sejumlah saksi. Bahkan sudah ada tujuh orang yang dibawa ke markas polisi untuk menjalani pemeriksaan secara intensif.
Saya mengimbau kepada masyarakat kalau ada temuan mortir itu kan bahan peledak. Bisa masih aktif karena kita tidak tahu apakah sudah diledakkan atau belum.
Kepala Polres Bangkalan Ajun Komisaris Besar Febri Isman Jaya mengatakan, penyidik masih terus mendalami kejadian tersebut. Adapun dari tujuh orang yang diperiksa intensif antara lain orang yang diduga sebagai pemilik barang, pihak yang menggergaji mortir, dan orang yang menemukan benda tersebut.
“Tim gegana, inafis, dan labfor Polda Jatim sudah memeriksa lokasi kejadian. Namun, proses penyelidikan masih berlangsung,” ucap Febri.