Mahasiswa IPB Hilang Saat Penelitian di Pulau Sempu, Malang
Seorang mahasiswa IPB University dilaporkan hilang di Pulau Sempu, Kabupaten Malang. Korban hilang saat melakukan penelitian di sana.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Seorang mahasiswa IPB University yang sedang melakukan penelitian di Pulau Sempu, Kabupaten Malang, Jawa Timur, dilaporkan hilang pada Rabu (27/12/2023). Saat ini tim gabungan tengah melakukan pencarian terhadap mahasiswa yang terpisah dari rombongan ketika menjalankan penelitian.
Mahasiswa yang hilang itu adalah Galang Edhi Swasono (20). Korban berasal dari Desa Gununglangit, Kecamatan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Berdasarkan informasi dari Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, peristiwa itu terjadi pada Rabu sekitar pukul 11.30. Namun, kejadian itu baru dilaporkan Kamis (28/12/2023) pagi.
Peristiwa itu bermula saat rombongan mahasiswa semester lima Jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University melaksanakan tugas penelitian di Blok Telaga Lele, Pulau Sempu.
Secara administratif, wilayah itu masuk Dusun Sendangbiru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang. Adapun koordinat lokasi itu S 8’44,4133”-E 112’70,8099”.
Galang termasuk dalam rombongan mahasiswa yang melakukan penelitian itu. Namun, korban yang merupakan ketua tim kemudian berpisah dengan teman-temannya. Setelah hilangnya Galang, rombongan ditarik dari lokasi penelitian.
”Saat itu korban meninggalkan rombongan sekitar pukul 09.00 dan seharusnya kembali pukul 11.00, tetapi sampai 11.30 korban belum kembali sehingga tim memutuskan untuk mencari. Pencarian hingga pukul 23.00 tidak membuahkan hasil,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Sadono Irawan.
Sadono memaparkan, pencarian terhadap Galang dilakukan tim gabungan, antara lain, dengan melibatkan personel Polsek dan Koramil Sumbermanjing Wetan, Pos Angkatan Laut, Kepolisian Perairan, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Perhutani, dan komunitas Pantai Selatan Rescue. Pencarian difokuskan pada lokasi yang bersangkutan dilaporkan hilang.
Kepala Seksi VI BKSDA Jawa Timur Mamat Ruhimat saat dikonfirmasi, Kamis sore, menuturkan, rombongan mahasiswa yang melakukan penelitian di Pulau Sempu berjumlah 28 orang. Mereka sudah berada di hutan sejak enam hari lalu. Menurut rencana, mereka melakukan penelitian hingga 3 Januari 2024.
”Mereka nge-camp di dalam. Mereka telah diarahkan, dipantau, dan di-briefing. Programnya jelas. Mereka juga sudah beraktivitas selama enam hari, jadi sudah terbiasa. Kalau sudah seperti itu, kan, harus bisa menjaga diri masing-masing,” ucap Mamat.
Mamat menjelaskan, kondisi cuaca di Pulau Sempu relatif cerah. ”Namun, tim pencari dari beberapa unsur tentunya punya standar operasional prosedur. Kalau terus melakukan pencarian pada malam hari tentu berisiko karena lokasinya di pulau,” ucapnya.
Pulau Sempu merupakan cagar alam yang ditetapkan sejak tahun 1928. Dengan luas 877 hektar, pulau di seberang Pantai Sendangbiru itu dikelilingi oleh Selat Sempu dan Samudra Hindia.
Saat itu korban meninggalkan rombongan sekitar pukul 09.00 dan seharusnya kembali pukul 11.00, tetapi sampai 11.30 korban belum kembali sehingga tim memutuskan untuk mencari.
Pulau ini memiliki ekosistem hutan pantai, hutan bakau, dan hutan tropis dataran rendah. Sempu dilindungi karena ekosistemnya khas dan masih alami. Sejumlah vegetasi tumbuh di dalamnya, antara lain bendo, wadang, ketapang, dan waru laut.
Sementara dari sisi satwa, menurut Profauna, terdapat lebih dari 80 spesies burung, seperti elang jawa, elang hitam, dan rangkok badak. Ada juga sejumlah mamalia, seperti lutung jawa, jelarang, dan kancil. BKSDA melarang Sempu untuk aktivitas wisata, termasuk perburuan flora dan fauna di dalamnya.