Wisatawan Ramai Kunjungi Pusat Kota hingga Lereng Gunung di Yogyakarta
Malioboro masih menjadi kawasan populer bagi wisatawan di Yogyakarta. Namun, destinasi di lereng Gunung Merapi juga tak kalah ramai.
Oleh
MOHAMAD FINAL DAENG
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Wisatawan yang memanfaatkan masa libur sekolah yang bertepatan dengan momen Natal dan Tahun Baru terus mengalir ke Daerah Istimewa Yogyakarta. Sejumlah destinasi wisata pun ramai disambangi dari pusat kota hingga ke lereng gunung.
Pantauan Kompas, Rabu (27/12/2023) siang, akses masuk ke Jalan Maliboro dari Jalan Abu Bakar Ali sempat ditutup. Penutupan tersebut diberlakukan saat kepadatan lalu lintas tinggi dan dibuka kembali saat kepadatan di jalan sepanjang 1,2 kilometer itu terurai.
Penutupan membuat suasana di sepanjang jalan kawasan pusat perbelanjaan populer itu pun lengang. Wisatawan bisa berjalan kaki secara leluasa. Selama beberapa hari sebelumnya, kawasan Malioboro selalu dipenuhi pengunjung.
”Kepadatan wisatawan tertinggi biasanya terjadi mulai sore sampai malam hari,” ujar Isa, pemandu wisata di Posko Tourist Information Centre Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta.
Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta mendirikan dua posko pariwisata itu untuk menyambut libur akhir tahun ini, yakni di Malioboro dan di depan Museum Sonobudoyo di Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta. Petugas disiagakan di posko dan aktif berkeliling untuk melayani pertanyaan-pertanyaan wisatawan.
Kepala Bidang Daya Tarik Pariwisata Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Yurnelis Piliang mengungkapkan, wisatawan masih terus mengalir ke sejumlah destinasi di ibu kota DIY itu, termasuk di Malioboro.
Posko itu disiagakan untuk membantu wisatawan agar kunjungan mereka nyaman dan lancar. ”Rata-rata setiap hari posko bisa melayani sekitar 100 wisatawan,” ujar Yurnelis.
Yurnelis pun mengimbau kepada wisatawan agar turut menjaga kebersihan di kawasan wisata demi kenyamanan semua pengunjung. ”Pengunjung juga diimbau agar tertib dalam memarkir kendaraannya di tempat-tempat yang telah disediakan agar tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Seksi Pengendalian Operasional Lalu Lintas Dinas Perhubungan DIY Lazuardi mengungkapkan, sepanjang periode 22 Desember 2023 hingga 3 Januari 2024, pergerakan orang memasuki DIY diperkirakan 9,6 juta orang. Dari jumlah itu, sekitar 800.000 orang adalah wisatawan (Kompas.id, 19/12/2023).
Selain di pusat kota, wisatawan juga memadati destinasi di kawasan lereng Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, DIY. Bahkan, lonjakan pengunjung di daerah tersebut telah terjadi sejak 18 Desember 2023.
Ketua Asosiasi Jip Wisata Lereng Merapi (AJWLM) Wilayah Barat Dardiri menyebutkan, sejak 18 Desember, wisatawan jip lava tur Merapi paling sedikit mencapai 16.000 orang per hari. Bulan-bulan sebelumnya, kunjungan berkisar 10.000-11.000 wisatawan per hari. Tingginya kunjungan diperkirakan sampai 2 Januari 2024.
Kami mengimbau kepada wisatawan untuk melakukan pemesanan 1-2 hari sebelumnya untuk memastikan ketersediaan armada.
Jumlah jip wisata yang tergabung dalam AJWLM sebanyak 1.180 unit. Satu jip hanya diperbolehkan mengangkut maksimal empat wisatawan. Dardiri mengatakan, setiap jip saat ini rata-rata bisa melayani empat trip per hari.
”Bahkan ada wisatawan yang tidak bisa dilayani karena semua jip sudah dipakai membawa tamu. Kami mengimbau kepada wisatawan untuk melakukan pemesanan 1-2 hari sebelumnya untuk memastikan ketersediaan armada,” katanya.
Dardiri menambahkan, demi menjaga keselamatan dan kenyamanan wisatawan, pihaknya pun telah memberi sosialisasi kepada seluruh anggota jip wisata. Sosialisasi ini termasuk soal pengecekan kondisi jip dan kesiapan sopir.
Pengecekan kendaraan dilakukan secara internal dan dibantu oleh pemerintah daerah melalui dinas perhubungan. AJWLM juga mengerahkan anggotanya untuk pengawasan lalu lintas di sepanjang jalur jip wisata untuk mencegah kemacetan.