Pemerintah Didesak Bentuk Tim Investigasi Independen Ledakan Smelter di Morowali
Kasus ledakan tungku smelter di Morowali harus diinvestigasi secara serius. Perlu tim independen untuk menyelidiki kasus yang menewaskan 13 orang itu.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·4 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Kasus ledakan tungku smelter di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, didesak untuk diinvestigasi secara menyeluruh dan independen. Pemerintah pun didesak membentuk tim investigasi independen untuk menyelidiki kasus yang menewaskan belasan orang itu.
Ledakan tungku smelter itu terjadi di PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), Minggu (24/12/2023). Perusahaan ini merupakan salah satu tenant atau penyewa yang beroperasi di Kawasan Industri Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).
Dalam peristiwa itu, setidaknya 13 orang tewas dan 38 korban lain luka-luka. Korban tewas terdiri dari 9 pekerja Indonesia dan 4 pekerja asal China.
Guru Besar Kesehatan dan Keselamatan Kerja dari Universitas Hasanuddin, Makassar, Yahya Thamrin, menyatakan, kejadian ledakan tungku smelter itu harus diinvestigasi menyeluruh dan independen. Kasus ini tidak boleh dianggap remeh dan benar-benar ditelusuri secara serius.
”Pada dasarnya, setiap perusahaan wajib menjamin tempat kerja itu aman dan sehat. Terlebih lagi, perusahaan multinasional itu dituntut menerapkan manajemen sistem yang mutakhir. Jika terjadi kecelakaan, atau ledakan seperti sekarang, dan berulang di kawasan yang sama, paradigma baru itu menganggapnya kegagalan sistem,” kata Yahya saat dihubungi, Senin (25/12/2023).
Yahya memaparkan, secara umum, kecelakaan kerja terjadi karena dua faktor, yaitu tindakan tidak aman (unsafe action) dan kondisi tidak aman di lapangan (unsafe condition).
Tindakan tidak aman disebabkan kecerobohan, tidak mengikuti standar, dan kegiatan yang tidak aman lain. Sementara itu, kondisi yang tidak aman adalah sistem kerja yang tidak menjalankan tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat.
Saat operasional, semua unsur ini harus dijamin dan diatur dalam sistem keselamatan kerja. Hal itu untuk memastikan tidak adanya faktor yang bisa menyebabkan kecelakaan yang membahayakan, apalagi hingga menghilangkan nyawa pekerja.
Semua itu, kata Yahya, juga telah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
”Kalau disebut ledakan ini karena tungku yang sedang perbaikan, prosedurnya seperti apa? Di lokasi itu artinya harus dibatasi, yang masuk adalah mereka yang teknisi dan tahu untuk perbaikan. Juga harus ada barrier (penghalang) yang memastikan jarak sampai betul-betul dipastikan aman. Apakah itu dilakukan atau tidak? Itu baru satu bagian, belum hal lainnya,” ujar Yahya.
Oleh sebab itu, Yahya menyebut, investigasi menyeluruh diperlukan untuk mengungkap kasus ini. Agar bisa efektif, harus ada tim independen yang melakukan investigasi dan mengumpulkan data terkait peristiwa tersebut. Tim itu juga bisa mengecek pelaksanaan standar operasional dan standar keselamatan di lokasi.
”Kalau di negara maju, ini ada badan sendiri yang menangani. Dan kita harus dorong hal ini untuk benar-benar diungkap dan disanksi jika ditemukan pelanggaran,” katanya.
Dihubungi terpisah pada Senin (25/12/2023) sore, Media Relations Head PT IMIP Dedy Kurniawan menyampaikan, setelah kejadian itu, operasional perusahaan PT ITSS ditutup sementara. Hal itu karena sedang ada penyelidikan oleh tim gabungan dari Kementerian Ketenagakerjaan, Polda Sulteng, PT IMIP, dan lainnya.
”Sebanyak sembilan (korban jiwa) pekerja Indonesia telah dalam proses pengantaran ke rumah kerabat masing-masing. Sementara untuk empat jenazah tenaga kerja asing asal Tiongkok (China) akan diberangkatkan malam ini (Senin),” ujarnya.
Menurut Dedy, ledakan tungku smelter di PT ITSS terjadi pada Minggu sekitar pukul 05.30 Wita saat pekerja memperbaiki tungku pembakaran. Saat itu, pekerja juga memasang pelat di bagian tungku. Berdasar hasil investigasi awal, penyebab ledakan diperkirakan karena di bagian bawah tungku masih terdapat cairan pemicu ledakan.
Di lokasi juga terdapat banyak tabung oksigen yang digunakan untuk pengelasan dan pemotongan komponen tungku. Ledakan menjadi parah karena ledakan pertama memicu beberapa tabung oksigen di sekitar area ikut meledak. Kebakaran tungku berhasil dipadamkan setelah hampir empat jam, yakni pukul 09.10 Wita.
Pada dasarnya, setiap perusahaan wajib menjamin tempat kerja itu aman dan sehat.
Dalam rilis bersama sejumlah organisasi, Minggu (24/12/2023), Edy Kurniawan dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia menyampaikan, kecelakaan maut yang terus berulang di kawasan IMIP itu sangat memprihatinkan. Dia menilai, berulangnya kecelakaan kerja itu karena tidak adanya tindakan tegas dari pemerintah kepada perusahaan.
”Karena itu, peristiwa ini bisa dikategorikan sebagai pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang serius. Kami berharap keberanian Komnas HAM untuk menyatakan bahwa peristiwa ini sebagai pelanggaran HAM,” ucapnya.
Berdasarkan data yang dikumpulkan lembaga Trend Asia dari pemberitaan di media, pada tahun 2015-2022, sebanyak 53 pekerja smelter meninggal dunia, terdiri atas 40 pekerja Indonesia dan 13 warga negara China.
Adapun pada Januari-September 2023 tercatat 19 kejadian kecelakaan di smelter nikel yang merenggut korban jiwa 16 orang dan 37 orang terluka. Di antara sejumlah korban itu, sebanyak 5 orang adalah tenaga kerja asal China dengan rincian 4 terluka dan 1 orang meninggal.
”Kami mendesak dilakukannya evaluasi menyeluruh terhadap semua kawasan industri pengolahan nikel yang ada di Indonesia. Evaluasi itu tidak terbatas pada audit kondisi kerja, tetapi juga bagaimana perusahaan memperlakukan para pekerjanya,” kata juru kampanye Mineral Kritis Trend Asia, Arko Tarigan.