Status Naik Jadi Waspada, Aktivitas Vulkanik Gunung Raung Masih Fluktuatif
Status Gunung Raung di Jawa Timur dinaikkan menjadi Waspada. Aktivitas vulkanik gunung itu masih fluktuatif sehingga warga diminta tak mendekati radius 3 kilometer dari kawah.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Setelah statusnya dinaikkan dari Normal menjadi Waspada, beberapa hari lalu, aktivitas vulkanik Gunung Raung di Jawa Timur masih fluktuatif. Masyarakat diminta tidak mendekati radius 3 kilometer dari kawah gunung api di perbatasan Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember itu.
Pada Selasa (19/12/2023), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menaikkan status Gunung Raung menjadi Waspada (Level II). Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Raung, Burhan Alethea, mengatakan, aktivitas vulkanik gunung setinggi 3.332 meter di atas permukaan laut itu masih fluktuatif.
”Sampai hari ini aktivitas Raung masih didominasi gempa-gempa embusan dan tremor menerus. Untuk gempa embusan kali ini lebih kecil dibandingkan dengan saat statusnya dinaikkan, tetapi jumlahnya tetap banyak,” ujar Burhan ketika dihubungi dari Malang, Jumat (22/12/2023).
Sebelumnya, berdasarkan surat PVMBG Nomor 818.Lap/GL.03/BGV/2023, pada 1-18 Desember 2023 terjadi 168 kali gempa embusan, 8 kali gempa tektonik lokal, 75 kali gempa tektonik jauh, dan tremor menerus dengan amplitudo 0,5-6 milimeter (dominan 1 mm) di Gunung Raung.
Sementara itu, berdasarkan pengamatan visual pada 1-17 Desember 2023, tinggi kolom embusan gas di Gunung Raung berfluktuasi dengan nilai maksimal 500 meter dari puncak. Kondisi itu mengalami peningkatan dari periode sebelumnya.
Pada 18 Desember 2023, terjadi peningkatan embusan asap kawah mencapai 1.000 meter. Peningkatan embusan ini diperkirakan terpicu oleh gempa tektonik lokal pukul 19.02 dengan magnitudo 2,6.
Pada hari itu, Gunung Raung juga mengalami peningkatan gempa embusan yang signifikan menjadi 57 kali. Gempa embusan merupakan gempa permukaan akibat pelepasan gas dari lubang tembusan pada kubah lava di lantai kawah.
Menurut data PVMBG, selama Desember 2023, tidak terekam gempa vulkanik dalam di Gunung Raung. Hal itu menunjukkan, saat ini aktivitas fluida, baik berupa gas, cairan, maupun padatan batuan, di Gunung Raung berada pada kedalaman yang relatif dangkal dengan sistem terbuka. Perkiraan ini didukung oleh adanya getaran tremor menerus pada periode ini.
PVMBG juga menyebut, dari pengamatan perubahan permukaan batuan dengan alat tiltmeter, ada indikasi pengosongan kantong magma pada reservoir akibat pelepasan fluida yang dilepaskan oleh gas.
Hasil pengamatan visual dan kegempaan itulah yang menjadi salah satu dasar PVMBG menaikkan status Gunung Raung. Kenaikan status itu juga didasari belum stabilnya kondisi tekanan di area kawah pascagempa tektonik lokal serta potensi ancaman bahaya akibat erupsi gunung api tersebut.
Sampai hari ini aktivitas Raung masih didominasi gempa-gempa embusan dan tremor menerus.
Menurut PVMBG, potensi bahaya Gunung Raung yang mungkin terjadi berupa akumulasi gas vulkanik konsentrasi tinggi di dasar kawah. Berdasarkan catatan sejarah, erupsi Raung menghasilkan aliran piroklastik, jatuhan piroklastik, dan aliran lava andesitik-basaltik. Adapun saat tidak terjadi erupsi, bisa terjadi embusan gas di dasar kawah.
Data PVMBG juga menunjukkan, rangkaian erupsi Gunung Raung pada Juli-Oktober 2020 menghasilkan abu yang sebarannya terbatas di sekitar kawah. Pada Januari-Februari 2021, terjadi erupsi abu berwarna hitam dan kecoklatan disertai aliran lava di dasar kawah. Terakhir, pada Juli 2022, Raung mengalami erupsi dan mengeluarkan abu.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyuwangi Danang Hartanto mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak lain, seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Perhutani, terkait kondisi Gunung Raung. Koordinasi dilakukan untuk memastikan tidak ada warga yang mendekat ke radius 3 kilometer dari kawah.
”Kita berharap semua pihak selalu waspada. Untuk aktivitas masyarakat, insya Allah aman. Untuk wisata dan pendakian, mungkin kalau perlu ditutup dulu sementara. Memang ini masa liburan akhir tahun, banyak wisatawan, tetapi keselamatan menjadi yang utama,” ucapnya.
Menurut Danang, pemerintah daerah telah mempersiapkan rambu-rambu evakuasi. Lokasi-lokasi pengungsian juga telah disiapkan untuk mengantisipasi jika warga mesti mengungsi.