Sukacita menyambut Natal biasanya mengalir dalam senandung lagu-lagu natal di gereja ataupun di rumah masing-masing. Namun, kali ini, sukacita menyanyikan lagu natal disuguhkan di ruang terbuka dan pinggir jalan.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
”Feliz navidad/Feliz navidad/Feliz navidad, prospero ano y felicidad/I want to wish you a merry Christmas 3x, from the bottom of my heart…” (Feliz Navidad, Jose Feliciano)
Lagu natal riang itu menggema di depan Plaza Indonesia, Jumat (22/12/2023) sore. Anak-anak muda berusia 10-17 tahun bernyanyi sambil memakai busana khas natal, yaitu putih, hijau, merah. Sebagian juga mengenakan atribut seperti topi Sinterklas dan bando warna merah-hijau.
Seusai menyanyi dalam kelompok, mereka turun mendekati penonton, lalu mengajak bergandengan tangan, berputar, dan bernyanyi bersama-sama.
Kegembiraan menyanyikan lagu natal pun meluas bukan saja di antara penyanyi, melainkan juga untuk orang-orang yang semula menonton mereka.
”Bagus sekali kalau ada konser natal seperti ini. Sebaiknya ini terus dilakukan rutin setiap tahun sehingga kegembiraan ini bisa dinikmati semua,” kata Kartini (42), warga yang tinggal di kawasan Kuningan.
Saat itu, Kartini yang sedang menunggu acara di sebuah hotel mampir menyaksikan konser tersebut. Menurut Kartini, konser itu membawa kegembiraan ke pinggir jalan sehingga tidak eksklusif hanya untuk umat Kristiani. Umat atau jemaah lain pun bisa menikmatinya.
”Ini bukan sekadar lagu, karena ini juga mendekatkan masyarakat tanpa memandang sekat agama, sosial, atau apa pun. Seperti saya, tertarik menonton karena memang menarik dan bagus sehingga untuk foto-foto pun menarik. Dengan kedekatan ini, diharapkan toleransi dan kebersamaan akan terus terjaga. Toh, menikmati konser seperti ini tidak membuat keyakinan yang menonton langsung luntur,” katanya.
Franky (45), asal Depok, saat itu juga menonton konser natal di pinggir jalan tersebut. Menurut dia, kegiatan seperti itu harus diperbanyak agar konser-konser natal tidak hanya ada di gedung-gedung.
”Kegiatan seperti ini cukup bagus karena menunjukkan bahwa menikmati konser natal seperti ini tidak hanya di gedung atau tempat mewah. Namun, bisa juga di pinggir jalan dan tetap meriah,” katanya.
Kegembiraan bukan hanya ada pada penonton, melainkan juga pada penyanyi. Mereka yang menggelar konser natal di pinggir jalan kala itu adalah komunitas muda-mudi dan ibu-ibu dari Gereja Toraja Jemaat Depok.
Mereka menyanyikan 11 lagu dan diulang-ulang sejak pukul 16.00 hingga 18.00 WIB. ”Senang sekali bisa menyanyi seperti ini, karena kami bisa menghibur dan mengajak orang untuk gembira bersama-sama,” kata Amel (14), salah seorang penyanyi.
Calista (14), penyanyi lainnya, mengatakan bahwa bagian paling menyenangkan dalam konser natal di tempat terbuka itu adalah ketika penonton mengapresiasi, terlibat, dan ikut berjoget bersama mereka. ”Senang kalau semua menikmati lagu yang kami bawakan dan ikut menari bersama kami,” ujarnya.
Konser natal di jalur pedestrian depan Plaza Indonesia tersebut hanya satu di antara sejumlah konser natal di tempat terbuka atau disebut ”Christmas Carol”. Konser itu digelar oleh Pemerintah DKI Jakarta di beberapa lokasi lain, misalnya kawasan Kota Tua dan Monas.
Penggelaran konser natal di ruang-ruang terbuka menunjukkan bahwa kebahagiaan menyambut Natal bisa dinikmati semua orang. Mulai dari gedung mewah hingga ke pinggir jalan. Tidak eksklusif, tapi inklusif.