Libur Akhir Tahun, Potensi Bencana dan Kecelakaan di Sumsel Diantisipasi
Potensi bencana alam dan kecelakaan lalu lintas menjadi fokus dalam Operasi Lilin Musi 2023 di Sumsel. Ancaman terorisme juga tetap diwaspadai.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Operasi Lilin Musi 2023 di Sumatera Selatan akan fokus mengantisipasi potensi bencana alam dan kecelakaan lalu lintas. Curah hujan yang cukup tinggi bisa memicu banjir dan tanah longsor. Sementara itu, masa libur panjang akan meningkatkan arus perjalanan dan potensi kecelakaan kendaraan di darat ataupun air.
”Salah satu kerawanan di Sumsel selama Natal dan Tahun Baru ini adalah bencana alam hidrometeorologi. Bencana alam tidak bisa dihindari. Maka itu, kita harus bisa cepat merespons untuk menyelamatkan masyarakat,” ujar Kepala Kepolisian Daerah Sumsel Inspektur Jenderal A Rachmad Wibowo seusai Apel Gelar Pasukan Operasi Lilin Musi 2023 di Palembang, Kamis (21/12/2023).
Rachmad mengatakan, Operasi Lilin Musi akan berlangsung 12 hari, yakni dari 22 Desember 2023 hingga 2 Januari 2024. Operasi tersebut melibatkan 3.097 personel, antara lain 1.500 personel dari kepolisian.
Selain itu, ada personel TNI, dinas kesehatan, dinas perhubungan, satuan polisi pamong praja, Badan SAR Nasional (Basarnas), badan penanggulangan bencana daerah, dan lainnya. ”Operasi Lilin di Sumsel tersebar di 66 pos, terutama di pintu perbatasan Sumsel dengan provinsi lainnya, seperti Lampung, Bengkulu, dan Jambi,” kata Rachmad.
Selain respons cepat terhadap bencana alam, Rachmad menuturkan, Operasi Lilin Musi juga fokus untuk mengantisipasi kemacetan dan kecelakaan lalu lintas. Selama libur Natal dan Tahun Baru, ada potensi pergerakan masyarakat yang ingin berlibur, khususnya ke Kota Pagar Alam.
Jika melalui jalur lintas tengah, rute perjalanan itu akan bertemu dengan lebih kurang 60 persimpangan kereta api yang tersebar di Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Lahat.
Untuk meminimalisasi potensi kecelakaan di persimpangan kereta api, Polda Sumsel berkoordinasi dengan PT Kereta Api Indonesia Divre III Palembang agar meningkatkan lalu lintas kereta api setelah pukul 21.00 hingga pukul 06.00.
”Dengan demikian, masyarakat yang mau berlibur atau bertemu keluarga bisa melakukan perjalanan di siang hari hingga malam sebelum pukul 21.00,” tutur Rachmad.
Selain itu, Polda Sumsel mengimbau masyarakat untuk lebih bijaksana dalam merayakan pesta Tahun Baru. Masyarakat diminta tidak bermain petasan di kawasan yang rawan kebakaran.
”Kami akan razia kembang api agar tidak ada warga yang menyalakan kembang api di tempat berbahaya. Apalagi di sini banyak kilang minyak, gudang minyak, dan Pertamina. Jangan sampai bunga api jatuh mengenai tempat-tempat yang mudah meledak,” ujar Rachmad.
Kesiapan Basarnas
Kepala Kantor Basarnas Palembang Raymond Konstantin mengatakan, pihaknya telah melaksanakan Program Siaga Natal dan Tahun Baru sejak 18 Desember 2023 hingga 7 Januari 2024. Sebanyak 85 personel siap siaga 24 jam di beberapa lokasi rawan bencana alam.
Beberapa kawasan itu seperti area Pelabuhan Mariana Palembang, Unit Siaga SAR Ogan Komering Ulu Timur, Lubuk Linggau, Pagar Alam, dan operasi keliling di Jalan Tol Sumatera Selatan-Lampung. Personel Basarnas juga ikut tergabung dalam Pos Terpadu Natal dan Tahun Baru Operasi Lilin 2023.
Menurut Raymond, ada dua potensi bencana alam yang harus diwaspadai selama Natal dan Tahun Baru di Sumsel, yaitu banjir rob di pesisir sungai dan tanah longsor. Banjir rob rawan terjadi di Palembang dan Ogan Ilir yang notabene kawasan padat wisatawan selama masa liburan di Sumsel.
Adapun tanah longsor sering terjadi di wilayah pegunungan, khususnya di Pagar Alam yang juga destinasi utama wisatawan selama liburan di Sumsel.
Kami akan razia kembang api agar tidak ada warga yang menyalakan kembang api di tempat berbahaya.
Selain itu, Basarnas juga ikut mewaspadai imbauan dari Penjabat Wali Kota Pagar Alam Lusapta Yudha Kurnia bertanggal 18 Desember 2023. Imbauan itu terkait Gunung Api Dempo yang saat ini berstatus Waspada atau Level II per 5 Desember 2023.
Dalam imbauan itu, Pemerintah Kota Pagar Alam meminta masyarakat yang akan melakukan pendakian ke puncak Gunung Dempo agar tidak mendaki melalui Jalur Bukit Timur, Kecamatan Jarai, Lahat. Masyarakat diminta mendaki melalui jalur resmi, yakni di Kampung Empat.
Para pendaki pun wajib mendaftaran diri di pos penjagaan. Tujuannya, kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, personel terkait bisa segera melakukan tindakan pencarian dan evakuasi.
”Kami akan mengikuti imbauan Wali Kota Pagar Alam dan memastikan teman-teman di Pos SAR Pagar Alam bersiaga 24 jam untuk mengantisipasi status Gunung Dempo tersebut,” kata Raymond.
Di samping bencana alam, Raymond menyampaikan, pihaknya ikut bersiaga di jalur lalu lintas air, terlebih di perairan Sungai Musi. Biasanya, pada periode 24-30 Desember, intensitas lalu lintas air meningkat di Sungai Musi untuk rute perjalanan Palembang-Banyuasin dan sebaliknya.
”Gelombang sungai ini cukup rawan untuk perahu-perahu kecil, khususnya kalau ada kapal atau perahu bermesin besar melintas,” tuturnya.
Ancaman terorisme
Penjabat Gubernur Sumsel Agus Fatoni yang menyampaikan pidato Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo mengatakan, Operasi Lilin menjadi tugas rutin setiap tahun.
Meski demikian, operasi itu harus tetap direncanakan dan disiapkan dengan optimal, lebih-lebih terkait keamanan. Kerawanan menjadi lebih tinggi karena momen Natal dan Tahun Baru ini beririsan dengan masa kampanye Pemilihan Umum 2024.
Polri bersama instansi lain telah memetakan sejumlah permasalahan yang harus diwaspadai. Selain kerawanan yang timbul karena bencana alam dan lalu lintas, segenap pihak wajib tetap mewaspadai potensi ancaman terorisme. Jelang pelaksanaan ibadahan Natal, lokasi-lokasi ibadah mesti sudah disterilisasi dan pastikan kehadiran negara.
”Lakukan penjagaan ketat pada pusat-pusat keramaian ataupun tempat ibadah agar kita dapat memastikan tidak ada letupan sekecil apa pun dalam pelaksanaan ibadah Natal ataupun malam pergantian tahun,” ujar Agus.