Sebuah kapal nelayan berisi tujuh orang terbalik setelah diempas ombak di pantai selatan Tulungagung, Jawa Timur. Satu orang meninggal, sementara satu lainnya masih hilang.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
TULUNGAGUNG, KOMPAS — Seorang nelayan asal Pasuruan, Jawa Timur, tewas dan satu orang lainnya belum diketahui nasibnya setelah perahu mereka karam diempas ombak di Pantai Niyama, tidak jauh dari Pantai Popoh di Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Rabu (20/12/2023).
Korban tewas adalah Muhammad Yasin, nakhoda sekaligus pemilik kapal, sedangkan satu orang lainnya yang belum diketahui nasibnya ialah Suhaimi.
Adapun lima rekan mereka yang selamat yaitu Sauri Lirsani, Samsul Arifin, Muhammad Agus, Samsudin, dan Muhammad Rohim (sempat kritis). Mereka semua warga Desa Pasinan, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Kapal Rampok yang dinaiki tujuh orang itu berangkat dari Pantai Popoh sekitar pukul 06.00 untuk menangkap ikan di teluk setempat. Namun, tiga jam kemudian kapal itu diempas ombak sehingga terdampar dan terguling ke kiri di kawasan Pantai Niyama.
Koordinator Pos Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Trenggalek Yoni Fariza mengatakan, tim pencarian dan pertolongan (SAR) gabungan dibantu nelayan tengah berupaya mencari keberadaan korban yang masih hilang. Pencarian dilakukan dengan penyisiran melalui laut dan darat.
”Jadi yang lima selamat, satu meninggal, dan satu orang lainnya hilang. Lokasi kecelakaan 20-30 menit perjalanan dari Pantai Popoh jika ditempuh melalui perairan. Kalau melalui darat lebih lama karena harus memutar,” ujarnya saat dihubungi dari Malang.
Cuaca di perairan setempat menjadi kendala pencarian. Kondisi ombak hari ini dinilai tinggi dibandingkan dengan biasanya. Menurut Yoni, mereka adalah nelayan boro (mencari ikan di daerah lain) menggunakan kapal berukuran kecil. Saat tengah sibuk menangkap ikan, ombak besar tiba-tiba datang sehingga perahu terbalik.
Saat dihubungi secara terpisah, Kepala Seksi Humas Kepolisian Resor Tulungagung Inspektur Satu Mujiatno mengatakan, hingga Rabu sore pencarian terhadap korban hilang belum membuahkan hasil. Pencarian akan kembali dilanjutkan pada Kamis (21/12/2023) pagi.
”Sedangkan satu korban yang tadinya dikabarkan kritis, saat ini kondisinya sudah sadar. Dia dirawat di Puskesmas Besole,” ujarnya.
Mujiatno menambahkan, di Pantai Popoh terdapat banyak nelayan dari luar daerah, termasuk dari Pasuruan dan Madura. Mereka berbaur mencari ikan dengan nelayan setempat.
”Sehingga bukan hal baru, mereka sudah mengenal medan. Hanya saja, saat perstiwa terjadi, ada ombak besar yang mengempas sehingga perahu terguling. Satu orang meninggal, satu sempat kritis, dan lainnya selamat,” ujarnya.
Bukan kali ini saja kecelakaan laut di kawasan selatan Tulungagung terjadi. Berdasarkan catatan Kompas, pada 8 Agustus 2023 empat nelayan asal Watulimo, Trenggalek, hilang di perairan Gladak, Kecamatan Tanggung Gunung.
Mereka adalah awak dari dua kapal berbeda yang tercebur ke laut saat kapal mereka berbenturan satu sama lain. Sementara empat rekan mereka selamat dalam musibah itu.
Sedikit bergeser ke arah timur, pada 7 September 2023 sebanyak delapan nelayan asal Pantai Prigi, Trenggalek, dilaporkan hilang saat dua kapal yang mereka gunakan diempas ombak dan karam di Pantai Gayasan, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar. Sementara 14 nelayan lainnya selamat dalam peristiwa itu.