Perwakilan dari tujuh negara memberikan derma kepada para samanera sementara di Taman Wisata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang. Derma tersebut berupa baju, makanan, obat-obatan, dan buah.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Warga perwakilan dari tujuh negara di dunia turut serta memberikan derma untuk 500 samanera sementara dalam ritual pindapata yang dilangsungkan di kawasan Taman Wisata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu (20/12/2023). Hal itu sebagai bentuk dukungan atas pembelajaran keagamaan umat Buddha di Indonesia.
”Kami sangat mendukung kegiatan semacam ini sebagai bentuk pembelajaran ajaran Sang Buddha kepada umat Buddha di Indonesia,” ujar Chew, pelajar sekolah agama Buddha asal Singapura, Rabu (20/12/2023). Pindapata itu merupakan bagian dari rangkaian Pabbajja Samanera Sementara yang digelar di kawasan Taman Wisata Candi Borobudur. Acara berlangsung 16-28 Desember 2023.
Selain peserta dari Singapura, hadir pula umat Buddha asal Taiwan, Tiongkok, Thailand, Malaysia, dan Laos.
Pemberian derma sejalan dengan semangat dari institusi pendidikan menyebarkan ajaran Taoisme dan Buddhisme ke sejumlah negara. Datang sebagai perwakilan sekolah, Chew menyampaikan derma berupa makanan kering, obat-obatan, dan baju. Sebagian di antaranya dikemas dalam bentuk paket.
Selain makanan dan obat-obatan, Purnsawan Temduangjit, perwakilan dari salah satu kuil di Thailand, menuturkan, dirinya sengaja memberikan derma berupa bola kristal untuk keperluan berdoa dan bermeditasi. ”Bola kristal biasanya bisa memberikan efek menenangkan perasaan,” ujarnya.
Dia membawa 1.000 bola kristal. Bola-bola itu diberikannya kepada samanera sementara, biksu, dan para sukarelawan yang terlibat dalam acara pindapata.
Pada tahapan inilah para samanera benar-benar belajar merasakan sendiri bagaimana para biksu menjalani hidupnya sehari-hari hanya dari derma yang diberikan oleh umat di sekitarnya.
Sebagian pemberi derma adalah kalangan keluarga peserta Pabbajja Samanera Sementara 2023. Dwi (35) asal Tangerang, Banten, misalnya, datang untuk memberikan derma bagi keponakannya yang masih berusia 11 tahun yang juga mengikuti Pabbajja Samanera.
”Menyesuaikan dengan seleranya, maka saya ke sini datang dengan membawakan banyak snack dan makanan ringan untuk dia dan untuk samanera lainnya,” ujarnya.
Ketua Panitia Pabbajja Samanera Sementara 2023 Fatmawati mengatakan, pindapata adalah bagian dari tahapan lebih serius yang harus dilalui para samanera. Mereka ditahbiskan pada Selasa (19/12/2023), kemudian menjalani hidup sederhana hanya dengan memakai jubah dan memenuhi kebutuhan hidupnya dari derma yang diberikan umat.
”Pada tahapan inilah para samanera benar-benar belajar merasakan sendiri bagaimana para biksu menjalani hidupnya sehari-hari hanya dari derma yang diberikan oleh umat di sekitarnya,” ujarnya.
Dalam acara ini, setiap orang, umat Buddha, dibebaskan memberi derma. Adapun bentuk derma yang diberikan biasanya adalah makanan, buah-buahan, pakaian, dan obat-obatan.
Bhante YM Phraphromvajirapanyajarn, Kepala Vihara Wat Rajjaorasaram Woramahavihara, Thailand, turut memberikan wejangan. Ia menuturkan bahwa memberi derma memberikan karma baik bagi yang melakukannya.
Memberi derma, menurut dia, akan membuat individu pelakunya menjadi pribadi yang dikagumi dan dihormati orang sekitarnya. Kebaikan itu nantinya juga akan berdampak pada kesehatan dan pesona fisik yang ditampilkan.
”Intinya, dampak dari berderma akan kembali pada pribadi masing-masing, di mana hal itu akan berwujud kebahagiaan yang berlipat ganda untuk kehidupan selanjutnya,” ujarnya.