Sekitar 400 pelari mengikuti Nyawiji Road to Semarang 10K. Mereka menyalakan semangat para pelari untuk berkompetisi di ajang Semarang 10K Powered by Isopulus.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·4 menit baca
Matahari belum menyembul. Ratusan pelari sudah wangi dan tampil trendi.
Wajah mereka kian berseri-seri ketika berjumpa dengan sesama pelari. Seperti sudah terentang sekian purnama, beberapa di antaranya bagaikan reuni. Tak lupa cium pipi kanan dan kiri. Keseruan ajang Nyawiji Road to Semarang 10K melahirkan kehangatan di tengah para pelari menjelang perlombaan esok hari.
”Pemanasan ini luar biasa. Suasana kekeluargaannya hidup, kebersamaannya dapat. Tadi di jalur, kami sama-sama saling memberikan semangat walaupun tidak saling kenal,” kata Iwan Trihadi (47) dari Komunitas Go Rimba Runner Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Sabtu (16/12/2023).
Iwan datang bersama 12 rekan sekomunitas pada Jumat sore dan mengaku baru pertama kali ini akan mengikuti lomba lari Semarang 10 K Powered by Isoplus.
”Motivasinya pertama mencari sehat. Kemudian mencari keluarga karena biasanya di ajang lari ini kita bertemu dengan banyak komunitas lain,” tutur Iwan.
Sekitar pukul 05.30, para pelari sudah mulai memadati area ”Satu Kata Meet & Eat” di Jalan Depok, Semarang, sebagai lokasi start dan finis acara Shakeout Run atau ajang lari untuk pemanasan menjelang lomba.
Setelah registrasi dan mengambil kupon untuk nanti ditukarkan menu sarapan, para pelari kemudian melakukan peregangan otot. Sekitar pukul 06.00 mereka mulai berlari senang menempuh jarak 5 kilometer di pusat Kota Semarang, Jawa Tengah.
Tidak hanya diikuti peserta Semarang 10K, ajang ini juga dimeriahkan pelari-pelari asal Semarang dan sekitarnya. Adi Wijaya (58) dari Komunitas Keluarga Eks Kolese Loyola (KEKL) ingin ikut memerihakan dan menyambut para pelari dari luar kota.
”Ini acara fun run dan saya juga setiap hari lari. Lewat acara ini, kita bisa berkumpul dan saling menyapa teman-teman,” tutur Adi.
Adi menyebutkan, Semarang 10K ajang yang untuk mencatatkan prestasi dan diikuti juga oleh atlet-atlet. ”Rute Semarang 10K ini oke-lah. Kalau di map membentuk segitiga. Bagus. Melewati obyek-obyek wisata juga seperti Lawang Sewu, Kota Lama,” katanya.
Nyawiji itu adalah kita kumpul-kumpul, kita bersatu. Komunitas-komunitas Semarang menyambut komunitas-komunitas lari dari seluruh Indonesia menjelang Semarang 10K esok hari.
Selain Adi, ada pula Dwi Sulistyo (13), salah satu pelajar SMP di Semarang, juga antusias mengikuti Nyawiji Road to Semarang 10K. ”Larinya seru karena tadi pelan-pelan. Saat ketemu teman-teman pelari lainnya, semangatnya jadi bertambah,” kata Dwi dari Komunitas Hunter Semarang.
Werry Yulianto, Ketua Komunitas Fakerunners Semarang, yang juga mengoordinasi Nyawiji Road to Semarang 10K mengatakan, acara ini digelar sebagai sarana berjumpa dan berkumpul para pelari menyambut lomba Semarang 10K.
”Nyawiji itu adalah kita kumpul-kumpul, kita bersatu. Komunitas-komunitas Semarang menyambut komunitas-komunitas lari dari seluruh Indonesia menjelang Semarang 10K esok hari,” kata Werry.
”Rute hari ini dari Jalan Pemuda menuju ke Kota Lama dan nanti kembali ke sini. Ini jadi kesempatan kumpul-kumpul sekaligus jadi ajang reuni. Besok saat hari-H itu sudah tumpah ruah, terlalu banyaknya orang, susah ketemunya. Tapi di sini kita bisa saling ngobrol,” kata Werry.
Sebelumnya, Manager Event Harian Kompas Sri Aswito Zainul menyebutkan, lomba Semarang 10K Powered by Isoplus ini akan diikuti sekitar 2.100 pelari. Aswito mengatakan, tahun ini, penyelenggara membuka kembali kategori overall atau umum. Kategori itu bisa diikuti oleh pelari dari dalam ataupun luar negeri.
Tahun ini, diperkirakan bakal ada sekitar 15 pelari dari luar negeri, seperti Kenya, Etiopia, Malaysia, dan Singapura. Event ini juga akan diikuti pelari nasional, seperti Rikki Simbolon, Robby Sianturi, Irmansyah, Pandu Sukarya, Rahmad Setia Budi, Odekta Elvina Naibaho, dan Pretty Sihite.
Rute yang relatif datar juga menjadi kesempatan para pelari untuk memecahkan rekor pribadinya masing-masing (Kompas.id, 16/12/2023).
Tidak sampai 30 menit, sebagian besar dari sekitar 400 pelari sudah memasuki garis finis di tempat kumpul awal. Di sana, aneka kuliner khas Semarang sudah tersedia. Ada nasi goreng babat, kembang tahu, nasi ayam, serta ada pula mi kopyok dan es cendol.
Setelah menyantap kuliner nan lezat itu, para pelari berjoget bersama lewat senam zumba yang diiringi lagu-lagu dangdut koplo dan juga ”Gangnam Style”. Teriakan dan goyangan ritmik nan enerjik tercurah diselingi tawa riang bersama.
Keseruan Nyawiji Road to Semarang 10K telah menyalakan semangat para pelari untuk berkompetisi di ajang Semarang 10K Powered by Isopulus pada Minggu (17/12/2023) pagi.