Tertabrak Kereta Pengumpan Whoosh, Perjalanan Terakhir Itu Berujung Duka
Minibus tertabrak kereta di pelintasan sebidang di Cilame. Lima meninggal dan enam terluka. Lokasi pelintasan tidak dijaga sehingga rawan kecelakaan.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
Lima nyawa melayang saat satu minibus tertabrak kereta pengumpan Whoosh di pelintasan sebidang tanpa palang pintu di Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (14/12/2023) siang. Kecelakaan itu memperlihatkan wajah muram kesadaran berkendara hingga belum idealnya infrastruktur transportasi.
Eni Rohayani (24) tidak banyak bicara saat duduk di ruang tunggu ICU Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat, Kota Cimahi, Jumat (15/12/2023) pukul 14.00. Wajah warga Cilame ini letih. Matanya bengkak akibat kurang tidur dan terlalu banyak menangis.
Hati Eni tidak tenang. Nasib adiknya, Ratih Anggraeni (13), di antara hidup dan mati. Sejak kemarin, dia dirawat intensif karena cedera berat di kepala.
Ratih adalah satu-satunya yang selamat saat minibus di Cilame tertabrak kereta pengumpan Whoosh pada Kamis siang. Edi, pengemudi minibus, dan empat penumpang lain, Neneng Rosmayanti (49), Syahkila (4), Rapika (6), dan Putra (2), tewas. Neneng adalah ibu dari Eni, Rapika, dan Putra.
”Saya yakin Ratih pasti bisa bertahan meski belum sadar sepenuhnya. Saya di sini menemaninya hingga sembuh,” ungkap Eni lesu dan penuh penyesalan.
Ikhlas
Eni sulit menyembunyikan rasa bersalahnya. Dia tidak menyangka, taksi daring bernomor polisi D1859 AJV yang ia pesan justru membawa para korban menghadap Yang Maha Kuasa.
”Tadinya, hanya untuk antar dari Cilame ke rumah saudara di Batujajar. Di sana, Ibu (Neneng) mau cuci pakaian karena air PDAM di rumah mati,” kata dia.
Akan tetapi, perjalanan mobil naas itu terlalu singkat. Hanya 10 menit atau sekitar 1 kilometer dari rumah, musibah itu datang. Tiba di pelintasan sebidang, mobil tertabrak kereta pengumpan Whoosh rute Padalarang-Bandung dan terseret hingga 500 meter.
Saya sudah berteriak hingga tiga kali untuk memperingatkan sopir. Namun, ia hanya tersenyum sambil mengangkat tangan. Mobil terus melaju hingga tertabrak kereta.
Edi, Rapika, dan Putra tewas di lokasi kejadian. Neneng dan Syahkila meninggal dalam perawatan di RSUD Cibabat.
”Saya mencoba ikhlas dengan musibah yang menimpa keluarga kami. Mama (Neneng), Rapika, Putra, dan Syahkila semoga mendapatkan tempat yang terbaik,” ucap Eni dengan lirih.
Diduga lalai
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Cimahi Ajun Komisaris Sudirianto menyebutkan, pihaknya masih menyelidiki penyebab kecelakaan di pelintasan kereta di Desa Cilame. Enam saksi telah diperiksa pascakecelakaan.
”Mereka yang diperiksa adalah penjaga pelintasan, tukang ojek motor, dan pihak Kereta Api Indonesia (KAI),” kata Sudirianto.
Salah seorang saksi mata, Dede Suhendar (40), mengatakan, pengemudi minibus diduga lalai. Pengemudi tetap nekat melintas meski jarak mobil dengan kereta pengumpan hanya sekitar 10 meter.
”Saya sudah berteriak hingga tiga kali untuk memperingatkan sopir. Namun, ia hanya tersenyum sambil mengangkat tangan. Mobil terus melaju hingga tertabrak kereta,” tutur Dede, satu dari lima warga setempat yang kerap berjaga di pelintasan itu.
Kejadian ini, kata Dede, kembali memperlihatkan minimnya tanggung jawab sebagian warga yang melintas. ”Saya sudah 10 tahun berjaga di pelintasan. Selama itu, saya menyaksikan tiga mobil dan satu motor ditabrak kereta,” ujarnya.
Manajer Humas PT KAI Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung Ayep Hanapi mengatakan, pelintasan sebidang di Cilame tidak dijaga petugas khusus sehingga rawan terjadi kecelakaan. Kerawanan itu juga terjadi di banyak daerah di Daop 2 lainnya. Kini, tercatat 199 dari 331 pelintasan kereta tidak dijaga.
Akibatnya, terjadi 11 kecelakaan kendaraan roda empat dan roda dua tertabrak kereta di wilayah Daop 2 Bandung sepanjang tahun ini. Dari peristiwa itu, lima orang meninggal dan enam terluka.
Ke depan, Ayep mengatakan, selain meningkatkan kewaspadaan warga, kerja sama dengan pemerintah daerah untuk mencari solusi terkait pelintasan sebidang tanpa penjagaan akan diintensifkan. Dia menyebut, keselamatan berlalu lintas harus menjadi tanggung jawab bersama.
Kisah para korban yang seharusnya tidak sia-sia. Kejadian yang menimpa mereka tidak seharusnya kembali dialami oleh orang-orang lainnya.