Saatnya Memacu Diri Pecahkan Rekor di Semarang 10K
Ajang lomba lari Semarang 10K Powered by Isoplus siap jadi wahana pemecahan rekor pribadi para pelari.
Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu (tengah) saat peluncuran Semarang 10K Powered by Isoplus di kawasan Kota Lama, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (24/9/2023). Semarang 10K digelar 17 Desember 2023.
Sebanyak 2.100 pelari akan memeriahkan gelaran lomba lari Semarang 10K Powered by Isoplus pada Minggu (17/12/2023). Sejumlah pelari menetapkan target untuk meraih personal best mereka di ajang ini. Rute yang relatif datar dan minim belokan menjadi kesempatan pelari untuk mencapai waktu terbaiknya.
Gelanggang Olahraga Tri Lomba Juang, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang, Jawa Tengah, ramai pada Jumat (8/12/2023) petang. Mayoritas orang datang untuk berlatih lari, salah satunya Ari (23), warga Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang. Petang itu, Ari menjalani latihan lari berinterval.
Sebelum mulai berlari, Ari melakukan sejumlah gerakan pemanasan. Pertama, ia meregangkan otot paha dan betisnya. Kemudian, ia melakukan peregangan pada tangan dan tubuh bagian atasnya.
Baca juga: Menyambut Peserta Semarang 10K
Setelah memastikan otot-otot di tangan dan kakinya siap, Ari mulai lari di tempat. Intensitas lari di tempat itu dimulai dari gerakan lambat, kemudian gerakan yang lebih cepat. Setelah mengatur napas, ia langsung mulai berlari mengelilingi lintasan lari di GOR Tri Lomba Juang.
Pada Minggu (17/12/2023) pagi, Ari bakal mengikuti Semarang 10K. Dalam Semarang 10K keduanya tersebut, Ari berambisi meraih catatan waktu yang lebih baik dari sebelumnya. Tahun lalu ia finis dalam waktu 1 jam 24 menit. Tahun ini ia menargetkan bisa finis di bawah 60 menit.
Berbagai latihan telah dijalani Ari untuk meraih targetnya tersebut, yakni latihan lari sebanyak tiga kali sepekan dan latihan kekuatan otot dua kali sepekan. Selain menjalani lari interval seperti yang dilakukan pada Jumat petang, Ari juga berlatih lari jarak pendek. Ari optimistis mampu memecahkan rekor catatan waktu terbaiknya.
”Semarang 10K itu race-nya enak untuk cari personal best. Rutenya full datar. Yang harus diwaspadai justru cuacanya, Semarang panas,” tuturnya.
Beberapa teman Ari dari luar kota akan datang ke Semarang untuk mengikuti Semarang 10K. Mereka juga ingin menutup tahun dengan catatan waktu terbaik di ajang itu. Di kalangan pelari, Semarang 10K dikenal sebagai tempat yang paling pas untuk meraih catatan waktu terbaiknya.
Keinginan untuk memecahkan rekor catatan terbaiknya di Semarang 10K juga diungkapkan Titis Anis Fauziah (26), pelari asal Kelurahan Mugassari, Kecamatan Semarang Selatan. Titis yang baru kali pertama mengikuti Semarang 10K ingin finis dalam waktu 65-70 menit.
Baca juga: Penyelenggaraan Semarang 10K Dinilai Ikut Tingkatkan Perekonomian
”Biasanya kalau lagi latihan lari 10 kilometer, saya finis paling cepat dalam waktu 1 jam 20 menit. Tetapi, kondisi rutenya tidak clear, masih harus berpikir supaya aman saat berlari, saat menyeberang. Kalau lagi race, pasti jalurnya sudah disterilkan, mau lari kebut-kebutan juga aman,” kata Titis.
Untuk meraih targetnya tersebut, Titis melakukan latihan intensif sejak 10 hari sebelum lomba. Latihan yang dijalani beragam, mulai dari latihan lari hingga latihan kekuatan otot. Selain itu, ia juga memperhatikan asupan nutrisi dan kualitas istirahatnya. Semua itu dinilai Titis penting supaya dirinya bisa finis dalam kondisi sehat.
Sejumlah pelari yang ditemui Jumat (15/12/2023) di Race Pack Collection di Gedung Oudetrap, Semarang, juga menyampaikan bahwa ajang lari ini menjadi kesempatan untuk mencapai personal best-nya.
Boby S (28) dari Komunitas Ungaran Serasi Running Club mengatakan, dirinya sudah tiga kali ini mengikuti ajang Semarang 10K dan pernah mencatatkan waktu terbaiknya, yaitu 40 menit. ”Tahun ini semoga bisa mencapai 39 menit atau 38 menit,” katanya.
Rute yang flat atau datar tanpa tanjakan ini menjadi kesempatan Boby untuk menetapkan target terbaiknya. Persiapan khusus telah dimulai sejak 16 minggu sekaligus untuk ajang Borobudur Marathon, November lalu. ”Dalam latihan, yang di-push adalah latihan interval. Jarak 10 km itu, kan, jarak yang tidak terlalu jauh, tapi juga tidak terlalu dekat. Saya melatih interval supaya pace-nya lebih tajam lagi. Besok mungkin main di pace 3,4,” kata Boby.
Hal serupa disampaikan Noval Pridianto (23) yang dua kali ini mengikuti Semarang 10K. Sebagai pelari newbie alias pemula, dia pernah mencatatkan waktu terbaiknya 60 menit. ”Saya pertamanya coba-coba (lari), tapi lama-lama ingin lari terus. Kebetulan ada event ini, saya mau ikut lagi. Targetnya tahun ini bisa PB (personal best) 50 menit,” kata Noval asal Semarang.
Selain menjaga pola makan, Noval pun berupaya rutin berlari pada Kamis, Sabtu, dan Minggu dengan jarak tempuh 5-10 kilometer setiap pagi.
Dalam ajang ini, ada pula Fernanda Adha Wirasena (15), kelas X SMAN 1 Demak, yang mengikuti kategori pelajar. Fernanda pernah mencatatkan waktu terbaiknya 42 menit untuk jarak 10 km dan kali ini dia menargetkan waktu 40 menit.
”Saya latihan setiap hari selama dua jam pada sore hari,” kata Fernanda.
Pelari asing
Race Director Semarang 10K Andreas Kansil mengatakan, sejak digelar pada 2018, rute yang dipilih untuk lari 10K ini memang lebih datar dibandingkan dengan rute di ajang lainnya. ”Rute ini lebih flat dibandingkan dengan lomba-lomba 10K yang ada sehingga lebih memungkinkan terjadinya pencatatan personal best atau rekor-rekor lainnya,” kata Andreas.
Selain elevasinya yang relatif datar, rute juga minim belokan. ”Banyak jalan lurus seperti di Jalan Pandanaran, MT Haryono, dan Jalan Pemuda menuju finis,” ucapnya.
Para pelari diingatkan untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin dengan latihan, mengetahui rute, memperhatikan race guide, serta strategi nutrisi saat perlombaan. Salah satu hal yang diantisipasi panitia adalah kemungkinan cuaca yang lebih panas dibandingkan dengan tahun lalu sehingga start dimulai 30 menit lebih awal ketimbang tahun sebelumnya. Kini lomba dimulai pukul 05.30.
”Rute dengan tahun lalu itu sama. Apa yang membedakan dengan tahun ini mungkin lebih pada penekanan Semarang 10K ini lomba yang dalam tanda kutip cepat. Ini mengajak teman-teman pelari, baik yang elite maupun rekreasional dari komunitas, berusaha mencatat waktu terbaik mereka. Kalaupun tidak personal best, mungkin season best juga di Semarang 10K,” katanya.
Manager Event Harian Kompas Sri Aswito Zainul mengatakan, tahun ini penyelenggara membuka kembali kategori overall atau umum. Kategori itu bisa diikuti oleh pelari dari dalam dan luar negeri.
Tahun ini diperkirakan bakal ada sekitar 15 pelari dari luar negeri, seperti Kenya, Etiopia, Malaysia, dan Singapura. Event ini juga akan diikuti pelari nasional seperti Rikki Simbolon, Robby Sianturi, Irmansyah, Pandu Sukarya, Rahmad Setia Budi, Odekta Elvina Naibaho, dan Pretty Sihite.
Hal baru yang muncul pada penyelenggaraan Semarang 10K tahun ini adalah kompetisi break the course record. Para pelari yang berhasil memecahkan rekor catatan waktu tercepat bakal mendapat hadiah.
Rute ini lebih flat dibandingkan dengan lomba-lomba 10K yang ada sehingga lebih memungkinkan terjadinya pencatatan personal best atau rekor-rekor lainnya. (Andreas Kansil)
Tahun lalu, rekor lari tercepat untuk kategori putra dipegang oleh Robby Sianturi, yakni 32 menit 43 detik. Adapun yang tercepat di kategori putri adalah Odekta Naibaho dengan catatan waktu 35 menit 05 detik.
”Kenapa terbuka? Karena kami ingin meningkatkan level kompetisi Semarang 10K. Secara eksplisit kami sekaligus ingin memacu pelari nasional untuk berkompetisi dengan pelari asing,” ucap Aswito.
Menurut Aswito, pemecahan rekor sangat memungkinkan untuk dilakukan di Semarang 10K. Hal itu karena rute lari Semarang 10K datar, hampir tidak ada elevasinya. Di tengah pusat kota Semarang dengan beragam bangunan ikoniknya, para pelari siap berjuang mencetak rekor terbaiknya.