Bali-Kerthi Development Fund Buka Peluang Investasi
Investor berpeluang terlibat dalam program transformasi ekonomi Bali, yang digagas Bappenas dan Pemprov Bali. Selain mendukung pendanaan, investasi juga mendukung penguatan dan pengembangan UMKM dan ”start up” di Bali.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·4 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Keberadaan Bali-Kerthi Development Fund dalam program Transformasi Ekonomi Kerthi Bali membuka peluang masukya investasi sebagai alternatif pembiayaan pembangunan Bali masa depan. Keberadaan Bali-Kerthi Development Fund menjadi badan bertujuan khusus (special purpose vehicle) dan pusat finansial (financial hub), yang mendukung percepatan transformasi ekonomi Kerthi Bali.
Hal itu dinyatakan Deputi Bidang Ekonomi di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Amalia Adininggar Widyasanti dalam pembukaan seminar bertajuk Bali-Kerthi Development Fund: Strategy, Challenges, and Opportunities Venture Capital in 2024 and Beyond. Acara itu diselenggarakan Kementerian PPN/Bappenas bersama Bali-Kerthi Development Fund (BDF) secara hibrida dari Sanur, Kota Denpasar, Jumat (15/12/2023).
Bali-Kerthi Development Fund (BDF) adalah entitas, yang diluncurkan Kementerian PPN/Bappenas dan Pemerintah Provinsi Bali, bersama Project Management Office (PMO) pada Agustus 2023 dalam rangka mendukung percepatan transformasi ekonomi di Bali, yang dikenal sebagai Transformasi Ekonomi Kerthi Bali.
Adapun Transformasi Ekonomi Kerthi Bali adalah program transformasi ekonomi untuk membangun fundamen ekonomi Bali, yang tangguh dan seimbang serta mandiri.
Lebih lanjut, Amalia mengatakan, Kementerian PPN/Bappenas dan Pemprov Bali mengupayakan transformasi ekonomi untuk mendorong pemulihan ekonomi Bali melalui diversifikasi struktur ekonomi daerah dengan berbasis kearifan dan sumber daya lokal. ”Tanpa diversifikasi ekonomi, perekonomian Bali akan terus rentan terhadap gejolak eksternal, seperti yang dialami Bali saat pandemi Covid-19,” kata Amalia dalam sambutannya.
Dari enam strategi transformasi ekonomi Kerthi Bali, menurut Amalia, keenam strategi itu membuka peluang investasi. Bappenas memproyeksikan kebutuhan pendanaan untuk mendukung transformasi ekonomi di Bali sampai 2045 mencapai Rp 8.939,4 triliun.
Tanpa diversifikasi ekonomi, perekonomian Bali akan terus rentan terhadap gejolak eksternal, seperti yang dialami Bali saat pandemi Covid-19.
Untuk memberikan akses investasi itu, ujar Amalia, Bappenas bersama Pemprov Bali membentuk BDF dan PMO sebagai entitas bertujuan khusus untuk menyalurkan dan mengelola sumber dana nonpemerintah. Dengan demikian, menurut Amalia, pelibatan pihak swasta melalui investasi menjadi terbuka.
Amalia juga menyebutkan, keberadaan BDF dan PMO juga sebagai pusat finansial (financial hub), yang menganalisis kebutuhan dan dampak investasi sehingga Bali memiliki daya tarik (attractiveness) sebagai pusat investasi. Langkah tersebut menjadi strategis dan selaras mendukung iklim investasi di Bali dan di Indonesia.
Adapun Penjabat (Pj) Gubernur Bali dalam sambutannya, yang dibacakan Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Bali I Wayan Serinah, menyatakan dukungan untuk percepatan program Transformasi Ekonomi Kerthi Bali diperlukan.
Serinah menyebutkan, peranan dari investor melalui modal ventura akan mengakselerasi program transformasi ekonomi di Bali, termasuk dalam penguatan dan pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan usaha rintisan (start up), yang menjadi komponen penting dalam menjaga ekonomi daerah.
Lebih lanjut, Serinah menyatakan, keikutsertaan modal ventura tidak hanya melalui penyuntikan modal atau penyediaan dana semata, tetapi juga dapat melalui program bimbingan melalui inkubator bisnis ataupun penyediaan sarana dan prasarana lainnya. ”Pemerintah Provinsi Bali mendorong tumbuh kembangnya usaha berbasis sumber daya pengetahuan,” kata Serinah membacakan sambutan Pj Gubernur Bali.
Kepala Bali-Kerthi Development Fund (BDF) Trisno Nugroho mengatakan, dari rangkuman pendapat para narasumber di seminar bertajuk Bali-Kerthi Development Fund: Strategy, Challenges, and Opportunities Venture Capital in 2024 and Beyond, mereka secara umum mengapresiasi langkah transformasi ekonomi di Bali dan tertarik dengan keberadaan BDF dan PMO, yang dibentuk untuk mendukung program Transformasi Ekonomi Kerthi Bali.
”Keberadaan BDF dan PMO ini dinilai memudahkan investor untuk mendukung program transformasi ekonomi Bali,” kata Trisno, yang menjadi moderator dalam seminar dengan panelis dari kalangan pengelola modal ventura, Jumat (15/12/2023).
Trisno menerangkan, BDF dan PMO memiliki program-program, yang dapat didukung pendanaan investasi dari dalam negeri ataupun dari luar negeri. Trisno menyatakan, investasi di Bali selama ini lebih terkonsentrasi pada sektor hotel, restoran, dan kafe (horeka) yang terkait industri pariwisata. Padahal, menurut Trisno, Bali memiliki potensi unggulan di sektor pertanian, pengembangan digital, pendidikan, dan kesehatan, di samping sektor pariwisata yang menjadi andalan.
”Keikutsertaan pembiayaan dari modal ventura ini dimungkinkan dengan keberadaan BDF dan PMO dalam program Transformasi Ekonomi Kerthi Bali,” kata Trisno kepada Kompas, Jumat (15/12/2023).