Kapolda Sumut Sebut Jenazah di Unpri adalah Kadaver
Setelah melakukan penyelidikan, Kepala Polda Sumut menyebut bahwa lima jenazah di Kampus Unpri Medan adalah kadaver yang diperoleh dengan cara legal. Video jenazah di kampus itu sebelumnya membuat heboh jagat maya.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
KOMPAS/NIKSON SINAGA
Mahasiswa beraktivitas di Kampus Universitas Prima Indonesia di Jalan Sampul, Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/12/2023).
MEDAN, KOMPAS — Setelah melakukan penyelidikan, Kepolisian Daerah Sumatera Utara menyimpulkan bahwa lima jenazah di Fakultas Kedokteran Universitas Prima Indonesia, Medan, adalah kadaver atau jenazah diawetkan. Masyarakat diminta untuk tidak salah paham karena setiap fakultas kedokteran memiliki kadaver sebagai media pembelajaran.
”Saya ingin memastikan bahwa lima mayat itu adalah kadaver yang diperoleh Fakultas Kedokteran Unpri (Universitas Prima Indonesia) secara legal dan digunakan untuk keperluan pembelajaran,” kata Kepala Polda Sumut Inspektur Jenderal Agung Setya Imam Effendi di Medan, Kamis (14/12/2023).
Imam meminta agar masyarakat tidak salah paham agar tidak muncul persepsi yang berbeda di tengah publik. Kadaver itu sudah ada di FK Unpri sejak 2008 yang digunakan sebagai media pembelajaran laboratorium anatomi. ”Saya yakin, setiap fakultas kedokteran pasti memiliki kadaver,” kata Agung.
Meski demikian, Agung menyebut, mekanisme penanganan kadaver harus dilakukan dengan lebih baik agar tidak menimbulkan persepsi yang berbeda di tengah masyarakat. Polisi sebelumnya menggeledah Kampus Unpri di Jalan Sampul, Medan, Senin (11/12) malam.
Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara Inspektur Jenderal Agung Setya Imam Effendi di Medan, Kamis (7/11/2023).
Mereka masuk ke kampus setelah beredar video di media sosial yang menyebut ada jenazah di sebuah bak biru di lantai 9 di dekat area parkir. Penggeledahan dilanjutkan pada Selasa dan polisi menemukan lima jenazah.
Saat itu, Polrestabes Medan menyebut menemukan lima mayat tanpa identitas meskipun pihak kampus sudah menjelaskan jenazah itu adalah kadaver. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih mendalam, polisi menyimpulkan lima jenazah itu adalah kadaver untuk media pembelajaran di laboratorium anatomi.
Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Unpri Kolonel (Purn) Susanto sebelumnya menyebut, mereka sangat keberatan atas penggeledahan yang dilakukan penyidik Polrestabes Medan. Apalagi, setelah penemuan lima jenazah kadaver, penyidik sempat meminta agar kampus dikosongkan dan dipasang garis polisi.
Susanto menjelaskan, FK Unpri memiliki laboratorium anatomi atau ilmu urai sejak 2008. ”Sejak saat itu, laboratorium anatomi mengadakan lima kadaver sebagai media belajar yang terdiri dari empat laki-laki dan satu perempuan,” kata Susanto.
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Unpri Kolonel (Purn) Susanto memberikan keterangan tentang lima kadaver atau mayat diawetkan di kampusnya di Universitas Prima Indonesia, Jalan Sampul, Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/12/2023).
Dokter Forensik dan Medikolegal, Asan Petrus, mengatakan, kadaver adalah media pembelajaran yang sangat umum digunakan di laboratorium anatomi Fakultas Kedokteran. Adanya jenazah di Kampus Unpri menimbulkan persepsi bermacam-macam karena tidak ada penjelasan komprehensif kepada masyarakat sejak video di media sosial beredar. ”Apalagi, dalam budaya Indonesia, jenazah itu sesuatu yang menakutkan,” kata Asan.
Kami tidak akan bisa jadi dokter kalau tidak belajar dari kadaver.
Asan menyebut, kadaver umumnya adalah jenazah yang tidak ditemukan keluarganya atau biasa disebut Mr X. Namun, harus ditunggu dulu selama satu tahun baru jenazah bisa disiapkan menjadi kadaver. Jenazah yang telah diawetkan ini digunakan untuk pengenalan anatomi manusia. ”Kami tidak akan bisa jadi dokter kalau tidak belajar dari kadaver,” kata Asan.
Asan menyebut, kadaver harus diperlakukan dengan baik, tidak boleh sembarangan. Kadaver disimpan di dalam bak berisi cairan pengawet, yakni formalin, di laboratorium anatomi Fakultas Kedokteran. Ada juga yang diletakkan di meja laboratorium dengan ditutup kain yang telah diberi formalin. Peletakan bak kadaver di dekat area parkir seperti yang diduga terjadi di Unpri dinilai tidak tepat.