Jokowi Resmikan Pasar Induk Among Tani, Warga Berharap Omzet Meningkat
Presiden Jokowi meresmikan Pasar Induk Among Tani Kota Batu, Jawa Timur. Para pedagang berharap ekonomi semakin bergerak.
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Pasar Induk Among Tani Kota Batu, Jawa Timur, diresmikan Presiden Joko Widodo, Kamis (14/12/2023). Para pedagang berharap perdagangan semakin ramai di wilayah ini.
Presiden menyampaikan bahwa pasar yang mulai dibangun sejak tahun 2021 tersebut merupakan pasar terbesar di Republik Indonesia. "Saya melihat ini adalah pasar terbesar yang pernah saya lihat di Republik Indonesia ini. Menempati 3,4 hektare, gedungnya sangat megah berlantai tiga, semuanya ditata," katanya saat meresmikan Pasar Among Tani.
Hadir pula Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuldjono, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Penjabat Wali Kota Batu Aries Agung Paewai.
Pasar induk ini mampu menampung hingga 2.700 kios dan los yang tertata rapi sebagai tempat untuk berdagang.
"Saya tadi sepintas masuk ditata kiosnya sangat bagus, ditata los-nya juga sangat bagus, untuk kuliner dan makanan juga disendirikan," tambah Presiden.
"Saya tadi sepintas masuk ditata kiosnya sangat bagus, ditata los-nya juga sangat bagus, untuk kuliner dan makanan juga disendirikan"
Keberadaan pasar tersebut diharap mampu meningkatkan kesejahteraan para pedagang di Kota Batu. "Ini akan menjadi pasar yang bersih, pasar yang tertata rapi, tempat parkirnya juga sangat luas, sehingga kita harapkan pedagang makin laris, makin sejahtera," katanya.
Proyek strategis
Direktur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti menjelaskan pembangunan Pasar Induk Among Tani Kota Baru ini merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gresik – Bangkalan – Mojokerto – Surabaya – Sidoarjo – Lamongan, Kawasan Bromo – Tengger – Semeru serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan.
"Bangunan pasar modern ini sudah memenuhi konsep Bangunan Gedung Hijau, sudah tersedia TPS, pengolahan limbahnya, dan penghijauannya. Diharapkan pasar ini dapat meningkatkan perekonomian lokal serta menjadi daya tarik wisatawan di Kota Batu," kata Diana dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas, Kamis (14/12/2023).
"Bangunan pasar modern ini sudah memenuhi konsep Bangunan Gedung Hijau, sudah tersedia TPS, pengolahan limbahnya, dan penghijauannya. Diharapkan pasar ini dapat meningkatkan perekonomian lokal serta menjadi daya tarik wisatawan di Kota Batu"
Pembangunan dikerjakan oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Timur Direktorat Jenderal Cipta Karya dengan meningkatkan kualitas bangunan pasar sebagai pasar modern yang berbasis Bangunan Gedung Hijau. Selain itu juga dilakukan peningkatan kuantitas bangunan pasar dengan daya tampung 2.630 unit, terdiri dari 1.716 kios dan 914 los.
Bangunan Pasar Induk Among Tani terdiri atas tiga lantai di atas lahan seluas 34.060 meter persegi dengan luas bangunan seluas 34.042 meter persegi. Lantai satu menjadi zona basah, lantai kedua zona kering, dan lantai ketiga menjadi zona makanan dan kuliner.
Revitalisasi ini menggunakan APBN tahun 2021-2023 sebesar Rp 166,7 miliar. Adapun pembangunan mencakup bangunan utama pasar dan fasilitas penunjangnya seperti rumah pompa dan GWT, rumah gardu, kantor metrologi, pos security, TPS, saluran drainase, pagar keliling, dan lansekap. Pasar ini juga dilengkapi eskalator, tangga darurat dan jalur pejalan kaki yang ramah difabel (ramp difabel).
“Setelah masuk bangunan baru ini dengan tatanan baru, dengan konsep baru, alhamdulillah semua terakomodir dengan baik, pembeli nyaman akhirnya pendapatan meningkat”
Para pedagang pun berharap revitalisasi akan membawa semakin banyak pengunjung dan perdagangan semakin ramai. Salah satu pedagang buah Johan Bambang Irawan yang telah berdagang sejak tahun 2001 menilai ada perbaikan kenyamanan. “Setelah masuk bangunan baru ini dengan tatanan baru, dengan konsep baru, alhamdulillah semua terakomodir dengan baik, pembeli nyaman akhirnya pendapatan meningkat,” ujar Johan.
Dia juga berharap agar ke depannya kegiatan perekonomian di pasar tempat dirinya berjualan tersebut dapat terus meningkat.
Pedagang sayuran yang juga sudah 30 tahun berdagang di Pasar Among Tani Musyarofah juga menilai Pasar Among Tani lebih tertata dibanding sebelumnya.
“(Dulu) dibilang layak ya gimana, dibilang gak layak kita juga bermukimnya di sini—mencari nafkahnya di sini, memang bagusan sekarang saya akui lebih baik, lebih bagus, lebih tertata dengan rapi, kalau dulu istilah orang Jawa semrawut,” ujarnya.
Dia juga berharap penjualan para pedagang di sana terus meningkat. (INA)