logo Kompas.id
NusantaraMenanti Cipratan Rezeki di...
Iklan

Menanti Cipratan Rezeki di Tengah Pesta Demokrasi

Para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di Jawa Timur turut kecipratan rezeki kendati tak sebesar saat Pemilu 2019 lalu.

Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
· 4 menit baca
Salah satu warga melihat contoh produk kaus Pemilu 2024 bergambar calon presiden dan wakil presiden di Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (6/12/2023). Pesanan kaus pemilu meningkat, tetapi tidak seramai pada Pemilu 2019.
KOMPAS/RUNIK SRI ASTUTI

Salah satu warga melihat contoh produk kaus Pemilu 2024 bergambar calon presiden dan wakil presiden di Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (6/12/2023). Pesanan kaus pemilu meningkat, tetapi tidak seramai pada Pemilu 2019.

Masa kampanye pemilihan umum presiden dan legislatif 2024 berpotensi meningkatkan permintaan alat peraga seperti kaus, kipas, baliho, poster, kalender, topi, dan korek api. Para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di Jawa Timur pun turut kecipratan rezeki kendati tak sebesar saat Pemilu 2019 lalu.

Sejumlah kaus bergambar salah satu pasangan calon presiden-wakil presiden berada di gantungan baju di kantor UD Aneka Jaya, Sidoarjo, Rabu (6/12/2023). Barang itu sengaja dipajang sebagai produk contoh. Adapun produk aslinya sudah selesai diproduksi, bahkan sudah dibagikan kepada konstituen.

Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kunjungi Halaman Pemilu

”Hingga hari ini total sekitar 60.000 lembar kaus pesanan kontestan Pemilu 2024 yang sudah terselesaikan. Semoga segera menyusul pesanan baru agar usaha kecil seperti kami bisa turut ’berpesta’,” ujar Hendri Prakoso, pengusaha sablon kaus di Sidoarjo.

Hendri mengatakan, 60.000 kaus itu terbagi dalam beberapa desain gambar kontestan pemilu. Ada gambar calon presiden dan calon wakil presiden, ada juga gambar calon anggota legislatif. Jenis kaus yang dipesan juga beragam, mulai dari kualitas biasa dengan harga Rp 15.000 per potong.

Baca juga : Peran Industri Kreatif di Masa Pemilu 2024

Ada juga kaus dengan kualitas medium dengan harga Rp 25.000 hingga Rp 35.000 per kaus. Selain itu, kaus kualitas premium dengan harga Rp 50.000 hingga Rp 80.000 per helai. Kualitas bahan menyesuaikan dengan harga, semakin mahal semakin bagus kain yang digunakan.

Hendri menunjukkan contoh produk kaus Pemilu 2024 bergambar calon presiden dan wakil presiden di Sidoarjo, Jatim, Rabu (6/12/2023). Pesanan kaus pemilu meningkat, tetapi tidak seramai pada Pemilu 2019.
KOMPAS/RUNIK SRI ASTUTI

Hendri menunjukkan contoh produk kaus Pemilu 2024 bergambar calon presiden dan wakil presiden di Sidoarjo, Jatim, Rabu (6/12/2023). Pesanan kaus pemilu meningkat, tetapi tidak seramai pada Pemilu 2019.

Hendri berharap perusahaannya kembali mendapatkan pesanan kaus di momen Pemilu 2024. Beragam jalan dia tempuh, seperti menghubungi para pelanggan lama. Meski sangat berharap mendapat pesanan, pemilik usaha yang mempekerjakan 26 karyawan ini tidak sembarangan memilih mitra.

”Hanya melayani caleg yang sudah kenal dengan baik. Untuk caleg yang belum kenal, minimal harus bayar uang muka sebesar 80 persen, baru saya kerjakan,” kata Hendri.

Kebijakan itu dia terapkan karena tak ingin mengulang pengalaman pahit pada momen pemilu tahun-tahun sebelumnya. Hendri mengatakan, banyak caleg yang tidak menyelesaikan pembayarannya dengan baik ketika mereka gagal terpilih dalam pileg.

Selain potensi gagal bayar, tantangan bisnis dalam Pemilu 2024 ini, menurut dia, adalah ketatnya persaingan pelaku usaha kecil dengan pengusaha besar. Banyak pabrikan besar yang memproduksi kaus pemilu dengan harga sangat kompetitif.

Iklan

Baca juga : Pemilu 2024 Tak Beri Efek ke Industri Garmen dan Tekstil Dalam Negeri

Oleh karena itulah, ia berharap para kontestan Pemilu 2024 melirik pelaku UMKM agar mereka kecipratan rezeki di tengah pesta demokrasi lima tahunan ini. Sebab, menurut pemilik tempat usaha dengan kemampuan produksi 10.000-20.000 lembar setiap hari tersebut, geliat bisnis kaus Pemilu 2024 masih kurang gereget dibandingkan Pemilu 2019 lalu.

Mobil bak terbuka memuat bendera partai peserta pemilu saat Kirab Pemilu 2024 melintas di Jalan Darmo, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (9/5/2023). Kirab membawa bendera Merah Putih dan pataka KPU yang baru tiba dari Kalimantan Timur untuk kemudian dibawa berkeliling ke 38 kabupaten/kota di Jawa Timur.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Mobil bak terbuka memuat bendera partai peserta pemilu saat Kirab Pemilu 2024 melintas di Jalan Darmo, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (9/5/2023). Kirab membawa bendera Merah Putih dan pataka KPU yang baru tiba dari Kalimantan Timur untuk kemudian dibawa berkeliling ke 38 kabupaten/kota di Jawa Timur.

Kurang bergeliatnya bisnis kaus pemilu pada tahun ini juga dirasakan oleh Sugiharto, pemilik usaha Konveksi99SUB di Surabaya. Di pemilu kali ini, dia telah mengerjakan pesanan mulai dari 200 lembar, 500 lembar, hingga 1.000 lembar kaus.

”Namun, hingga saat ini pesanan yang diterima belum sesuai harapan. Jauh lebih ramai Pemilu 2019 lalu,” ucap Sugiharto yang mampu memproduksi 1.000-1.500 lembar kaus setiap hari.

Hanya melayani caleg yang sudah kenal dengan baik. Untuk caleg yang belum kenal, minimal harus bayar uang muka sebesar 80 persen, baru saya kerjakan.

Ia mengaku banyak menerima pesanan sebelum penetapan pasangan calon presiden dan wakil presiden. Setelah itu, pesanannya sepi. Dia menyinyalir pemesanan produk kaus pemilu sudah dikuasai industri besar sehingga pelaku UMKM kurang kecipratan rezeki.

Oleh karena itulah, pihaknya berharap para kontestan pemilu bisa memperhatikan pelaku UMKM agar bisa turut serta menikmati manisnya pesta demokrasi lima tahunan. Apalagi, pemesanan alat peraga kampanye pada usaha kecil juga bisa menciptakan lapangan pekerjaan di masyarakat.

Calon wali kota Machfud Arifin dari pasangan calon nomor urut dua membubuhkan tanda tangan saat Deklarasi Kampanye Damai di Hotel Singgasana, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (26/9/2020). Deklarasi yang diselenggarakan KPU Kota Surabaya itu dilakukan untuk menuntut komitmen pasangan calon agar tetap menjaga pemilu yang aman dan damai.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Calon wali kota Machfud Arifin dari pasangan calon nomor urut dua membubuhkan tanda tangan saat Deklarasi Kampanye Damai di Hotel Singgasana, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (26/9/2020). Deklarasi yang diselenggarakan KPU Kota Surabaya itu dilakukan untuk menuntut komitmen pasangan calon agar tetap menjaga pemilu yang aman dan damai.

”Sebab, pelaku UMKM akan mengajak warga di lingkungan sekitarnya untuk bekerja,” ujar pelaku usaha yang mempekerjakan tujuh tetangganya ini.

Pertumbuhan ekonomi

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Jawa Timur Dody Zulverdi mengatakan, Pemilu 2024 bisa menjadi salah satu faktor pemacu pertumbuhan ekonomi di ”Bumi Majapahit” pada triwulan IV-2023 ini. Hal itu terjadi karena adanya peningkatan konsumsi rumah tangga pada masa safari politik.

”Selain itu, terjadi peningkatan konsumsi pemerintah yang didorong oleh optimalisasi penyelesaian anggaran untuk berbagai kegiatan menjelang Pemilu 2024,” ujar Dody, Selasa (12/12/2023).

Baca juga : Jika Pemilu Dua Putaran, Industri MICE Hadapi Dampak Berkepanjangan

Kontribusi Pemilu 2024 terhadap kinerja pertumbuhan ekonomi tentu akan semakin signifikan apabila pelaku UMKM benar-benar kecipratan rezeki. Setidaknya mereka bisa turut mencicipi manisnya pesta demokrasi di tengah ancaman krisis global.

Editor:
SUSY BERINDRA
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000