Lima jenazah di Universitas Prima Indonesia adalah kadaver atau mayat diawetkan untuk media pembelajaran fakultas kedokteran. Kampus sesalkan langkah polisi yang menggeledah laboratorium karena keberadaan kadaver itu.
Oleh
NIKSON SINAGA
·4 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Pihak Universitas Prima Indonesia, Medan, menyesalkan langkah Kepolisian Resor Kota Besar Medan yang menggeledah paksa Laboratorium Fakultas Kedokteran Unpri untuk memeriksa kadaver atau mayat manusia yang diawetkan. Polisi melakukan penggeledahan setelah ada informasi di media sosial tentang adanya mayat di kampus itu. Kadaver merupakan media pembelajaran di FK.
”Kami sangat menyesalkan tindakan oknum polisi dari Polrestabes Medan yang mendatangi Unpri (Universitas Prima Indonesia) pada malam hari, mendesak penggeledahan di kampus,” kata Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Unpri Kolonel (Purn) Susanto, Rabu (13/12/2023), dalam keterangan melalui video resmi Unpri.
Susanto mengatakan, sejumlah petugas kepolisian dari Polrestabes Medan mendatangi kampus Unpri di Jalan Sampul, Medan, Senin malam lalu. Mereka memaksa masuk ke kampus meskipun pihak kampus tidak memberi izin karena tidak ada surat izin penggeledahan.
Dengan alasan keadaan mendesak dari kepolisian, pihak kampus akhirnya mengizinkan mereka masuk. ”Malam itu tidak ada dari pihak kampus yang mendampingi, tetapi mereka tetap memaksa masuk. Tidak didapati apa pun saat itu,” kata Susanto.
Esok harinya, petugas dari Polrestabes Medan kembali datang untuk menggeledah kampus Unpri. Pihak kampus pun mempersilakan. Namun, Unpri menolak ketika polisi meminta kampus dikosongkan. Bahkan, polisi mengancam memasang garis polisi. ”Kami sangat keberatan karena sedang berlangsung proses pembelajaran kuliah, praktikum, dan ujian,” lanjutnya.
Susanto menyebut, pernyataan Polrestabes Medan kepada publik tentang temuan lima mayat tanpa identitas di kampus Unpri, tanpa penjelasan komprehensif, telah menimbulkan persepsi dan berita yang salah di tengah masyarakat. Polisi tidak menjelaskan bahwa mayat itu merupakan kadaver sebagai media pembelajaran mahasiswa fakultas kedokteran (FK).
”Berita simpang siur menyebut ditemukan dua mayat korban pembunuhan di lingkungan kampus Unpri. Dengan tegas saya nyatakan tidak ada kasus pembunuhan,” katanya.
Ia menjelaskan, FK Unpri memiliki laboratorium anatomi atau ilmu urai sejak 2008. Sejak saat itu, laboratorium itu sudah mengadakan lima kadaver sebagai media belajar yang terdiri atas empat laki-laki dan satu perempuan.
Susanto menyebut, setiap FK di Indonesia memiliki kadaver sebagai media pembelajaran. Pengadaan kadaver dilakukan sesuai aturan. ”Kami meminta Kapolda Sumut menindak oknum yang bertindak sewenang-wenang di Unpri,” ujarnya.
Dosen mata kuliah Anatomi di Unpri, Ali Napiah Nasution, mengatakan, dia mendampingi penyidik Polrestabes Medan dan Polda Sumut saat penggeledahan kampusnya. Polisi meminta kelima kadaver itu dikeluarkan dari bak pengawet dan dijejerkan di meja anatomi di laboratorium anatomi.
Setelah diperiksa, lima kadaver itu dikembalikan lagi ke bak pengawet di lab anatomi. ”Saya tegaskan, kadaver tersebut berada di FK Unpri dan digunakan sebagai media belajar praktikum anatomi sejak tahun 2008. Setiap FK di Indonesia pasti memiliki kadaver di laboratorium anatomi,” kata Ali.
Kepala Bidang Humas Polda Sumut Komisaris Besar Hadi Wahyudi mengatakan, penyidik Polrestabes Medan menggeledah kampus Unpri setelah beredar video yang meresahkan masyarakat tentang adanya mayat di lantai 9 Unpri. Video itu menunjukkan ada mayat di sebuah bak. Mereka lalu menggeledah kampus Unpri untuk memastikan informasi itu.
”Kami ingin mendapatkan keterangan jelas terkait jenazah itu. Kalau memang itu kadaver, tinggal disampaikan saja kepada penyidik secara terbuka dan komprehensif supaya tidak memunculkan kegaduhan di publik,” kata Hadi.
Hadi mengatakan, polisi memproses penyelidikan untuk mendapat informasi dari pihak kampus dan informasi tambahan lain. ”Yang jelas, video yang beredar kami tindak lanjuti. Dugaan awal betul ada jenazah yang tersimpan di Unpri,” ucapnya.
Namun, saat ditanya perihal awal mula video beredar, ia menjelaskan, video disebarkan oleh seorang mahasiswa Unpri. Namun, pihaknya memastikan tidak akan menyelidiki lebih lanjut lagi kasus ini.
Sebelumnya, Pejabat Sementara Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Medan Komisaris Teuku Fathir menyebut, mereka menggeledah kampus Unpri dan menemukan lima jenazah tanpa identitas di lantai 15 kampus Unpri. Kelima jenazah terdiri dari empat laki-laki dan satu perempuan.
”Kami meminta kejelasan dari pihak kampus untuk memastikan asal jenazah itu dari mana, identitasnya, dan kenapa bisa ada di dalam kampus,” ujar Fathir.