Revitalisasi terminal dinilai penting untuk kenyamanan pengguna transportasi darat. Selain itu, terminal juga harus siap menghadapi lonjakan penumpang.
Oleh
NINA SUSILO, KRISTI DWI UTAMI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo meresmikan tiga terminal tipe A, Rabu (13/12/2023), dari Salatiga, Jawa Tengah. Pembangunan sarana prasarana transportasi dinilai sangat terasa manfaatnya ketika terjadi lonjakan penumpang seperti saat libur akhir tahun atau saat libur hari raya Idul Fitri.
Ketiga terminal yang diresmikan adalah Terminal Tipe A Tingkir Salatiga, Terminal Tipe A Paya Ilang, Kabupaten Aceh Tengah, dan Terminal Tipe A Anak Air, Kota Padang. Dalam peresmian ini, Presiden Jokowi didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Penjabat Gubernur Jateng Nana Sudjana.
Presiden Jokowi menilai pembangunan sarana prasarana transportasi sangat penting untuk meningkatkan konektivitas antarkota, antardaerah, dan mendukung mobilitas masyarakat. Tidak hanya itu, kenyamanan pengguna transportasi darat juga bisa ditingkatkan.
”Sarana prasarana transportasi semakin dirasakan pentingnya, terutama saat terjadi lonjakan penumpang. Kalau pas enggak banyak penumpangnya, enggak terasa. Tapi, kalau pas ada lonjakan penumpang, akan terasa (manfaatnya),” ujar Presiden.
Ketiga terminal ini tidak lagi dikelola pemerintah daerah, tetapi sudah diserahkan kepada Kementerian Perhubungan. Karena itu, revitalisasi dilakukan sesuai kebutuhan setempat.
Presiden pun menilai terminal-terminal sangat modern karena dilengkapi fasilitas yang nyaman. Fungsinya pun tidak hanya untuk naik turun penumpang, tetapi juga sebagai pusat perbelanjaan, pusat kegiatan UMKM, pusat kegiatan sosial, dan untuk mengintegrasikan beragam moda transportasi lain.
Terminal Tingkir juga dibangun dengan konsep beragam kegunaan. Karena itu, terdapat tempat untuk bekerja (working space), hotel, pusat perbelanjaan, pusat pelayanan masyarakat, kegiatan UMKM, dan integrasi antarmoda.
Revitalisasi yang dimulai Februari 2020 pun mencakup bangunan terminal, fasilitas terminal, kantor terminal, kios makanan (foodcourt), kios agen, area parkir, kedatangan dan pemberangkatan bus AKAP dan AKDP, ruang tunggu penumpang, area parkir kendaraan pribadi, ruang genset, pos jaga, gate entrance mushala, meubelair, infrastruktur dan landscape, pengaspalan jalan lingkungan, penghijauan, dan lampu penerangan jalan.
Untuk Terminal Tingkir yang akan melayani 235 bus, baik AKAP dan antarkota dalam provinsi (AKDP) per hari, anggaran revitalisasi mencapai Rp 34,8 miliar. Revitalisasi Terminal Paya Ilang yang melayani 91 bus AKAP dan AKDP per hari memakan biaya Rp 22 miliar. Adapun Terminal Anak Air yang melayani 109 bus perhari, anggaran yang dihabiskan mencapai Rp 94,8 miliar.
Terminal Tingkir lokasinya di ruas Jalan Raya Solo-Salatiga atau tepatnya di Jalan Soekarno Hatta Tingkir Tengah Salatiga. Luas terminal sekitar 10.329 meter persegi dan luas bangunan 1.700 meter persegi.
”Sarana prasarana transportasi semakin dirasakan pentingnya, terutama saat terjadi lonjakan penumpang. Kalau pas enggak banyak penumpangnya, enggak terasa. Tapi, kalau pas ada lonjakan penumpang, akan terasa (manfaatnya).”
Di Terminal Tingkir, menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, terdapat tempat pameran usaha mikro, kecil, dan menengah. Selain itu, pemerintah juga menyiapkan satu ruang serbaguna yang dipakai untuk menunjang aktivitas masyarakat. Hal itu dilakukan untuk menarik minat masyarakat menggunakan transportasi massal.
”Kami juga mengharapkan, kalau bisa terminal ini menjadi transit oriented development. Lalu, operator angkutan darat juga kami imbau mereka harus bersih dan tepat waktu supaya menarik. Kemudian, mereka harus mau mengintegrasikan sistem sehingga pembelian (tiket) bisa dilakukan secara online," ucap Budi.
Sementara itu, pengamat transportasi dari Universitas Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno, menilai, sebelum diperbaiki, Terminal Tingkir merupakan salah satu terminal yang kondisinya cukup ramai. Keterhubungan dengan angkutan umum di terminal itu juga dinilai cukup banyak.
”Banyak bus AKAP dan AKDP yang singgah di Terminal Tingkir. Selain itu, angkutan perdesaan juga masih banyak yang beroperasi melayani warga Kota Salatiga, Kabupaten Semarang, bahkan Grobogan yang banyak beraktivitas ke wiilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Setelah turun dari bus AKAP atau AKDP, mereka bisa pulang ke desa atau wilayahnya masing-masing dengan angkutan perdesaan,” kata Djoko.
Menurut Djoko, pemerintah pusat perlu membantu Pemerintah Kota Salatiga untuk menyiapkan angkutan perkotaan dengan sistem buy the service atau pembelian layanan. Saat ini program itu telah dikembangkan oleh Kementerian Perhubungan di 11 kota. Ke depan, pemerintah pusat diharapkan bisa memberikan bantuan teknis dan operasional ke Kota Salatiga. ”Pemerintah Kota Salatiga sudah mulai membenahi beberapa terminal tipe c yang mereka miliki, yang nantinya kalau ada Trans-Salatiga itu bisa beroperasi penuh,” katanya.
Sudah beroperasi
Terminal Paya Ilang yang berlokasi di Kampung Lemah Burbana, Bebesan, Aceh Tengah, sudah dioperasikan sejak 7 Januari 2022. Terminal sudah sesungguhnya beroperasi sejak 2011 ini memiliki konsep terminal terpadu yang memadukan terminal bagi AKAP, AKDP, hingga angkutan desa.
”Pemerintah Kota Salatiga sudah mulai membenahi beberapa terminal tipe c yang mereka miliki, yang nantinya kalau ada Trans-Salatiga itu bisa beroperasi penuh.”
Setelah peralihan pengelolan dari Dinas Perhubungan Aceh Tengah ke Kementerian Perhubungan, seperti ditulis di laman Dinas Perhubungan Aceh, 11 Februari 2022, fasad bangunan berubah. Selain itu, kini tersedia pula fasilitas loket terpadu, loket ekspedisi, ruang ibadah, ruang ibu dan anak, ruang menyusui/laktasi, hingga ruang tunggu yang nyaman.
Sementara revitalisasi Terminal Anak Air yang terletak di Anak Aia, Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat, sesungguhnya sudah selesai sejak 2020. Pada 2020, sudah ada enam terminal tipe A yang selesai direvitalisasi, salah satunya Terminal Anak Air Kota Padang (Kompas.id, 1 Desember 2020). Setelah revitalisasi rampung, Kementerian Perhubungan kemudian menawarkan kerja sama dengan pelaku usaha untuk berkegiatan komersial di terminal-terminal tersebut. Setelah revitalisasi, terminal ini dioperasikan mulai 23 Desember 2021.